Menurut KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha), ketika ada seseorang yang masuk neraka maka ia masih dimungkinkan bisa berdzikir kepada Allah Saw dan pindah cepat ke surga meskipun waktu penyiksaannya belum usai. Logika sederhana yang digunakan Gus Baha, sebab jika teriak kesakitan saja bisa ketika di neraka maka berdzikir juga bisa. Selain itu, seseorang bisa masuk ke surga dan neraka tergantung Allah.
Gus Baha mengatakan dalam kitab Ihya Ulumuddin ada sebuah kisah menarik tentang dua orang di neraka yang terus berdzikir dengan lafadz “Ya Hannan Ya Mannan”. Keduanya sudah lama tinggal di neraka. Kegiatan dzikir ini menarik perhatian Allah, kemudian Allah menyuruh malaikat memanggil dua orang tersebut.
Dikatakan Gus Baha, kedua yang dzikir kepada Allah ini dibawa ke hadapan Allah dengan keadaan masih dikerangkeng. Lalu Allah bertanya, “Bagaimana neraka menurutmu?”
Salah satunya menjawab, “Walah Gusti, neraka kok ditanyakan ya sudah pasti tidak karu-karuan, sungguh tempat yang sangat buruk Gusti”. Setahu saya tidak ada tempat yang lebih buruk dari neraka.”
Kemudian Allah berfirman, “Ya sudah sana kembali ke neraka!” perintah Allah pada orang tersebut.
Orang ini kemudian berlari menuju neraka. Bahkan sangat semangat kembali menuju neraka. Sikap orang ini aneh, sehingga Allah memanggilnya lagi, “Loh kamu semangat sekali kembali ke neraka?”
Dengan santai orang tersebut menjawab, “Saya sudah kapok Gusti. Saya menyesal dulu saat di dunia, saya ini lamban dalam melaksanakan perintahmu. Gara-gara itu saya masuk neraka. Saya tidak mau terulang untuk yang kedua kalinya. Mumpung sekarang ada perintah dari-Mu, jadi saya harus semangat, saya tidak mau melewatkan kesempatan melaksanakan perintah-Mu ini.” jawab orang itu.
Karena patuh melaksanakan perintah Allah menuju ke neraka. Akhirnya Allah pun memberikan rahmat kepadanya. “Kalau begitu, sana masuk surga.” kata Allah. Akhirnya ia dimasukkan ke surga oleh Allah.
Allah kemudian bertanya pada orang yang satunya lagi. “Bagaimana neraka menurutmu?”
“Sungguh buruk sekali, Gusti,” jawabnya.
Allah kemudian berfirman, “Ya sudah, sana kembali lagi ke neraka!.” Namun aneh, orang tersebut tambah malas. Tak seperti orang pertama, orang ini kaget dan sangat lamban disuruh ke neraka. Langkahnya tidak semangat, sambil menoleh-noleh.
Allah bertanya padanya, “Kenapa kamu lamban sekali?”
Dengan penuh takdzim ia menjawab, “Saya tidak pernah menyangka kalau bakal disuruh kembali ke neraka. Saya ini sudah Husnudzon (berbaik sangka) tadi dipanggil ke sini untuk dimasukkan ke surga. Karena rahmat Allah sangat luas dan tidak terbatas. Namun ternyata saya salah dan saya malah dimasukkan kembali ke neraka.” jawabnya.
Dengan jawaban itu ternyata Allah memberikan rahmat-Nya dan memasukkan orang ini masuk surga. “Kamu Husnuzon pada-Ku. Tapi aku masih memasukkanmu ke neraka. Kalau begitu, sana masuk surga,” perintah Allah. Akhirnya orang ini pun masuk surga.
Semoga dengan kisah ini bisa mengambil pelajaran bahwa masuk surga dan neraka tergantung pada Allah bukan pada amal ibadah. Keputusan ini adalah hak progatifnya Allah yang tidak bisa didikte. Namun, sebagai hamba Allah, seorang manusia perlu berusaha agar dicintai Allah dan dzikir salah satu usahanya.