• About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
LSPT
Home Kebangsaan

Manaqib Tongkat Syaikhona Kholil oleh D. Zawawi Imron

Zainuddin Sugendal by Zainuddin Sugendal
2022-02-22
in Kebangsaan, Keislaman, Seni & Budaya, Tokoh
0 0
1
Manaqib Tongkat Syaikhona Kholil

Manaqib Tongkat Syaikhona Kholil (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp
LSPT

tebuireng.co– Sastrawan KH. D. Zawawi Imron membacakan manaqib tongkat Syaikhona Kholil di acara puncak Harlah ke-99 Nahdlatul Ulama yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Syaikhona Moh. Kholil Bangkalan, Madura (17/02/22). Berikut ini adalah teks lengkap puisi manaqibnya.

Manaqib Tongkat Syaikhona Kholil

Bismillah tentang sebuah tongkat yang dikirimkan Syaikhona Kholil lewat Kiai As’ad Syamsul Arifin kepada Hadratussyakh Kiai Hasyim Asy’ari.

Tongkat yang bukan hanya sebuah tongkat tapi tongkat yang menyimpan amanah dan makna serta ijazah. Tongkat yang akan menjadi tanda dan tonggak pada zaman. Bahwa kegelapan yang gulita di bumi Nusantara membutuhkan iradah, gerak dan kebangkitan.

bahwa umat dan rakyat membutuhkan cahaya yang disuluhkan para ulama: suluh keadilan, suluh peradaban, suluh keberanian, dan suluh kemerdekaan. Lalu, tongkat Syaikhona kholil menandai kebangkitan para ulama.

maka pada tahun 1926, berdirilah Jamiyah Nahdlatul Ulama. Maka memancarlah cahaya ahlussunah wal jamaah di bumi Nusantara, Indonesia.
Kenapa bintang jumlahnya banyak tapi yang sembilan terang sekali. kenapa kita ikut ulama karena ulama ahli waris nabi.

orang madurapun ikut menyanyi, “anapah bintang mak benyak se sangak terak kakabbi, anapah kaule mak norok ulama, marghe ulama ahli waris nabi.”
Kegelapan di alam penjajahan disingkirkan dengan doa dan ketaqwaan maka catatlah dengan tinta madu sari bunga cempaka.

Setelah Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Belanda datang lagi untuk menjajah dan mengkocar-kacirkan perjuangan kemerdekaan. Tongkat Syaikhona Kholil tegak kembali menjelma fatwa Resolusi Jihad yang dicanangkan Hadratussyakh Hasyim Asy’ari

bahwa angkat senjata mengusir penjajah adalah wajib hukumnya dan siapa yang gugur dalam perang kemerdekaan melawan Belanda adalah kusuma bangsa yang syahid di jalan Allah.

maka ketika Belanda menyerang Surabaya, kaum santri, tentara keamanan rakyat, para buruh, tukang becak, penjual sate, petani dan semua menyerbu ke medan perang untuk mengusir penjajah Belanda, si angkara murka. Surabaya banjir darah, Surabaya menjadi lautan api.

Dengan fatwa Resolusi Jihad, peluru musuh menjadi kecil, mitraliur menjadi kecil, tank-tank dan bom musuh menjadi kecil, bahkan mautpun dianggap kecil. Allahu Akbar, hanya allah yang Maha Besar, hanya Allah yang Maha Besar. Itulah hari sakti 10 November. Hari Pahlawan dan Surabaya menjadi kota pahlawan.

Malam ini kita menyongsong 100 tahun Nahdlatul Ulama. Kita sujudkan dahi ke bumi, kitab sujudkan hati kepada ilahi, kita kenang jasa Syaikhona Kholil, kita kenang jasa Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari, kita kenang jasa Kiai Abdul Wahab Hasbullah, kita kenang jasa Kiai Bisri Syansuri, dan semua pahlawan yang namanya harum karena berjasa kepada bangsa dan tanah air. Hubbul wathon minal iman, cinta tanah air adalah sebagian dari iman.

Baca juga: Catatan Harlah: Menuju 1 Abad NU dalam Wacana Kebangsaan

Menutup pembacaan puisi manaqib tongkat Syaikhona Kholil tersebut, KH. D zawawi Imron sejenak mengajak hadirin untuk mengingat kembali akan diri kita sebagai bangsa Indonesia.

“Kanapa kita harus cinta kepada bangsa dan tanah air? Kita semua minum air Indonesia menjadi darah kita, kita makan beras, buah-buahan dan ikan Indonesia menjadi daging kita, kita meghirup udara Indonesia menjadi nafas kita, kita bersujud di atas bumi Indonesia berarti bumi Indonesia adalah sajadah kita.

dan bila tiba saatnya kita mati, kita semua akan tidur dalam pelukan bumi Indonesia. Daging kita yang hancur membusuk akan bersatu kembali dengan harumnya bumi Indonesia. Maka tidak ada alasan untuk tidak cinta kepada bangsa dan tanah air, tidak ada alasan untuk tidak cinta kepada Indonesia.

Tanah air Indonesia adalah ibunda kita. Siapa mencintainya jangan mengisinya dengan maksiat dan dosa, jangan mengisinya dengan fitnah dan permusuhan, jangan mengisinya dengan adu domba dan ucapan kebencian.

Tanah air Indonesia adalah sajadah kita. Siapa mencintainya harus menanaminya dengan benih-benih keimanan, benih-benih ketakwaan, kreativitas, kerja keras, dan kemajuan.Tanah air Indonesia adalah sajadah kita, tempat kita bersujud kepada Allah.

Alahamdulillah Indonesia, Subhanallah Indonesia, Masyaallah Indonesaia, Astaghfirullah Indonesia” tutup KH. D. Zawawi Imron dalam alunan nada yang lembut.

Baca juga: Resolusi Jihad dalam Cerita Agus Sunyoto

Tags: D. Zawawi ImronManaqib Tongkat Syaikhona KholilTongkat Syaikhona Kholil
Previous Post

Santripreneur dan Katalisator Ekonomi Umat

Next Post

Dua Ulama Pejuang Aswaja dari Sumatra

Zainuddin Sugendal

Zainuddin Sugendal

Next Post
Dua ulama pejuang aswaja dari sumatera

Dua Ulama Pejuang Aswaja dari Sumatra

Comments 1

  1. Ping-balik: Puisi "Manaqib Tongkat Syaikhona Kholil" D. Zawawi Imron | aswajadewata

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

  • Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim

    Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Perjalanan Rumah Tangga Buya Arrazy

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Istri Ketiga Pendiri ACT Terima Aliran Dana Umat?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pendiri ACT, Dekat PKS dan Kritik Jokowi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ratibul Haddad dan Segala Khasiat Membacanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Selamat akhir pekan. Kami telah menyiapkan beberapa artikel pilihan dari tebuireng.co di pekan ini:
- Bahaya Paham Radikal di Platform Digital
- Pentingnya Khusyuk dan Kiat-kiatnya dalam Salat
- Pahlawan Digital Perspektif Al-Qur
  • Open casting film tentang kejujuran. Silakan daftarkan diri kalian, kirim melalui email yang tercnatum pada gambar di atas.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #maksitebuireng #film #filmindonesia
  • "Dunia ini adalah buih yang dipenuhi barang rongsokan yang terapung-apung. Meski demikian, dari aliran ombak dan kesesuaian antara adukan laut dan gumulan ombak, buih itu membuahkan keindahan." -Jalaluddin Rumi  Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di www.tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #quotes #mutiarahikmah #mutiararumi #quotesoftheday #rumi
  • Keluarga besar Tebuireng Initiatives mengucapkan, sugeng ambal warsa ke-78 KH A. Mustofa Bisri @s.kakung . Semoga selalu diberikan kesehatan, kebahagiaan, kesuksesan dan hidup yang penuh barokah. Aamiin...  Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #harlah #gusmus #tokohnasional
  • "Urip nang dunyo ora perlu kepingin dadi opo-opo lan ora perlu khawatir ora dadi opo-opo," dawuh dari KH Chusaini Ilyas.  Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di www.tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #quotes #dawuh #mutiarahikmah #nahdlatululama #nahdliyin #chusainiilyas
  • Niat puasa Asyura  نويت صوم عاشو راء سنة لله تعالى  Nawaitu shauma Âsyûrâ-a sunnatan lilâhi ta’âlâ.  “Saya niat puasa sunah Asyura karena Allah ta’âlâ.”  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #sunah #puasa #muharram
  • إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ  Segenap keluarga besar Tebuireng Initiatives turut berdukacita atas wafatnya Ustazah Nurul
  • Niat puasa tasu
  • Seminar Nasional Universitas Hasyim Asy
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Toko >>

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist