tebuireng.co – Mengibarkan Nahdlatul Ulama di Inggris kita mulai dari dari Oxford. Beberapa waktu lalu saya silaturahmi bersama teman-teman di Oxford, United Kingdom.
Kami memilih Oxford sebagai titik kumpul silaturahmi karena memang ada agenda–pembahasan besar–untuk merangkai jejak panjang khidmah Nahdlatul Ulama (NU) di Inggris Raya.
Saya sekeluarga bersama Mas Abid Abid Abdurrahman Adonis, Mas Rosyid Jazuli, Mas Gus Abdurrohman Apif. Ketiganya orang-orang hebat di bidang masing-masing.
Mas Abid Adonis merupakan santri hebat. Ia cucu kiai besar di Jawa Timur. Keluarganya punya jaringan besar di beberapa kota/kabupaten Jawa Timur.
Nah, menariknya, Mas Abid Adonis ini sekarang kuliah PhD di Oxford University. Ia ambil bidang riset terkait Digital Sovereignty. Setelah sebelumnya, ia menyelesaikan dua master sekaligus: satu di Science-Po Paris dan LSE London.
[bctt tweet=”NU di Inggris” username=””]
Jadi jelasnya, Mas Abid membuktikan bahwa Santri bisa kuliah PhD di Oxford. Santri jika memiliki kemauan kuat dan diberikan kesempatan maka akan bisa hebat dalam berbagai hal.
Kawan karib berikutnya Mas Rosyid Jazuli. Ia kuliah PhD bidang public policy di UCL London. Ini kampus terbaik di bidang kebijakan publik di Inggris Raya. Ia sedang riset bidang manajemen energi di Indonesia. Nggak main-main risetnya. Ia membahas terkait uang negara ribuan triliun terkait energi.
Sebelumnya, Mas Rosyid kuliah di New Zealand dan jadi Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di negeri itu. Sekarang, kami mempercayakan satu pekerjaan besar untuk dia kelola. Semoga dalam satu dua tahun mendatang bisa kelihatan wujudnya, dan berdampak luas di Indonesia, Inggris Raya dan Eropa.
Satu lagi, Gus Apif. Ia seorang Gus darah hijau, yang mengelola Pesantren Al-Mizan di Banten. Jaringan pesantren yang dikelola keluarganya luas sekali di kawasan Jawa Barat dan Banten.
Baca Juga: Atlet Muslim Inggris
Kini, bersama istrinya, Gus Apif sedang kuliah di University of Birmingham. Kampus terbaik di bidang social science dan teology di Inggris.
Nah, Gus Apif ini kami percaya untuk mengkonsolidasi program Maulid Akbar se-Inggris Raya yang akan dilaksanakan pada tahun ini. Kami bekerjasama dengan banyak masjid-masjid yang dikelola British Muslim, Minhaj Foundation dan beberapa jaringan. Semoga berkah.
Di luar ketiganya, masih ada puluhan kader NU hebat-hebat di Inggris yang sudah jadi saintis, periset, dosen, juga para professional di lintas bidang yang siap mengibarkan Nahdlatul Ulama di Inggris.
Lah, kalau saya?
Saya ini, kalau pinjam istilahnya Mas Najib Azca sebagai ‘bolo dupak‘.
Saya bertugas agar memastikan orang-orang hebat itu berkumpul, agar para experts NU di Inggris Raya dan berbagai negara lain bisa terkonsolidasi. Saya bagian menemani mereka ngopi, makan-makan dan jagong santai.
Lha wong Kang Savic Ali aja Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bagian makan-makan, ya saya mengikuti jalan senior untuk urusan itu.
Kan enak, nanti bisa ngopi di Mesir, Yaman, Arab Saudi, Qatar, Sudan, Tunisia, Aljazair, Maroko, India, Pakistan, Jordania, Jerusalem, Tiongkok, India, hingga Belanda, Belgia, Jerman dan Rusia, lalu terbang ke Amerika dan Canada. Serta puluhan negara lain.
Untuk apa? Silaturahmi dan ngajak ngopi teman-teman diaspora santri di berbagai negara.
Kembali ke Oxford, Bismillah, ini bagian perjalanan mengkonsolidasi teman-teman diaspora Santri di Inggris Raya.
Selanjutnya, kami akan adakan agenda besar melibatkan beberapa professor, ilmuan, praktisi dan para PhD dan master student di Inggris Raya untuk bersama-sama menyiapkan langkah khidmah untuk NU.
Agenda di Oxford kami buka dengan makan siang bersama dan ditutup dengan ngopi bareng di sebuah kafe, sembari menikmati ice cream dan specialty coffe.
Lha wong kok uripe makan-makan, ngopa-ngopi? Yo jelas, iki sebagian barokahe ber-NU.
Bismillah, berkah melimpah.
Salam,
Munawir Aziz