tebuireng.co- Sayyidah Fatimah merupakan putri kesayangan Nabi Muhammad SAW dan sangat mirip dengan nabi. Seperti yang dikatakan oleh Anas bin Malik ra bahwa “Tidak ada yang mirip dengan Rasulullah SAW seperti Sayyidina Hasan bin Ali dan Sayyidah Fathimah binti Muhammad.”
Dalam riwayat lain diceritakan bahwa Sayyidah Aisyah pernah berkata “Saya tidak pernah melihat seseorang yang paling menyerupai Nabi SAW dalam kata-katanya atau cara bicaranya seperti Fatimah.”
Sayyidah Fatimah lahir pada tanggal 20 Jumadil Akhir tepat 5 tahun sebelum nabi diangkat menjadi rasul. Sayyidah Fatimah lahir pada hari agung yakni hari diperbaharui Ka’bah. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa kelak Sayyidah Fathimah akan menjadi Ummu Ahlulbait atau ibu dari keturunan Nabi.
Selama hidupnya, Sayyidah Fathimah selalu menemani dan mendukung ayahnya untuk berdakwah. Itulah mengapa ia mendapat julukan dari ayahnya yakni ummu Abiha (ibu dari ayahnya) karena setelah wafatnya Sayyidah Khadijah, Sayyidah Fatimah selalu membantu Nabi SAW dalam segala hal dan selalu siap siang dan malam demi kepentingan ayahnya. Bahkan hingga akhir hayat Nabi pun Sayyidah Fatimah tetap selalu dalam khidmat ayahnya.
Ia juga mempunyai julukan al-Batuul (suci) karena Sayyidah Fatimah tidak pernah putus dan selalu bersemangat dalam beribadah. Sebagian mengatakan disebut al-Batuul karena tidak ada wanita di zamannya yang menandingi kemuliaan, keagungan dan derajat Sayyidatuna Fathimah.
Sayyidah Fatimah adalah jantung hati Nabi dan Nabi sangat mencintainya. Diriwayatkan oleh Miswar bin Makromah, Rasullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Fathimah adalah belahan jiwaku siapa yang membuatnya marah maka telah membuatku marah.”
Banyak sekali kisah masyhur yang menceritakan kecintaan dan kesetiaan Sayyidah Fathimah dalam menemani dakwah ayahnya. Salah satunya adalah kisah masa kecil Sayyidah Fatimah ketika suatu hari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar, dan Sayyidatuna Fatimah mengikuti di belakangnya.
Nabi keluar menuju ke Ka’bah dan melaksanakan sholat sedang sayyidah Fathimah duduk di sampaing ayahnya dan di samping Ka’bah terdapat orang orang Quraisy yang sedang berkumpul. Tiba-tiba datang salah satu dari mereka membawa bungkusan yang berisi kotoran dan darah unta yang baru melahirkan yang sangat bau dan menjijikkan. Mereka mendekati Nabi Saw dan menuangkannya di punggung, leher serta kepala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Lalu Mereka menertawakan Nabi dan bergembira, menari-nari sambil bertepuk tangan bahkan ada yang sampai jatuh terlentang karena terlalu kuat tertawa. Namun Nabi SAW tetap khusyuk dalam sujudnya. Sayyidah Fathimah menangis dan menghampiri ayahnya.
Dalam keadaan menangis Sayyidah Fathimah menghampiri ayahnya lalu membersihkan kotoran-kotoran yang ada di pundak ayahnya seraya berdoa atas orang kafir. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun dalam keadaan marah dan berdoa “Ya Allah, celakakanlah Uqbah bin Abi Mu’it, celakakanlah Hisam bin Hakam, celakakanlah Utbah.” Maka Demi Allah tidak disebut nama mereka kecuali terbunuhlah mereka di perang badar.
Nabi pun pulang bersama Sayyidah Fathimah dan air mata Sayyidah Fatimah terus mengalir. Ketika sampai di rumah Sayyidah Fatimah membersihkan kepala ayahnya dan mencuci baju ayahnya dalam keadaan menangis. Lalu Nabipun Berkata, “Wahai jantung hatiku Fatimah janganlah kau menangis karena Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu menjaga ayahmu.”
Kehidupan dan akhlak Sayyidah Fatimah merupakan figur yang sempurna untuk diteladani oleh kaum muslimah karena kelak di akhirat dikatakan bahwa Sayyidah Fatimahlah yang akan menjadi pemimpin para wanita yang akan menjadi penghuni surga. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Sa’id al-Khudri, Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “al-Hasan dan al-Husain adalah pemimpin para pemuda surga dan Fatimah pemimpin para wanita di surga.”
Baca juga: Mencintai dan Membela Nabi Muhammad Lewat Fatimah