Teori kelas sendok atau mengacu pada perbedaan kelas sosial dalam masyarakat dalam suatu negara, hal ini mengacu berdasarkan aset kekayaan, tingkat pendapatan, relasi, dan tingkat kesuksesan yang nantinya akan berpengaruh terhadap keturunan mereka yang bergantung pada latar belakang keluarganya. Teori kelas sendok ini sangat popular di negara Korea Selatan.
Teori kelas sendok ini juga menjadi salah satu sindiran boyband BTS dengan lagunya yang berjudul Silver Spoon (Baepsae) yakni kelas sosial tinggi yang menyuruh untuk lebih bekerja keras agar naik kelas seperti mereka.
Selain itu dalam lagu ini juga kerap kali menyebut bahwa generasi muda dalam pandangan generasi sebelumnya sangat bermental lemah, rendah, generasi yang menyerah, dan tidak memiliki harapan.
Teori kelas sendok ini ada beberapa macam, sendok berlian (diamond spoons), sendok platinum (platinum spoons), sendok emas (gold spoons), sendok perak (silver spoons), sendok perunggu (bronze spoons), sendok baja (steal spoons), sendok kayu (woodon spoons), sendok tanah (soil spoons) dan kelas paling rendah sendok kotoran (dirt spoons).
Setiap tingkatan merepresentasikan pendapatan jumlah aset tertentu. Seperti seorang raja, anak keturunannya tentu akan jadi putra mahkota.
Latar belakang keluarga yang kaya dan berkuasa akan mendapatkan privilage atau hak istimewa sehingga mendapatkan pekerjaan dengan mudah dan cepat dengan gaji yang tinggi.
Sedangkan dari kalangan menengah kebawah akan mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan. Selain itu pengaruh dari latar belakang keluarga tak hanya untuk kemudahan bekerja tetapi juga berpengaruh terhadap akses pendidikan yang berkualitas.
Setiap kelas sosial turut membentuk tingkah laku, pola pikir, gaya hidup dan budaya sebagai hasil dari interaksi dan sosial yang terjadi. Hal ini tentunya berkaitan dengan cara setiap kelas sosial memiliki perbedaan pandangan yang disesuaikan dengan kelas sosial yang dimilikinya.
Perbedaan dari kelas sosial ini tidak serta merta karena kesalahan keluarga namun karena beberapa faktor seperti perbedaan sumber daya alam, kebijakan dan regulasi pemerintah, pengaruh globalisasi yang mengharuskan beradaptasi dengan cepat, perbedaan demografis, dan kondisi geografis.
Dampak dari perbedaan kelas sosial sebenarnya tidak hanya dari nilai kekayaan dan peluang akses pendidikan. Negara yang memiliki perbedaan sosial yang jauh bisa meningkatkan tindak kejahatan, penyimpangan sosial, konflik sosial, perbedaan kualifikasi sumber daya manusia hingga kompetisi yang sangat tinggi.
Lalu bagaimana dengan negara Indonesia?
Di Indonesia, pemerintah terus melakukan penanggulan kemiskinan ekstrem atau keadaan dimana ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar. Sejauh ini pemerintah telah berusaha melakukan upaya dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti mendapatkan akses air minum yang layak, penyaluran bantuan, hingga regulasi program pemerintah pusat dengan daerah.
Penulis: Maulida Fadhilah Firdaus
Editor: Zainuddin Sugendal
Baca juga: Suksesnya Bonus Demografi Indonesia Berada di Pundak Siapa?