Konferensi Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (Konferwil NU Jatim) telah berlangsung dan resmi menetapkan Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim sebagai Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim masa khidmat 2024-2029.
Sosok yang lebih akrab disapa Gus Kikin lahir pada 17 Agustus 1958 dan merupakan putra dari pasangan KH Mahfudz Anwar dan Nyai Abidah Ma’shum. Dari jalur ibu, nasabnya bersambung kepada Nyai Hj Khoiriyah, putri sulung KH M Hasyim Asyari. Sedangkan dari ayah, bersambung kepada KH Anwar bin Alwi, pendiri Pondok Pesantren Tarbiyatul Nasyi’in Paculgowang, Jombang.
Pengasuh Pondon Pesantren Tebuireng ini juga masih terhitung sepupu KH Anwar Mansur, Pengasuh Pondok Pesanten Hidayatul Mubtadiin Lirboyo yang sekarang juga menjadi Rais Syuriah PWNU Jatim.
Gus Kikin lahir di lingkungan pesantren yang didirikan ayahnya, Pondok Pesantren Sunan Ampel Jombang. Ia juga menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Seblak, Jombang, yakni pondok pesantren yang didirikan oleh kakaknya.
Selain menempuh pendidikan informal di pesantren, Gus Kikin juga menempuh pendidikan formal. Dari Madrasah Ibtida’iyah (MI) Parimono (1963-1970), Sekolah Mengenah Pertama Negeri (SMPN 1) Jombang (1971-1973), Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN 2 ) Jombang (1974-1977).
Alih-alih meneruskan pendidikannya di bidang keilmuan agama atau kampus di timur tengah seperti kebanyakan putra kyai lainnya, Gus Kikin memilih melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta dan berhasil meraih Ijazah No Limitation untuk berlayar, artinya bisa menjalankan kapal tanpa ada batasan.
Perjalanan Gus Kikin sebelum menjadi pengasuh pesantren terbilang unik, pasalnya sebelum ia menjadi pengasuh, terlebih dulu melakukan praktik pelayaran selama 2 tahun 10 bulan setelah menyelesaikan sekolah tinggi. Kemudian pada tahun 1988, ketika usianya 30 tahun, Gus Kikin menjadi Kepala Djakarta Lloyd cabang Kota Cilegon.
Gus Kikin juga cocok untuk menjadi uswah dan sumber inspirasi dalam berkarir. Bagaimana tidak, pada tahun yang sama, yakni 1988, Gus Kikin sudah mendirikan 5 perusahaan di Kota Surabaya. Tidak berhenti sampai di situ, pada tahun 2000, Gus Kikin juga mendirikan kantor di DKI Jakarta.
Perusahaan-perusahaan Gus Kikin tersebar di berbagai bidang, diantaranya; Bama Buana Sakti (perusahaan di bidang transportasi), Bama Bhakti Samudra (perusahaan di bidang pelayaran), Bama Bumi Santosa (perusahaan di bidang kontraktor migas), Bama Bali Sejahtera (perusahaan di bidang teknologi informasi) dan Bama Berita Sarana (perusahaan di bidang media televisi). Hingga kini, sebanyak 22 perusahaan sudah didirikan oleh Gus Kikin.
Gus Kikin sendiri sudah dipercaya untuk menjadi wakil pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng sejak 2016. Setelah KH. Salahudin Wahid (Gus Solah) wafat, ia dipercaya untuk menjadi pengasuh pesantren. Pemilihan Gus Kikin sebagai pemimpin pesantren sudah dipersiapkan sejak 2016 oleh Gus Solah melalui musyawarah keluarga yang dihadiri oleh seluruh keturunan KH M Hasyim Asyari.
Melihat sepak terjang Gus Kikin dalam berkarir dan memimpin, sangat tidak diragukan apabila PWNU mempercayakan estafet kepemimpinan tersebut kepada Gus Kikin. Apalagi sebelumnya, Gus Kikin juga telah menjadi Pejabat (PJ) Ketua PWNU.
Penulis: Rindi Andriansah
Editor: Thowiroh
Baca juga: Pengasuh Tebuireng Resmi Menjadi Ketua PWNU Jatim 2024-2029