tebuireng.co- Meningkatkan intensitas ibadah di bulan Ramadan utamanya ketika memasuki sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan merupakan salah satu hal yang dianjurkan.
Sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw, yakni ketika telah memasuki sepuluh terakhir dari bulan Ramadan maka nabi akan melaksanakan ibadah dengan lebih intens dari pada biasanya. Tidak hanya dari segi kuantitas namun juga kualitas.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam banyak hadis yang menjelaskan bagaimana ibadah Nabi ketika memasuki sepuluh akhir di bulan Ramadan. Salah satunya adalah hadis riwayat Imam Bukhari
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي يَعْفُورٍ عَنْ أَبِي الضُّحَى عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ رَضِيَ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِنْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin ‘Abdullah, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abu Ya’fur dari Abu Adh-Dhuha dari Masruq dari ‘Aisyah radhiallahu’anha berkata, “Nabi bila memasuki sepuluh akhir (dari bulan Ramadan), Ia mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya dengan beribadah dan membangunkan keluarganya” (HR.Bukhari)
Hal tersebut menandakan antusias Nabi dalam melaksanakan berbagai ibadah ketika memasuki sepuluh akhir bulan Ramadan. Utamanya ketika malam hari, Nabi sangat memaksimalkan waktu tersebut untuk beribadah. Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad juga disebutkan
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ
“Rasulullah sangat bersungguh-sungguh (beriktikaf) pada sepuluh hari terakhir, tidak seperti kesungguhan beliau pada selainnya” (HR.Ahmad)
Mengenai hadis tersebut Syaikh Al-Mula Ali Al-Qory menjelaskan bahwa yang dimaksud bersungguh-sungguh melebihi hari yang lain adalah:
رجاء أن يكون ليلة القدر فيه أو للاغتنام في أوقاته والاهتمام في طاعته وحسن الاختتام في بركاته
“Kemungkinan besarnya, beliau (Nabi Muhammad) berharap mendapatkan lailatul qadar di dalamnya atau menggunakan waktu-waktu itu dengan sebaik mungkin dan memperhatikan ketaatan di dalamnya serta kebaikan akhir pada berkahnya.”
Memang malam lailatul qadar sendiri tidak dijelaskan kapan daangnya. Namun tanda-tandanya bisa dirasakan seperti mengalami ketentraman jiwa dan alam raya tampak tenang. Selain itu, menurut pendapat ulama malam lailatul qadar terjadi pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir puasa Ramadhan tersebut.
Wallahua’lambisshowab