tebuireng.co- Kebiasaan merayakan maulid Nabi dengan membaca kitab Maulid ad-Diba’i sudah mengakar dalam masyarakat dan menjadi sebuah tradisi, setiap acara perayaan maulid utamanya pada tanggal 12 Rabiul Awwal tak luput dengan pembacaan Maulid ad-Diba’i.
Maulid ad-Diba’i adalah kitab yang berisi sya’ir pujian kepada Baginda Nabi Muhammad, di dalamnya juga terdapat kisah seputar cerita perjalanan hidup Nabi Muhammad. Kitab ini disusun oleh Imam Abdurrahman ad-Diba’i. Penamaan Maulid ad-Diba’i disandarkan pada nama penyusunnya sendiri yaitu Imam Abdurrahman ad-Diba’i
Imam Abdurrahman ad-Diba’i lahir di Zabid, Yaman pada tahun 866 H dan wafat pada tanggal 12 Rajab 944 H. Ia adalah sosok ulama ahli hadis dan telah bergelar hafidz (gelar bagi seorang yang telah menghafal lebih dari 100,000 hadis dengan sanadnya).
Ia mengabdikan hidupnya dengan mengajar di beberapa masjid dan mengarang banyak kitab. Di antara kitab karyanya adalah kitab Bughyatul Mustafid, Kitab Ghayatul Mathlub, Taisirul Ushul dan lain lain. Kitab Maulid ad-Diba’i menjadi salah satu kitab karyanya yang terkenal di seluruh dunia.
Baca juga: Dibalik Kontroversi Perayaan Maulid Nabi
Mengutip dari laman NU Online, dijelaskan bahwa Kitab Maulid ad-Diba’i adalah ringkasan dari kitab Syaraful Anam karangan Syekh Syihabuddin Ahmad bin Ali bin Qasim al-Mursi, yang dikenal dengan nama Ibnu Qasim. Meski termasuk kitab ringkasan, kitab ini diakui oleh beberapa ulama akan keistimewaan dan keutamaan membacanya.
Dalam kitab Mil’ul Awani, dijelaskan bahwa kitab Maulid ad-Diba’i adalah kitab yang memiliki banyak perbedaan dengan kitab lainnya karena di dalamnya tidak hanya menceritakan tentang sosok Rasulullah tapi juga menjelaskan beberapa mukjizat dalam Al-Qur’an dan hadis nabi dengan jelas dan merata di dalamnya.
Sedangkan dalam kitab at-Ta’rif bil Maulid disebutkan bahwa terdapat rahasia yang agung dalam Maulid ad-Diba’i dan dengan membacanya akan menemukan pemahaman baru tentang sosok Rasulullah.
Maulid ad-Diba’i biasanya tidak hanya dibaca ketika bulan maulid Nabi (Rabiul Awwal), Namun juga biasa dibaca dalam bulan-bulan lain dalam beberapa acara seperti acara majelis shalawat, pengajian, pernikahan dan lain sebagainya.
Wallahua’lam bisshowab.
Baca juga: Lima Peristiwa yang Mengiringi Lahirnya Nabi Muhammad