• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Menjaga Kemerdekaan Indonesia

Zainuddin Sugendal by Zainuddin Sugendal
2021-08-20
in Kebangsaan, Pancasila
1
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co– Dalam merayakan kemerdekaan Indonesia kita rakyat Indonesia harus selalu berbenah, kembali ke kebhinekaan dengan berdasarkan Pancasila, tidak melupakan jati diri bangsa yang bermartabat. Dalam melanjutkan dan mengisi kemerdekaan bangsa hal terpenting dilakukan dengan optimis adalah membangun mental bangsa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa di segala bidang kehidupan.

Dalam Pembukaan UUD 1945 disebutkan:“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

Jika kita merenung dan menengok sejarah lampau sebelum Indonesia merdeka betapa keadaan bangsa yang terkungkung oleh jeratan penjajah. Dengan pengorbanan yang berdarah-darah rakyat Indonesia merebut kemerdekaan dari penjajah, perang Diponegoro, peristiwa 10 November, Bandung Lautan Api dan peristiwa lainnya. Ini bukanlah cerita drama film yang diputar untuk menyambut HUT kemerdekaan Indonesia, tapi hal ini adalah fakta sejarah yang sudah sepatutnya dijadikan sebuah pelajaran penting dalam mengisi kemerdekaan.

Baca juga: KH Wahid Hasyim dalam Perjalanan Panjang Kemerdekaan

Sukarno mengatakan bangsa yang besar adalah yang menghargai jasa pahlawannya, bagaimana dengan bangsa Indonesia saat ini, sudahkah menghargai jasa pahlawannya? Kasus korupsi yang kian menjamur di Indonesia adalah sebuah wabah penyakit yang menyerang hampir di seluruh lapisan masyarakat. Lihat saja pejabat-pejabat tinggi pemerintahan, seorang yang terpelajar, mengaku beragama, tak mampu mengisi kemerdekaan Indonesia. Banyak dari mereka terjerat kasus korupsi. Sehingga walaupun Indonesia telah merdeka tetapi masih seperti terjajah, Indonesia belum mampu menciptakan ekonomi yang berdikari tanpa campur tangan pihak asing akibatnya rakyat Indonesia hanya menjadi pembantu di negeri sendiri.

Freeport sebuah perusahaan tambang emas di kabupaten Mimika Propinsi Papua yang hasilnya dikeruk secara besar-besaran oleh perusahaan Amerika, Indonesia hanya mendapatkan royalti penjualan dengan nilai yang sangat rendah yaitu 3,75% dari tiap kilogram emas yang terjual sudah lebih tinggi dari sebelumnya yang hanya 1% saja (detik.com).

Sebagaimana yang dilansir media online Jurnal Parlemen yang menyatakan bahwa berbagai sektor perekonomian telah dikuasai asing antara lain: 95 % air minum, infrastruktur jalan tol 95%, sektor industri farmasi dikuasai asing sebesar 75 % dan industri asuransi 80 %. Ada pula yang hampir seluruhnya atau 99 persen dikuasai asing, yakni sektor keuangan dan perbankan serta sektor perikanan dan kelautan. Indonesia telah merdeka 69 tahun yang lalu, ditandai dengan seremonial pembacaan proklamasi pada 17 Agustus 1945 artinya merdeka dari segala bentuk penjajahan baik secara jasmani, mental, spiritual maupun dalam hal perekonomian sebagaimana yang sudah tertuang dalam pembukaan UUD1945.

Dalam pembukaan UUD 1945, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan” hanyalah sebuah pernyataan tanpa makna sebab dalam kenyataan Indonesia belum merdeka, kemerdekaannya dijual kepada Negara lain. Adanya UU Penanaman Modal disahkan lalu ditindaklanjuti dengan Perpres No. 36 Tahun 2010 sudah melegalkan pihak asing menguasai Indonesia. Sehingga asing bebas mengepakkan sayap menguasai perekonomian Indonesia dengan menerapkan perekonomian liberal di Negara yang berlandaskan Pancasila.

Kemerdekaan yang telah diraih dari perjuangan para pahlawan bangsa tidaklah mudah. Setelah merdeka, generasi bangsa Indonesia dituntut untuk mampu mengisi kemerdekaan. Ironisnya, rasa cinta tanah air para generasi bangsa kini semakin terkikis dan mudah luntur akibatnya terjadi kemunduran. Masalah dilematis bangsa begitu pelik hampir di berbagai sektor, hal pokok dari sekian banyak persoalan bangsa disebabkan oleh mental bangsa yang buruk sehingga hampir hilangnya kejujuran. Korupsi bukan lagi hal tabu, mulai dari lapisan bawah hingga pejabat tinggi.

Berlanjut dengan sengketa pilkada di berbagai daerah yang kemudian memunculkan kasus suap Secara nurani warga bangsa ini sadar tentang kebenaran, tapi mental bangsa selama ini belum pernah dibangun yang menjadikan Indonesia terongrong kemerdekaanya oleh bangsanya sendiri.

Indonesia adalah bangsa yang besar dengan keanekaragamannya, kekayaan alam yang berlimpah, bangsa yang berbudaya, beragama, serta beretika tidak semestinya menjadi Negara yang tertinggal. Dalam merayakan kemerdekaan Indonesia kita rakyat Indonesia berbenah, kembali kebhinekaan dengan berdasarkan Pancasila, tidak melupakan jati diri bangsa yang bermartabat. Dalam melanjutkan dan mengisi kemerdekaan bangsa hal terpenting dilakukan dengan optimis adalah membangun mental bangsa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa di segala bidang kehidupan. Sehingga tidak ada lagi segala bentuk rongrongan dari dalam diri bangsa yang kemudian menjadikan Indonesia sebagai baldatun thoyyibatun wa rob-bul ghofur.

Oleh: Nuzulia, Mahasiswi UW

Tags: IndonesiaIndonesia MerdekaKemerdekaan
Previous Post

Hoax: Daging Babi Berlabel Halal

Next Post

Perma Pendis dan Pendidikan Islam

Zainuddin Sugendal

Zainuddin Sugendal

Next Post
Perma Pendis dan Pendidikan Islam

Perma Pendis dan Pendidikan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng