Premium dan Pertalite memang komsumi mesin motor untuk masyarakat kalangan bawah, hal ini karena harganya yang cukup terjangkau, sehingga kabar penghapusan ini tentunya menciptakan keresahan di tengah masyarakat. Namun, menurut Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin, selain jenis BBM ini termasuk dalam kategori tidak ramah lingkungan, sebenarnya ada beberapa keuntungan bagi masyarakat jika BBM jenis ini tidak ada lagi di tengah kita. Keuntungan tersebut adalah berkurangnya biaya perawatan kendaraan.
Mengapa bisa begitu? Berikut penjelasannya!
Nilai Oktan
Bilangan Oktan atau Research Octane Number (RON) adalah angka yang menunjukkan kekuatan tekanan atau kompresi BBM terhadap mesin. Semakin tinggi kadar oktan sebuah jenis BBM, efeknya terhadap kinerja mesin semakin baik. Dengan BBM beroktan tinggi, residu atau kotoran sisa pembakaran pada mesin bisa di-minimal-kan. Berikut rincian nilai Oktan BBM;
- Premium : RON 88
- Pertalite : RON 90
- Pertamax : RON 92
- Pertamax Plus : RON 95
Warna Cairan
BBM jenis Premium memiliki warna kuning cerah yang berasal dari zat pewarna tambahan. Sedangkan Pertamax yang berwarna biru kehijauan, dan Pertamax Plus yang berwarna merah, tidak menggunakan pewarna sehingga pembakarannya lebih sempurna. Adapun Pertalite yang berwarna hijau terang merupakan dampak pencampuran bahan Premium dan Pertamax.
Tingkat Polusi
Salah satu ciri khas dari bahan bakar berkualitas adalah memiliki tingkat polusi yang lebih rendah. Hal ini tak lepas dari nilai Oktan setiap jenis bahan bakar. Namun apabila dibandingkan, antara Premium, Pertalite, Pertamax, baik Pertamax Plus maupun Pertamax turbo, Premium merupakan jenis BBM dengan tingkat polusi terbesar, sehingga kurang ramah lingkungan dibandingkan jenis BBM lainnya yang notabene lebih mahal dibandingkan Premium.
Harga
Perbedaan selanjutnya adalah masalah harga. Setiap jenis bahan bakar kendaraan dipasarkan dengan harga berbeda. Yang termurah adalah Premium dan yang termahal adalah Pertamax Turbo. Khusus untuk Premium masih mendapatkan subsidi dari Pemerintah Indonesia, sehingga harganya jauh lebih murah. Sedangkan harga bahan bakar lainnya mengikuti harga minyak dunia, sehingga bisa berubah sewaktu-waktu.
Baca juga : Negeri Darurat Humor
Oleh: Nailia Maghfiroh
Sumber: kompasiana.com dan otomaniac.com