tebuireng.co – Menjaga kesehatan mental dengan menulis merupakan salah satu terapi yang sangat dianjurkan. Karena dengan menulis, seseorang bisa mengeluarkan isi pikirannya. Dalam terapi ini, menulis yang dimaksud yaitu dilakukan secara bebas.
Kesehatan mental akhir-akhir ini menjadi semacam momok bagi kalangan remaja Indonesia. Bukan tanpa sebab, hal ini didukung oleh data yang menunjukan bahwa satu dari tiga remaja Indonesia memiliki gangguan kesehatan mental.
Angka ini setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta merupakan remaja, data ini menurut Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS). Namun, sebelum kita menjaga kesehatan mental, harus tahu dulu apa kesehatan mental itu?
Kesehatan mental ialah keadaan atau kondisi sejahtera dalam diri seseorang, ketika seseorang tersebut mampu menyadari kemampuan yang ia miliki, bekerja produktif, aktif di komunitas atau lingkungannya, dan mampu mengatasi stres dan tekanan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebaliknya, tanda kesehatan mental terganggu yaitu ketika seseorang tidak bisa mengontrol dirinya sendiri atas emosi yang ia rasakan, terganggungnya kemampuan berpikir, dan terganggunya suasana hati.
Isu tentang kesehatan mental mulai banyak disadari oleh berbagai kalangan setelah adanya pandemi. Hal ini disebabkan selama pandemi, remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental terus melonjak jumlahnya.
Gangguan kesehatan mental dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya, proses adaptasi new normal, pembelajaran daring, isolasi sosial, terlalu banyak mengonsumsi berita atau informasi karena lamanya menatap layar, dan penggunaan media sosial.
Meski sudah semakin banyak yang mulai aware dengan kesehatan mental, tentu masih banyak juga yang tidak peduli atau belum mengerti cara menangani atau cara menjaganya. Menjaqga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Mental yang sehat membuat orang bisa berfikir tenang.
Penanganan gangguan kesehatan mental dapat dilakukan menggunakan terapi dengan bantuan profesional atau yang ahli dalam bidangnya. Karena, kesehatan mental bukan sesuatu yang bisa didiagnosis sendiri.
Sedangkan salah satu cara pencegahan gangguan kesehatan mental atau menjaga kesehatan mental adalah dengan menulis. Mengeluarkan beban pikiran lewat tulisan di buku harian atau media lainnya.
Menulis adalah kegiatan menuangkan isi pikiran, ide atau gagasan ke dalam bentuk tulisan. Menulis juga merupakan salah satu bentuk komunikasi melalui tulisan. Menulis memiliki manfaat yang sangat banyak termasuk untuk menjaga kesehatan mental.
Jurnal JMIR Mental Health pernah menerbitkan sebuah penelitian pada tahun 2018 tentang manfaat menulis untuk kesehatan mental. 70 orang dewasa dengan berbagai kecemasan dan kondisi medis, diminta para peneliti untuk menulis selama 15 menit, 3 hari seminggu dalam 3 bulan.
Hasilnya, gejala depresi semakin menurun dan perasaan sejahtera semakin meningkat dirasakan oleh para peserta. Penelitian ini menunjukan bahwa menulis bisa digunakan sebagai terapi pencegahan atau upaya dalam menjaga kesehatan mental.
Langkah awal menulis untuk kesehatan mental adalah dengan menulis jurnal harian (journaling). Tumpahkan segala apa yang dipikiran ke dalam tulisan. Abaikan peraturan atau kaidah bahasa sehingga ketika menulis tidak merasa terhambat dengan tata bahasa.
Memang, menulis bukan hal yang mudah meski sekadar tulisan bentuk jurnal harian atau karangan bebas. Tapi, proses panjang menulis dimulai dari menulis sekarang juga. Apakah Anda ingin menjaga kesehatan mental?
Rindi Andriansah (Cukir, 14/11/2022)