tebuireng.co – Apakah mulia Apakah mulia malam kelahiran Nabi dibandingkan malam lailatul qadar? Adalah pertanyaan yang kerap kali terdengar.
Sebab bulan maulid yang merupakan bulan lahirnya Nabi Muhammad, utamanya ketika malam tanggal 12 Rabiul Awwal (malam lahirnya Nabi) menjadi salah satu malam paling meriah, membawa berkah dan dinantikan oleh jutaan umat manusia.
Perihal tersebut, Habib Ahmad Bafagih menjelaskan bahwa malam kelahiran Nabi Muhammad adalah lebih mulia dari pada malam lailatul qadar. Ia Menukil dari kitab karangan Sayid Alwi Al-Maliki yaitu kitab Adz Dzakair Al–Muhammadiyah.
Kitab ini menjelaskan bahwa ada tiga sebab yang menjadi aspek mengapa malam kelahiran NabiMuhamamd lebih mulia dari pada malam lailatul qadar.
Pertama, karena malam kelahiran Nabi Muhammad adalah malam dilahirkannya wujud Nabi Muhammad, sedangkan lailatul qadar ada sebagai pemberian untuknya (Nabi Muhammad).
Kedua, karena yang menjadi salah satu kemuliaan lailatul qadar adalah karena di dalamnya turun banyak malaikat, sedangkan malam kelahiran Nabi Muhammad adalah malam dilahirkannya nabi yang mana tentu lebih mulia dibandingkan turunnya malaikat.
Ketiga, karena malam lailatul qadar ada atas dasar memuliakan umat Nabi Muhammad, sedangkan malam kelahiran Nabi Muhammad adalah cikal bakal dari memuliakan seluruh makhluk karena nabi diutus kepada semua makhluk sebagai Rahmatan lil ‘Alamin.
Habib Ahmad Bafagih juga menjelaskan bahwa Sayidina Abbas, paman nabi yang juga menjadi salah seorang sahabat nabi pernah memuji akan kelahiran nabi.
Dalam syairnya, ia mengungkapkan bahwa berkat lahirnya nabi lah dunia ini diliputi cahaya sehingga umat manusia berada di jalan yang benar. Berikut teks syair pujian Sayidina Abbas kepada Nabi Muhammad:
أنت لما ولدت أشرقت الأرض وضاعت بنورك الأفق فنحن في ذلك الضياء وفي النور وسبل الرشاد نخترق
Ketika engkau terlahir, bersinarlah bumi dan cakrawala karena cahayamu. Dan kami pun selalu selalu berada di tengah cahaya dan jalan petunjuk.
Lahirnya Nabi Muhammad adalah sebuah kegembiraan bagi seluruh umat manusia karena tanpanya dunia tiada bercahaya, kehidupan akan tetap dalam kebodohan yang merajalela, bahkan tak hanya dunia, surga pun tak akan berarti tanpaNya.
Sebagai mana Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi yang mengatakan dalam syairnya:
في جنة ما شاقني من وصفها
الا لكون الحب فيها خيما
Bukan karena keindahan surga dan kemegahannya yang membuatku terlena dan gembira memasukinya tetapi karena di surga terdapat kekasihku Rasulullah SAW.
Alasan malam lahirnya lebih mulia karena Rasulullah adalah sosok agung yang dicintai Allah. Keistimewaan dan kemuliaan telah diberikan Allah kepadanya sehingga siapa yang meneladani dan mengikuti langkahnya akan menjadi orang yang juga dicintai Allah. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman :
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Katakanlah (Muhammad), Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang ( Q.S Ali Imran :31).
Melihat alasan-alasan di atas, maka malam lahirnya nabi lebih mulia dibandinkan malam lailatul qadar.
Walaahua’lam bisshowab
Oleh: Thowiroh