Menyambut pesta demokrasi, Majelis Ulama Indonesia mengajak masyakat Indonesia untuk tidak melakukan Golput dalam pemilu 2024. Melalui ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH M Cholil Nafis mengajak masyakat untuk menggunkaan hak pilihnya pada pemilu yang akan berlangsung pada tahun 2024.
Pesta demokrasi akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024 melalui Pemilihan Umum (Pemilu) serentak, dihari tersebut akan dilaksanakanan bersamaan Pemilu Presiden, Wakil Presiden dan Pemilu Legilatif (Pileg) sedangkan 27 November 2024 akan dilaksanakan pemilihan kepala daerah meliputi pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota dilaksanakan di seluruh daerah pada 27 November 2024.
Melalui website resmi Majelis Ulama Indonesia, Kiai Cholil mengatakan bahwa masyarakat yang memilih golongan putih (Golput) atau tidak memilih pada pemilu hukumnya haram. Bahkan dikarenakan hal ini MUI pernah mengeluarkan fatwa mengenai kewajiban memilih pemimpin.
“Dalam fatwa yang dikeluarkan pada Ijtima Ulama II se-Indonesia pada 2009 menegaskan memilih pemimpin dalam Islam adalah kewajiban untuk menegakkan imamah (kepemimpinan) dan imarah (pemerintahan) dalam kehidupan bersama,” kata Kiai Cholil, Sabtu (16/12/2023).
Kiai Cholil juga memberikan tambahan bahwa masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya disebut tidak bertanggung jawab terhadap jalannya bangsa. Selain itu, Kiai Cholil menekankan mengenai pemilihan presiden dan wakil presiden hendaknya seluruh warga Indonesia harus menggunakan hak pilihnya memilih salah satu dari tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yang maju pilpres 2024.
Terkait hal ini, Kiai Cholil terus mengajak masyarakat tidak Golput dan memperhatikan dalam memilih agar suaranya sah.
“Indonesia tanpa presiden pasti kita kacau. Kacau itu lebih buruk daripada pemimpin yang tidak ideal, karena pemimpin yang tidak ideal itu masih bisa kita kontrol melalui DPR, isu masyarakat masih bisa,” tegasnya.
Kiai Cholil berharap masyarakat bisa menggunakan hak pilihnya untuk bertanggung jawab mencari sosok yang ideal memimpin Indonesia ke depannya. “Jadi pemimpin adalah cermin dari masyarakat. Oleh karena itu, apa pun alasannya tidak boleh tidak memilih di pemilu yang akan datang. Jadi harus memilih,” kata dia menegaskan.
Baca juga: Langkah Cerdas Generasi Z dalam Memilih Pemimpin 2024