Di era digital seperti saat ini, isu kesehatan mental kian menjadi sorotan hangat yang ramai dibicarakan di berbagai platform media sosial. Kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental sering kali masih terabaikan, padahal ini adalah aspek penting dalam kehidupan.
Kemudahan akses internet yang memungkinkan siapa saja untuk terhubung dengan berbagai platform hanya dalam satu klik menjadi salah satu faktor yang memperburuk tekanan mental.
Berdasarkan survei Populix pada tahun 2022 terhadap 1.005 responden berusia 18-54 tahun, banyak orang menyadari bahwa mereka memiliki masalah kesehatan mental.
Gejala yang paling umum meliputi perubahan suasana hati, gangguan kualitas tidur, menurunnya nafsu makan, kecemasan berlebih, pelupa, hingga mudah marah. Ini menegaskan bahwa masalah kesehatan mental bisa terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia atau latar belakang.
Ibnu Sina, seorang filsuf dan ilmuwan Muslim legendaris, meberikan panduan praktis dalam memahami kesehatan mental. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Dr. Fahruddin Faiz dalam sebuah kajiannya di Masjid Jenderal Sudirman Yogyakarta.
Ia menjelaskan bahwa menurut Ibnu Sina, seseorang yang sehat secara mental memiliki empat ciri utama. Pertama, memiliki emosi yang stabil, yakni kemampuan untuk mengendalikan amarah maupun kebahagiaan dengan bijak.
Kedua, memiliki pikiran yang jernih, yakni pikiran yang mampu berfungsi normal dan tidak mudah terdistraksi oleh hal-hal negatif.
Ketigaa, memiliki harmoni antara jiwa dan tubuh: Mental dan fisik berjalan beriringan. Jika jiwa terganggu, tubuh juga cenderung ikut terkena dampaknya.
Keempat, memiliki keseimbangan spiritual dan moralitas. Menurutnya, spiritualitas dan moralitas ibarat fondasi utama dalam membangun jiwa dan tubuh yang sehat.
Ibnu Sina juga membagi unsur manusia ke dalam dua elemen penting. Yakni unsur vegetatif (kebutuhan dasar seperti makan, tidur, dan reproduksi) serta unsur hewani (emosi, gerak, dan indra).
Kesehatan mental, menurutnya, hanya akan tercapai ketika kedua unsur ini berada dalam kendali rasionalitas yang sehat. Jika keseimbangan tersebut terganggu, individu berisiko terjebak dalam perilaku destruktif atau tidak rasional.
Lalu, bagaimana cara menjaga kesehatan mental di era yang penuh tekanan ini? jika melihat dari ciri seseorang yang memiliki kesehatan mental seperti yang dijelaskan Ibnu Sina, maka langkah awal yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mental ketika diterpa tekanan adalah menjaga kejernihan pikiran.
hal tersebut bisa dilakukan dengan memberi waktu istirahat dari rutinitas yang melelahkan. Berjalan-jalan, menikmati hobi, atau sekadar meluangkan waktu untuk diri sendiri bisa menjadi cara sederhana untuk menyegarkan pikiran.
Selain itu, memenuhi kebutuhan spiritual juga penting. Hubungan yang kuat antara individu dan Tuhannya melalui ibadah dapat memberikan ketenangan hati dan membantu meredakan beban pikiran.
Dengan memadukan unsur vegetatif, hewani, dan rasional yang seimbang juga dapat menjadi faktor dalam mencapai kehidupan yang lebih harmonis.
Penulis: Nafisa Izzah
Editor: Thowiroh
Baca juga: Makna Slow Living menurut Fahruddin Faiz