Mengenali penyebab kenakalan anak penting sekali untuk dipelajari khususnya bagi para orang tua. Sebab akhir-akhir ini, khususnya di era society 5.0 banyak sekali perilaku anak-anak hingga remaja yang kurang pantas bahkan hingga menimbulkan tragedi yang meresahkan masyarakat.
contoh kasus yang baru-baru saja viral, penganiayaan David (17), anak pengurus GP Ansor, yang dilakukan oleh mario dandy satryo (20) anak pejabat pajak.
Kemudian ada kasus seorang anak yang tega mengeksploitasi orang tuanya dengan memandikan lumpur di tengah live tiktoknya atas dasar mengemis online. Serta masih banyak lagi kenakalan remaja di akhir zaman ini.
Di luar dari kronologi masing-masing kasus, tentu saja hal tersebut sangat meresahkan masyarakat. Tergambar jelas rusaknya akhlak pada anak remaja bahkan terhadap orang tuanya sendiri. Namun, hal penting yang perlu diketahui adalah apa saja penyebab hingga anak melakukan hal-hal yang melanggar norma.
Sebelum terjadi hal yang aneh-aneh, orang tua perlu mengenali penyebab kenakalan anak lewat interaksi dan komunikasi yang terarah.
Ustazah Oki Setiana Dewi dalam kanal youtubenya (19/03/23) mengutip dari kitab Tarbiyah Al-awlad Fiil Islam karangan Abdullah Nashih Ulwan menjelaskan bahwa ada beberapa penyebab anak menjadi nakal yang perlu diwaspadai.
Namun sebelum itu ia juga mengungkapkan bahwa tidak sepatutnya anak dilabeli kata nakal, kita bisa mengatakan anak-anak yang berbuat tidak sesuai aturan. Di antara penyebab yang perlu diwaspadai di antaranya:
Pertama, salah orang tuanya sendiri, disebabkan orang tua yang jauh dari agama. Bagaimana bisa orang tua mendidik anak menjadi anak yang berakhlak mulia sedangkan ia sendiripun tidak mengerti agama. Itulah mengapa ada ungkapan bahwa sejatinya pendidikan anak dimulai sejak mencari jodoh.
Kedua menciptakan lingkungan yang baik. Dimulai dari rumah, memilih tempat bermain, memilih tempat belajar yang tepat. Lingkungan serta pergaulan yang buruk juga menjadi salah satu pemicu rusaknya akhlak anak.
Maka bagi orang tua, sepatutnya memilihkan lingkungan yang baik dalam membangun pribadi sang anak, baik itu lingkungan sekolah, tetangga, bahkan lingkungan rumah.
Hendaknya setiap orang tua mempertimbangkan dengan baik lingkungan sekolah anak, pilihlah sekolah yang berbasis agama, tidak harus pesantren, minimal sekolah yang memiliki pendidikan agama hingga anak tidak miskin dalam ilmu agama.
Alasan orang tua perlu memperhatikan lingkungan perkembangan pribadi anak terutama lingkungan rumah, sebab di sanalah pendidikan dasar anak dimulai secara realita. Dari sanalah anak mencontoh perilaku baik atau buruk pertama kali.
Ketiga, tidak membandingkan anak dengan saudara kandungnya atau orang lain. Seringkali karena selalu dibandingkan, anak merasa minder dan memberontak.
Sebaiknya orang tua menghindari membanding-bandingkan anak secara berlebihan. Hindari melabeli anak dengan kata yang buruk, seperti mengatainya nakal, bodoh, malas dan semacamnya.
Jika lingkungan sekolah serta tetangga tidak bisa diatur sekehendak hati, minimal orang tua meminimalisir peluang rusaknya moral anak dari rumah.
Agar besok-besok anak remaja kembali bersikap sesuai moral yang baik, dengan menjunjung tinggi norma agama. Maka jangan terlalu cepat dalam melabeli anak dengan julukan-julukan yang tidak pantas.
Keempat, orang tua jarang mendoakan anak. Ustazah Oki Setiana Dewi juga mengingatkan untuk rutin dalam membaca doa untuk anak mulai dari sebelum lahir hingga wafat.
Doa untuk anak bisa dilakukan selepas salat, mengaji dan amal-amal baik yang lain, yakni penggalan ayat dalam QS. Al-Furqon ayat 74:
رَبَّنَا هَبۡ لَـنَا مِنۡ اَزۡوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعۡيُنٍ وَّاجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِيۡنَ اِمَامًا
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
Oleh: Asti Maharani