Mengenal arti, cara kerja, dan jenis AI sangat penting bagi Anda yang tertarik informasi seputar teknologi, tentu lumrah dengan istilah Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Baru-baru ini pun masih banyak tren topik bahasan tentang AI, ChatGPT, dan sejenisnya yang mungkin kita bertanya-tanya: “makhluk baru apa lagi ini?” Sebelum jauh membahas hal tersebut, ada baiknya kita pahami hal-hal yang mendasar terlebih dahulu.
Mengenal Artificial Intelligence (AI)
Artificial Intelleigence (AI) bukanlah teknologi baru. Ia sudah ada sejak awal abad 20, masih dikembangkan sampai sekarang. Secara istilah, AI merupakan cabang ilmu komputer yang berusaha mereplikasi atau mensimulasikan intelegensia manusia dalam sebuah mesin, sehingga mesin dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan intelegensia manusia. Sistem kecerdasan buatan ini didukung oleh algoritma menggunakan teknik seperti machine learning, deep learning dan rute-based.
Machine learning (ML) merupakan bagian dari AI yang mengacu pada sistemnya yang dapat belajar sendiri berdasarkan algoritma. Sistem ML menjadi lebih pintar dan pintar dari waktu ke waktu tanpa campur tangan manusia. ML banyak menggunakan statistical learning algorithm untuk membangun kecerdasan. Algoritma ML diklasifikasikan ke dalam 3 kategori: supervised, unsupervised, dan reinforcement learning.
Sedangkan Deep Learning (DL) berkembang lama setelah ML digunakan dalam AI. DL merupakan ML yang diterapkan pada kumpulan data yang sangat besar. DL menggunakan Artificial Neural Network (ANN) atau jaringan syaraf tiruan yang meniru cara kerja otak manusia. Arsitektur jaringan DL diklasifikasikan menjadi convolutional neural network, recurrent neural networks, dan recursive neural networks.
Artificial Neural Network (ANN) berperan seperti otak dalam AI. Cara kerja AI ini seperti jaringan syaraf dalam otak manusia. Dari sini kita tahu bagaimana sistem/mesin itu dibuat ‘cerdas’, sehingga paling tidak mendekati mirip cara kerja otak manusia.
Jenis Artificial Intelligence
Manusia telah terobesi dengan otomatisasi sejak awal teknologi memungkinkan mesin untuk berpikir tanpa campur tangan manusia. Dari jenisnya, Artificial Intelligence (AI) ada tiga: pertama, Artificial Narrow Intellegence (ANI) yang cara kerjanya berorientasi pada tujuan dan diprogam untuk melakukan satu tugas.
Contohnya, deep blue, sebuah mesin komputer bermain catur yang bisa memenangkan pertandingan catur melawan juara dunia. AI jenis ini dikembangkan di berbagai sektor mulai dari manufaktur, otomotif, retail, hingga perbankan.
Kedua, Artificial General Intelligence (AGI) yang memungkinkan untuk belajar, memahami, dan bertindak dengan cara yang tidak dapat dibedakan dari manusia dalam situasi tertentu. Ini yang sedang dipelajari dan dikembangkan di era sekarang. Seperti robot yang bisa bertindak layaknya manusia.
Ketiga, Artificial Super Intelligence (ASI) adalah AI hipotesis di mana mesin mampu menunjukkan kecerdasan yang melampaui manusia paling cerdas. Ini menjadi harapan dari capaian paling tinggi yang dilakukan teknologi AI.
Kesimpulan
Kita tidak bisa terlepas dengan perkembangan zaman apalagi teknologi. AI sudah sering kita pakai misalnya dalam aplikasi Face ID (pendeteksi wajah), peta atau navigasi.
Misalnya, Google Maps dan sejenisnya, e-payment (pembayaran elektronik), media sosial (algoritma AI mendesain konten berdasarkan minat dan menghapus konten yang melanggar), terjemah bahasa, email, search engine, streaming video/musik, chatgpt, dan masih banyak lagi.
Perkembangan ini harus terus kita ikuti karena ia akan terus muncul dengan penemuan-penemuan terbaru. Manusia tidak akan kalah dengan teknologi AI.
Ada kutipan menarik dari Sabrang Mowo Damar Panuluh, bahwa “kalau ada kalimat bahwa AI akan menggantikan manusia, saya tidak setuju. Tapi, manusia akan digantikan oleh manusia lain yang ditemani oleh AI”. Artinya, kita harus melek teknologi. Wallahu a’lam.
Penulis: Sutan Alam Budi
Editor: Ikhsan Nur Ramadhan