Istilah-istilah yang ada dalam kepengurusan Nahdlatul Ulama (NU) penting untuk diketahui utamanya oleh kaum nahdliyin. Hal ini untuk meningkatkan rasa cinta dan dorongan untuk terus semangat untuk berkhidmat pada NU. Berikut istilah-istilah dan penjelasan terkait kepengurusan NU:
1. Mustasyar
Mustayar ialah penasihat bagi pengurus NU. Tugas mustasyar adalah memberikan nasihat baik ketika diminta maupun tidak, baik secara perseorangan maupun kolektif kepada pengurus. Mustasyar juga memiliki wewenang untuk menyelenggarakan rapat internal yang dipandang perlu. Setiap tingkat kepengurusan NU memiliki beberapa Mustasyar.
2. Syuriyah
Syuriyah merupakan pembina, pengarah, dan pengawas pelaksanaan berbagai keputusan organisasi NU. Tidak berbeda dengan Mustasyar, jabatan Syuriyah juga tersebar di seluruh tingkatan NU. Syuriyah dipimpin oleh Rais Aam yang juga memiliki Wakil Rais Amm, Rais, Katib, dan A’wan.
3. Rais Aam
Rais Aam merupakan jabatan paling tinggi dalam struktur kepengurusan syuriyah NU. Salah satu wewenang Rais Aam adalah menentukan kebijakan umum organisasi. Wewenang Rais Aam yang lain adalah menandatangani keputusan-keputusan penting NU serta menyelesaikan sengket internal organisasi. Pada masa kepemimpinan KH M Hasyim Asyari, Rais Aam memiliki nama Rais Akbar.
4. Katib Aam
Dalam organisasi lain, Katib Aam adalah sekretris. Katib Aam sendiri memiliki arti penulis atau juru catat. Katib Aam memiliki wewenang untuk mengatur dan membuat keputusan pengelolaan kekatiban syuriyah. Kemudian, bersmama Rais Aam, Ketua Umum, dan Sekretaris Jenderal menandatangani keputusan-keputusan besar.
5. A’wan
A’wan merupakan bagian dari Syuriyah yang memiliki tugas membantu Rais. A’wan juga memiliki kewenangan untuk memberi masukan kepada syuriyah, serta membantu pelaksanaan tugas Syuriyah.
6. Tanfidziyah
Tanfidziyah merupakan pelaksana keputusan-keputusan organisasi NU. Tanfidziyah juga tersebar di semua tingkatan kepengurusan NU.
Selain istilah-istilah tersebut, dalam organisasi NU juga memiliki tingkatan-tingkatan. Beberapa tingkatan tersebut antara lain; Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) / Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) jika berdomisili di luar negeri, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU), Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) dan Pengurus Anak Ranting (PARNU).
Demikian beberapa istilah yang biasa digunakan dalam kepungurusan organisasi NU serta beberapa tingkatan yang ada dalam NU. Semoga dapat menambah wawasan, kecintaan dan semangat untuk terus mengabdi kepada NU.
Penulis: Rindi Andriansah
Editor: Thowiroh
Baca juga: Mengenal KH Abdul Hakim Mahfudz, Ketua PWNU Jatim