tebuireng.co- Gus Baha dalam salah satu pengajiannya menerangkan makna berbuka puasa. Sebab kegiatan yang satu ini menjadi salah satu hal yang ditunggu-tunggu oleh setiap muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa. Setelah sehari menahan lapar dan dahaga, berbuka puasa seakan menjadi hadiah bagi mereka.
Selain untuk mengganti rasa lapar menjadi kenyang, terdapat beberapa hal yang bisa diperoleh umat muslim dalam berbuka puasa apabila mereka mengetahui hakikat dan makna dari berbuka puasa.
Menurut Gus Baha berbuka puasa merupakan rangkaian dari ibadah. Beliau mengungkapkan di antara hadis yang populer menjelaskan bahwa tahapan ibadah seorang hamba adalah melaksanakan ibadah dari satu ibadah ke ibadah yang lain. Yakni manusia sebagai seorang hamba Allah mempunyai tugas khusus untuk selalu menjalankan setiap fardu sembari menunggu fardu yang lain.
Sebagaimana ketika puasa dan merasa lemah seorang hamba akan lemah menghadap Allah sehingga menurut Gus Baha ketika berbuka puasa pun tidak hanya sekedar makan. Namun menjadi lanjutan dari kebaikan yang lain dari sikap lemah di hadapan Allah kemudian menjadi ibadah syukur kepada Allah.
Sehingga bahkan dalam keadaan berpuasa umat muslim tetap selalu melaksanakan kebaikan. Yakni dari satu kebaikan ke kebaikan yang lain. Dari tawadu’ menjadi syukur.
Hal ini juga sebagaimana yang dijelaskan oleh Prof Quraish Shihab bahwa di antara tujuan puasa adalah bersyukur. Menukil dari penggalangan surah Al Baqarah ayat 185
وَمَنۡ کَانَ مَرِيۡضًا اَوۡ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنۡ اَيَّامٍ اُخَرَؕ يُرِيۡدُ اللّٰهُ بِکُمُ الۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيۡدُ بِکُمُ الۡعُسۡرَ وَلِتُکۡمِلُوا الۡعِدَّةَ وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمۡ وَلَعَلَّکُمۡ تَشۡكُرُوۡنَ
“Barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu (Ramadlan) , maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur” (Al Baqarah :185)
Sehingga syukur menjadi hal yang penting yang harus dipahami. Prof Quraish Shihab juga menjelaskan bahwa di antara definisi dari syukur adalah menerima yang sedikit dan menganggapnya banyak serta memberi yang banyak dan menganggapnya sedikit.
Ia juga menambahkan bahwa selain bersyukur, di antara tujuan puasa di bulan Ramadlan adalah melakukan perubahan-perubahan positif. Yang mana ketika di bulan sebelumnya hanya bangun untuk salat subuh, saat puasa di bulan Ramadan berubah menjadi bangun untuk sahur, bisa melaksanakan qiyamul lail, tadarus dan lain-lain.
Sementara itu, dalam berbuka puasa, Gus Baha tidak melarang untuk memenuhi suatu keinginan menu makanan apa saja yang ingin dinikmati ketika berbuka.
Menurut Gus Baha, hal ini tidak bertujuan menuruti hawa nafsu atau niat untuk berlebih lebihan. Tetapi bertujuan untuk menyenangkan umat Islam dalam ketaatan (kebaikan) yang mana berbuka puasa merupakan hal baik yang bisa berujung syukur sehingga menjadikan orang senang pada ketaatan dengan membiarkan mereka menikmati sesuatu yang tidak haram baginya merupakan suatu hal yang diupayakan oleh para ulama.
Baca juga: Syarat Wajib Puasa Menurut Abu Syuja