Sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2022, sejumlah orang mulai membuat perencanaan yang ingin dicapai di tahun 2022. Sebagai umat Islam ada baiknya kita mengingat panduan dari KH Ahmad Baha’uddin Nursalim (Gus Baha).
Gus Baha mengingatkan pentingnya kearifan dalam mengelola kehidupan. Kebijakan dan kearifan yang utama adalah sesuatu yang tidak mendesak jangan dijadikan kebutuhan.
Ia mencontohkan keinginan makan enak dan wisata kemana-mana. Makan enak itu apa? Menurut Gus Baha jawabannya sederhana yaitu makan saat lapar, karena makanan apapun asal sehat dan halal menjadi enak.
“Kenapa kita sedemikian ribet dalam hidup karena kita terlalu berlebihan dan menginginkan banyak hal yang sebenarnya tidak diperlukan,” katanya.
Menurut Gus Baha, manusia sering menterjemahkan makan enak itu pada objek makanan. Padahal itu kurang tepat, semisal menterjemahkan makan enak ya makan sate, gule dan lainnya
Belum lagi tempatnya harus di warung makan yang bagus, harus di mall, harus ditemani pelayan maka hal itu akan membuat hidup manusia jadi ribet.
“Coba saat kita lapar harus cari warung yang enak ternyata warung yang kita tuju sudah tutup atau untuk mencapai warung tersebut ternyata jalannya macet. Sehingga betapa ribet hidup kita hanya untuk makan enak,” bebernya.
Gus Baha menyarankan agar dalam hidup semaksimal mungkin tidak tergantung pada banyak hal. Hidup itu apa? Hidup yang paling mulia itu yang paling dekat dengan Allah.
“Usahakan agar kita tidak tergantung pada banyak hal. Karena tergantung pada banyak hal dan tidak tergantung pada banyak hal itu keren mana? cerdas mana? Ya keren yang tidak tergantung pada banyak hal,” jelasnya.
Gus Baha beralasan kalau manusia ingin bahagia syaratnya tidak bergantung pada banyak hal. Jika kebahagiaan manusia tergantung pada banyak hal, maka manusia akan jadi makhluk yang susah bersyukur.
“Misalnya saja untuk bahagia itu bisa kapan sajati dak usah menunggu harus terkenal, harus punya uang banyak, harus ini harus itu. Kalau untuk bahagia saja harus menggantugkan pada berbagai kemungkinan dan keadaan betapa kita akan menjadi manusia yang susah bersyukur,” imbuhnya.
Demikian nasehat KH Ahmad Baha’uddin Nursalim sebelum memasuki tahun 2022