• About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
LSPT
Home Galeri

Mengenal Gus Awis, Ulama yang Gemar Menulis

Oleh: Thowiroh

Zainuddin Sugendal by Zainuddin Sugendal
2023-03-16
in Galeri, Kiai, Kitab Kuning, Pesantren, Tokoh
0 0
0
Mengenal Gus Awis, Ulama yang Gemar Menulis

Mengenal Gus Awis, Ulama yang Gemar Menulis (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp
LSPT

tebuireng.co- Dr. KH. M. Afifudin Dimyathi., L.c., M.A atau yang akrab disapa Gus Awis merupakan tokoh asal pesantren yang dikenal produktif dalam menulis. Tidak hanya populer di Indonesia saja, beberapa karyanya bahkan sudah banyak yang diterbitkan di Mesir untuk dijadikan sumber referensi dan rujukan khususnya bagi para mahasiswa.

Lahir di Jombang, 7 Mei 1979 dan merupakan putra dari pasangan KH. A. Dimyathi Romly dan Hj. Muflichah. Ayahnya, KH. A. Dimyathi Romly merupakan penyusun istighosah sekaligus Mursyid Thoriqoh Mu’tabaroh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah sedangkan ibunya adalah putri dari KH. Ahmad Marzuki Zahid Langitan.

Gus Awis mengenyam pendidikan formalnya di Indonesia hingga tingkat Aliyah tepatnya di Madrasah Aliyah Keagamaan Negeri (MAKN) Jember dan selesai pada tahun 1997. Berbekal hafalan 5 juz Al-Quran yang di dapat selama aliyah,ia pun berkehendak melanjutkan pendidikannya di luar negeri yakni di Universitas al-Azhar Mesir, Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Ilmu al-Quran.

Namun sebelumnya karena beberapa kendala, setahun setelah lulus Aliyah, ia tidak langsung berangkat ke Mesir namun memilih untuk melanjutkan mondok dan menyelesaikan hafalannya di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Ngaglik Sleman Yogyakarta yang diasuh oleh KH. Mufid Mas’ud.

Setelah menyelesaikan hafalannya, pada tahun 1998, Gus Awis pun melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Al-Azhar dan lulus pada tahun 2002 kemudian lanjut pendidikan S2 di  Sudan tepatnya di Khartoum International Institute for Arabic Language dan lulus pada tahun 2004. Tak hanya sampai di situ, semangat mencari ilmunya dilanjutkan Gus Awis dengan meneruskan pendidikan S3 di Sudan tepatnya di al-Neelain University jurusan Tarbiyah Konsentrasi Kurikulum dan Metodologi Pengajaran Bahasa Arab dan lulus pada pada tahun 2007.

Setelah pulang di Indonesia, Gus Awis menghabiskan waktunya dengan mengajar, menyimak hafalan santri dan menulis buku dan kitab. Saat ini beberapa karyanya yang khusus dikaji oleh para santri di cetak hingga ratusan eksemplar setiap tahun sedangkan karya yang khusus ia tulis untuk para mahasiswa telah banyak terbit dan menjadi referensi belajar baik di dalam maupun di luar negeri.

Inspirasinya dalam menulis banyak ia dapatkan ketika menjadi guru pengajar di beberapa kampus. Objek daripada tulisannya adalah santri dan mahasiswa. Hampir semua karyanya ditulis dengan berbahasa Arab. Sehingga butuh orang yang benar-benar menguasai dan paham bahasa Arab yang bisa membaca serta mengkaji karyanya.

Seperti ketika menjadi dosen Fakultas Tarbiyah, jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) di Univeritas Sunan Ampel (UINSA) dan mengajar tarjamah Indonesia-Arab, ia pun terinspirasi untuk menulis buku yang berjudul Panduan Praktis Menulis Bahasa Arab untuk memudahkan mahasiswanya belajar terjemah.

Ketika diminta menjadi dosen di UIN Tulungagung untuk mengajar studi Al-Quran. Gus Awis terinspirasi untuk menulis kitab berjudul Mawarid al Bayan fi Ulum al Quran yang  menjadi karya pertamanya dalam bidang Al-Quran yang tidak hanya dikhususkan untuk dikaji mahasiswa namun untuk dijadikan kitab kajian untuk para santri di pesantren.

Beberapa karya yang lain adalah kitab Irsyad al-Darisin ila Ijma’ al-Mufassirin, ‘Ilm al-Tafsir: Ushuluh wa Manahijuhu yang ia tulis ketika ia mengajar Manhajut Tafsir. Dan kitab inilah yang menjadi kitab pertama Gus Awis yang terbit di Mesir.

Gus Awis Juga pernah menulis Kitab berjudul al-Syamil fi Balaghat al-Quran yang terbitkan hingga menjadi tiga jilid karena banyaknya keterangan yang termuat dalam kitab tersebut. Kitab yang membahas tentang balaghah pada ayat Al-Quran dengan cukup tebal tersebut ia selesaikan dalam kurun waktu  14 bulan.

Gus Awis memang menyukai hal yang berkaitan dengan Al-Quran semenjak menempuh pendidikan di Aliyah. Baginya berinteraksi dengan Al-Quran menumbuhkan kesan yang sangat asik dan bisa membuat orang menjadi tertarik. Hal tersebut juga ia rasakan ketika menulis karya al-Syamil fi Balaghat al-Quran. Dalam menulis ia merasa sangat dimudahkan dalam mencari berbagai referensi yang berkaitan dengan pembahasannya.

Tak hanya buku atau kitab dengan pembahasan tafsir Al-Quran dan balaghah. Gus Awis juga menulis kitab tentang ushul fikh yang berjudul Jadawil Al Fushul Fi Ilmil Ushul. Penulisan kitab tersebut terispirasi dari situasi pandemi yang membuat putra-putrinya belajar secara online di rumah. Melihat hal tersebut yang menurutnya kurang efisien akhirnya ia menuliskan kitab ushul fikh yakni ringkasan ilmu ushul fikh yang diambil dari berbagai referensi dan kemudian dicetak dan diajarkan pertama kali kepada putra-putrinya.

Di umurnya yang masih berangka 43 tahun, sudah banyak sekali karya Gus Awis yang telah berhasil terbit, dikaji oleh berbagai kalangan dan akhirnya menjadi inspirasi tersendiri bagi dirinya untuk selalu semangat dalam menulis karya baru. Gus Awis merupakan sosok ulama produktif yang bisa dijadikan teladan bagi para pelajar untuk terus berkarya dan memberi manfaat kepada orang banyak.

Baca juga: Peran Besar Perempuan Menurut Gus Awis

Previous Post

Panduan Mendidik Anak Versi QS. Luqman

Next Post

Gus Zaki dalam Cerita Pengasuh Pesantren Tebuireng

Zainuddin Sugendal

Zainuddin Sugendal

Next Post
Gus Zaki dalam Cerita Pengasuh Pesantren Tebuireng

Gus Zaki dalam Cerita Pengasuh Pesantren Tebuireng

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

  • Profil Ringkas Ning Jazil, Istri Gus Kautsar

    Profil Ringkas Ning Jazil, Istri Gus Kautsar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Hadis Riwayah dan Dirayah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Perjalanan Rumah Tangga Buya Arrazy

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ratibul Haddad dan Segala Khasiat Membacanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyambut Ramadan dengan hati gembira adalah perintah dari agama Islam. Semerbak hawa Ramadan mulai menyeruak tercium, pertanda bulan yang penuh keberkahan ini akan segera tiba. Bak seorang permaisuri yang ditunggu kedatangannya banyak sekali orang yang bersiap diri untuk menyambutnya.

Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa tradisi yang cukup unik dalam menyambut bulan Ramadan, seperti tradisi Megengan di Jawa Timur, Nyadran di Jawa Tengah, Pacu Jalur di Riau, Suru Maca di Sulawesi dan sebagainya.

Pada dasarnya, esensi dari berbagai macam tradisi penyambutan bulan Ramadan ini adalah melakukan kegiatan-kegiatan positif dengan penuh sukacita sebab datangnya bulan Ramadan.

Dalam sebuah riwayat disebutkan cara Rasulullah menyambut Ramadan dengan hati gembira dan memperbanyak puasa, tidak pernah nabi berpuasa lebih banyak daripada bulan Sya’ban selain bulan Ramadan:

لم يكن النبي صلى الله عليه وسلم يصوم شهرا أكثر من شعبان – البخاري

Hal ini dilakukan oleh Nabi Muhammad dalam rangka mempersiapkan diri untuk menyambut bulan Ramadan.

Selengkapnya baca di www.tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #ramadan #ramadhan2023 #menyambutramadhan #tradisi #indonesia #keislaman #islam
  • Tradisi dalam menyambut datangnya bulan Ramadan di berbagai wilayah di Indonesia begitu beragam sesuai dengan corak dan budaya yang terkandung di daerah masing-masing.
Namun, pada umumnya semua tradisi tersebut dilaksanakan atas dasar rasa syukur kepada Allah karena telah diberi kesempatan bertemu kembali dengan bulan yang mulia yakni bulan Ramadan.

Selengkapnya baca di www.tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #ramadan #syaban #bulansuciramadhan #tradisi #indonesia
  • "Kita tidak akan bisa di titik mana pun tanpa restu dari orang tua kita", kata Gus Ipang Wahid setelah memberikan sebuah kejutan untuk Nyai Farida Salahuddin Wahid saat mengisi acara di Pondok Pesantren Amanatul Ummah.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #santritebuireng #nahdlatululama #nahdliyin #1abadnu #gussholah #ipangwahid #amanatulummah #reels #instagram #ibu
  • Sulthonul Auliya
  • Cara menghilangkan depresi menurut al-Balkhi ada dua jenis, yaitu eksternal dan internal. Al-Balkhi merupakan ulama-ilmuwan Islam yang menguasai banyak bidang keilmuan.

Nama lengkap al-Balkhi adalah Abu Zaid Ahmad bin Sahal al-Balkhi. Ia lahir di kota Balkh, sekarang dikenal dengan Afghanistan pada tahun 849 Masehi dan wafat pada tahun 934 Masehi.

Salah satu karyanya yang monumental dalam bidang keilmuan psikologi adalah Mashalihul Abdan Wal Anfus. Bukunya, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Ariel Achmad Pramudya dengan judul “Kitab Kesehatan Mental” yang juga menyelipkan karya Ibnu Sina dengan judul terjemahan “Resep Bahagia”.

Dalam bukunya, al-Balkhi menyebutkan empat macam gejala yang bisa mengganggu mental; sedih, takut, panik, dan depresi. Empat macam gejala ini, selain menyiksa jiwa pengidapnya juga memiliki potensi terhadap kerja organ tubuh menjadi tidak maksimal apabila berlebihan.

“Ketika mental seseorang terganggu, kesehatan fisik tak membuatnya bahagia, hari-harinya suram, dan hidupnya tak lagi indah” (al-Balkhi; 07). Bisa jadi, dalam fase-fase tersebut, selera makan menjadi tidak normal, tidurnya tidak nyenyak, dan beragam keanehan-keanehan fisik lainnya.

Selengkapnya baca di www.tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #keislaman #islam #mentalhealth #kesehatanmental #milenial
  • Cara melancarkan rezeki menurut Gus Kautsar cukup sederhana dan bisa dilakukan oleh siapapun secara istikamah setiap hari. Amalan melancarkan rezeki tersebut berupa membaca surah Al-Waqi’ah tiap setelah Ashar.

“Saya itu dari kecil sudah diberi nasihat oleh ayah, kalau kamu sedikit enak hidupnya di dunia, jangan lupa setelah salat ashar menimal membaca Al-Waqi’ah sebanyak tiga kali,” katanya.

Gus Kautsar mengatakan jika dirinya merasa aneh ketika ada santri yang kesulitan dalam bab ekonomi karena usaha yang dilakukan terus gagal. Sebagai hamba Allah, seorang santri memang dituntut berusaha dhohir.

Namun, seorang santri juga harus mengiringi usaha dhohir tersebut dengan doa dan amalan melancarkan rezeki. Agar apa yang dilakuakn diberikan keberkahan oleh Allah Swt.

Selengkapnya baca di www.tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #amalan #keislaman #islam #guskautsar #alfalahploso #guskautsarploso #syaban
  • "Sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya untukmu saat engkau berjalan dan ikan-ikan di laut memintakan ampunan bagimu manakala engkau berusaha menuntut ilmu." -Imam Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah

Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di www.tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #santritebuireng #nahdlatululama #nu #nahdliyin #imamghazali #quotes #kitab #kitabkuning
  • Keluarga besar Tebuireng Initiatives mengucapkan selamat hari perempuan internasional.

Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di www.tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #santritebuireng #indonesia #perempuan #perempuanindonesia #perempuanhebat #internationalwomensday #hariperempuaninternasional
  • إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Segenap keluarga besar Tebuireng Initiatives turut berdukacita atas wafatnya Ikranagara (Seniman dan Pemeran
Hadratussyaikh KH M. Hasyim Asy’ari dalam film ‘Sang Kiai’).

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #nahdlatululama #nahdliyin #santri #duka #tokoh #indonesia #filmindonesia #laskarpelangi
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Toko >>

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist