Mata uang rupiah terus saja melemah, hingga saat ini per 23 April 2024 telah mencapai $1 sama dengan Rp16.227. Pentingnya stabilitas perekonomian setiap negara untuk dijaga. Bahkan, tak jarang melemahnya nilai mata uang negara bisa membuat negara tersebut jatuh ke dalam krisis moneter.
Mata uang rupiah sendiri mengalami perjalanan panjang untuk berada pada saat ini. Misalnya, seperti pada tahun 1998, angka rupiah berada pada nilai Rp16.650 karena adanya krisis moneter dan menjadi nilai rupiah terendah. Setelah mengalami masa sulit tersebut, negara Indonesia bangkit kembali di angka Rp8.500 selama tiga tahun, dimulai tahun 2010 hingga 2012. Saat ini rupiah kembali melemah, yaitu Rp16.227. Jadi, mengapa rupiah bisa melemah?
Terjadi naik turunnya rupiah memiliki banyak faktor, mulai dari eksternal hingga internal. Apalagi dengan ketidakpastian global yang selalu diantisipasi oleh negara. Pertama, turunnya suplai dolar Amerika, dimana suplai yang semakin berkurang. Salah satunya seperti kurangnya investor yang menanamkan modalnya kepada Indonesia, karena adanya risiko, mengingat kondisi keuangan global sehingga menyebabkan pelarian investor ke tempat yang lebih aman, ketidakpastian politik, dan yang lainnya.
Kedua, turunnya harga komoditas ekspor. Menurunnya permintaan barang ekspor membuat neraca perdagangan berdampak. Jika ekspor turun, maka rupiah akan semakin melemah. Untuk mengatasi hal tersebut, negara tentunya harus melakukan ekspor lebih banyak agar neraca perdagangan semakin membaik. Adanya hal ini, tingkat impor juga harus semakin rendah, dengan melakukan membeli produk lokal bisa menjadi solusi mengatasi melemahnya rupiah.
Ketiga, perekonomian Amerika Serikat yang meningkat. Sebagai negara dengan mata uang cadangan utama yang digunakan oleh banyak negara dan lembaga keuangan, perekonomian Amerika Serikat sering disorot, terlebih ketika Amerika Serikat memberlakukan kebijakan ekonominya yang berpengaruh terhadap mata uang negara berkembang, salah satunya Indonesia yang mudah mengalami depresiasi akibat mata uang Amerika Serikat yang menekannya.
Penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat merupakan hasil dari kombinasi faktor-faktor ekonomi dan kebijakan yang kompleks, serta perubahan dalam faktor-faktor ini dapat memengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang tersebut.
Upaya untuk Meminimalisir Melemahnya Rupiah
Di samping Bank Indonesia yang melakukan kebijakan, salah satu contoh praktik menjadi warga negara Indonesia yang baik ialah dengan terus belanja barang produk lokal, dengan membeli barang produk lokal, maka diharapkan mampu mengurangi negara dalam hal impor.
Terus melakukan kegiatan ekspor, dengan meningkatkan hasil penerimaan mata uang asing bagi negara tersebut. Jika jumlah permintaan ekspor meningkat, maka permintaan mata uang domestik juga akan meningkat. Hal ini bisa memberikan tekanan positif terhadap nilai tukar rupiah
Wisata dalam negeri, Indonesia mempunyai banyak wisata yang tak kalah dengan luar negeri misalnya Bali, dengan masyarakat yang melakukan liburannya di dalam negeri hal ini bisa menjadi bahan keseimbangan perputaran uang. Apalagi bisa banyak mendatangkan para turis asing bisa meningkatkan nilai tukar rupiah.
Sebenarnya masih banyak hal yang bisa dilakukan, tapi harus tetap memantau pergerakan ekonomi global yang tidak pasti.
Penulis: Maulida Fadhilah Firdaus
Editor: Ikhsan Nur Ramadhan
Baca Juga: Strategi Bakar Uang, Masih Efektif?