ADVERTISEMENT
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
Home Pesantren Kiai

Mengenal Lebih Dekat KH. Mukhlas Hasyim

Admin by Admin
2022-01-13
in Kiai, Tokoh
0 0
0
Mengenal Lebih Dekat KH. Mukhlas Hasyim

Mengenal Lebih Dekat KH. Mukhlas Hasyim

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – KH. Mukhlas Hasyim MA, atau yang lebih dikenal dikalangan santri dengan panggilan Abah Mukhlas. Beliau lahir di Brebes pada 7 Oktober 1963. Abah Mukhlas merupakan alim ulama besar di Jawa Tengah yang memilih mengabdikan dan menyibukan diri kepada ilmu dengan mengajar para santri di Pondok Pesantren Al Hikmah 2 Sirampog yang terletak di sekitar kaki Gunung Slamet. Menantu dari almaghfurlah KH. Masruri Mughni seorang alim besar dan salah satu santri kesayangan KH. Fatah Hasyim Tambakberas ini seorang kiai yang keilmuannya sangat matang, baik dalam kajian turats atau klasik sampai kajian kontemporer, dan menjadi rujukan para kiai di Brebes apabila terdapas musykil dalam suatu permasalahan hukum baik di bidang fikih,tafsir,akidah yang sukar untuk menemukan jawaban yang tepat. sosok kiai  kharismatik dan berwibawa mampu mencetak santri yang cinta terhadap ilmu buah dari pengabdian beliau pada ilmu dan agama ini.

Seorang Kiai yang Alim dan Ahli Tafsir   

Kealiman KH. Mukhlas Hasyim dalam ilmu-ilmu keislaman tidak dapat diragukan lagi, yang mana tersimpulkan dalam 3 aspek keilmuan: ilmu lughoh, ilmu ushuludin dan ilmu syariah. Menurut penuturan Kiai Muhaimain, bahwa Abah Mukhlas Hasyim termasuk kiai yang langka dizaman sekarang ini, beliau tidak hanya hafal Qur’an namun juga hafal setafsir-tafsirnya mulai dari tafsir klasik seperti tafsir Ibnu Katsir sampai tafsir kontemporer seperti tafsir Al-Maroghi. Disamping kesibukannya mengajar para santri dari mulai Subuh sampai tengah malam, Abah Mukhlas selalu menyempatkan waktu untuk membaca baik memuroja’ah maupun membaca buku atau kitab yang baru minimal 3 jam beliau khususkan diisi untuk muroja’ah dalam sehari.

Baca Juga: Tafsir Pemikiran Kebangsaan dan Keislaman Hadratussyaikh

Kiai yang ‘Almukhafdhotu ala Qodim Sholih wal Akhdu bil Jadid Aslah’

Abah Mukhlas sosok yang sangat menjaga tradisi lama pesantren di Jawa terutama dalam sistem pembelajaran sorogan dan bandongan yang menggunakan metode makna Jawa, tidak ada makna yang terlewatkan sampai ta’aluq pada huruf jer pun tak luput dari pemaknaan Jawa beliau. Beliau sangat menuntun santrinya agar bisa membaca kitab dengan metode makna Jawa (utawi iki iku) karena disamping menjaga tradisi lama terdapat keberkahan sendiri dengan metode ini banyak santri dapat memahami kitab dengan sangat detail, saat sorogan dengan beliau pun jika ada makna yang terlewatkan atau bahkan salah beliau akan sangat marah. Abah Mukhlas menyadari bahwa zaman yang saat ini para santrinya hidup berbeda dengan zaman beliau dulu maka dari abah selalu menyampaikan agar santri tidak buta dengan kemajuan zaman dan apapun yang sedang terjadi saat ini mulai dari situasi perekonomian, politik bahkan isu-isu yang terjadi dibelahan dunia lain santri harus mengetahuinya. Pernah suatu saat ada alumni yang sedang menempuh pendidikan di Tunisia datang sowan ke beliau saat itu alumni tersebut dibikin kaget karena abah lebih  mengetahui apa yang sedang terjadi di negara sana, dari situlah para santri istifadah bahwa ulama sekaliber beliau tak pernah lekang oleh perkembangan zaman tetapi juga tidak meninggalkan tradisi ulama jawa terdahulu.

Mencetak Santri yang Cinta Ilmu

Abah Mukhlas sadar bahwa santrinya kelak tidak semuanya akan berkarir dalam satu bidang, tidak semuanya akan menjadi ulama. Maka dari itu, Abah Mukhlas selalu mendidik santrinya agar kiat mengaji, menghormati kitab-kitab ulama, dan sangat keras jika ada santri yang meremehkan ilmu. Suatu ketika saat pengajian Tafsir Jalalain di masjid, ada beberapa santri yang lalu lalang lewati depan masjid. Sontak abah langsung marah seraya berucap, “ini itu majelis ilmu, ilmu itu mulia, maka hormati ini yang sedang mengaji.” Tidak lain karena abah ingin mencetak santri yang cinta pada ilmu. Maka tidak heran banyak santri beliau walaupun sudah berkarir di berbagai bidang tetap mempunyai ghiroh cinta pada ilmu yang kuat.

Kegiatan Membaca sebagai Hiburan

Kegiatan membaca sudah menjadi kewajiban beliau. Saking cintanya membaca, Abah Mukhlas Hasyim lebih memilih tidur sendiri di kamar yang juga menjadi perpustakaan pribadi beliau. Kegilaan dalam membaca ini terinspirasi dari guru beliau sewaktu menempuh pendidikan pesantren di Leler, yaitu Abah Hisyam. Saking seringnya Abah Hisyam membaca, sampai keluar darah dari kedua matanya. Hal inilah yang menjadikan Abah Mukhlas menjadi Kiai yang tak pernah bosan membaca. Ketika ada alumni yang telah menyelesaikan studi di Mesir datang sowan membawakan buku baru, abah sangat senang karena buku dan kitab kontemporer pun beliau baca.

Beliau sudah tiada, namun semangat dalam khidmah kepada ilmu dan menjaga tradisi keilmuan di tanah Jawa akan selalu di wariskan kepada santri-santrinya. Dari beliau kita belajar bahwa seberapun luasnya ilmu seseorang, maka dia tidak mudah puas karena ilmu itu jauh lebih luas lagi dari yang ia miliki.  

*Oleh: Badar, Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng.

Tags: Abah MukhlasKH. Mukhlas Hasyim
Previous Post

Menyoal Sesajen: Muslim Budaya versus Muslim Hijrah (Bagian 2)

Next Post

Rangsangan Kesusastraan

Admin

Admin

tebuireng.co adalah Media Tebuireng Initiatives yang bertujuan untuk meneruskan cita-cita besar Gus Sholah dan para masyayikh tebuireng

Next Post
Rangsangan Kesusastraan

Rangsangan Kesusastraan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim

    Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Perjalanan Rumah Tangga Buya Arrazy

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hadis Palsu di Kitab Durratun Nasihin, Adakah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Arrazy Hasyim, Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah Asal Tanah Minang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KH Abdullah Kafabihi dan Kisah Romatis Muktamar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • "Tabayun itu menjadi penting untuk menghindarkan orang lain mengadu domba kita satu sama lain,"dawuh dari Nyai Hj. Lily Chodijah Wahid.

Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #quotes #quotesulama #nahdatululama #dawuh #mutiarahikmah
  • إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Segenap keluarga besar Tebuireng Initiatives turut berdukacita atas wafatnya RKH Fakhrillah Aschal bin Abdullah Schal (Pengasuh PP Syaichona Cholil Bangkalan & Rais PCNU Bangkalan).

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #nahdlatululama #nahdliyin
  • Motivator dari Pesantren Lirboyo Ning Sheila Hasina Zamzami mengatakan penghafal Al-Qur’an harus menjaga adabnya. Nasihat Ning Sheila untuk penghafal Al-Qur’an ini disampaikannya saat kunjungan di Yayasan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Mathla’ul Huda cabang Tarbiyatussibyan, Jumat (25/3/2022).

“Santri penghafal Al-Qur’an harus bisa menjaga adab dan istikamah,” jelasnya.

Menurutnya, santri yang sedang fokus Al-Qur’an harus bisa mengatur dan membagi waktu dalam bidang ini. Sehingga dibutuhkan daya juang yang kuat dan pantang menyerah dalam menghafal.

“Santri harus sering sering muroja’ah 2-3 juz tiap hari. Harus punya target dalam murojaah dan jangan meninggalkan salat malam,” imbuh Ning Sheila.

Selengkapnya baca di tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #santri #quotesulama #santrilirboyo #lirboyo #ningsheila #penghafalquran #pecintaquran #alquran
  • "Dosa-dosamu boleh jadi sebesar kapal, tapi jangan lupa bahwa rahmat Allah lebih besar daripada lautan," dawuh dari Gus Miftah.

Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #quotes #quotesulama #kiai #dawuh #dawuhkyai #mutiarahikmah #gusmiftah
  • Pesantren Tebuireng berduka, cucu Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari yang bernama Hj. Lily Chodijah Wahid binti KH A Wahid Hasyim wafat.

Kabar duka ini disampaikan secara terbuka oleh keponakannya Gus Ipang Wahid bin KH Salahuddin Wahid.

“Nyai Hj. Lily Chodijah Wahid binti KH A Wahid Hasyim wafat pada hari Senin, 9 Mei 2022 pukul 16:28 WIB di RSCM Jakarta,” katanya seperti rilis yang diterima tebuireng.co, Senin (9/5/2022).

Di usia senjanya, Hj. Lily Wahid jadi rujukan keluarga besar KH Wahid Hasyim karena dituakan. Terutama setelah KH Abdurrahman Wahid dan KH Salahuddin Wahid wafat.

Tonton video lengkapnya di YouTube Channel Tebuireng Initiatives.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantrentebuireng #santri #gusdur #gussholah #ipangwahid
  • Foto pemakaman Nyai Hj. Lily Chodijah Wahid di Makam Keluarga dan Masyayikh Tebuireng. 

Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #pesantrentebuireng #santri #gusdur #makamgusdur #ramadhan
  • Foto suasana makam Keluarga dan Masyayikh Tebuireng sebelum pemakaman jenazah Nyai Hj. Lily Chodijah Wahid.

Berdasarkan informasi dari Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz, perkiraan jenazah tiba pukul 13.30 - 15.00 WIB.

Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #pesantrentebuireng #santri #gusdur #makamgusdur #ramadhan
  • إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Segenap keluarga besar Tebuireng Initiatives turut berdukacita atas wafatnya Nyai Hj. Lily Wahid (Cucu Hadratussyaikh KH M. Hasyim Asy
  • Menurut Zastrouw Al-Ngatawi, tradisi ketupat atau kupatan merupakan bentuk sublimasi (perubahan ke arah satu tingkat lebih tinggi) dari ajaran Islam dalam tradisi masyarakat Nusantara. Hampir tak ada bukti tertulis yang bisa dijadikan rujukan mengenai tradisi kupatan. 

Semua referensi hanya berdasar cerita tutur (folklor) yang berkembang di masyarakat di era Wali Songo yang kemudian ditulis. Adapun momentum setelah melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal atau Syawalan dikenal dengan lebaran ketupat atau tradisi kupatan. 

Happy Ketupat, pangapunten sedoyo lepat.

Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #idulfitri #idulfitri2022 #ketupat #kupatan #ketupatlebaran
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Toko >>

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist