Bulan maulid atau bulan Rabiul Awwal merupakan bulan yang berkah dan sangat bersejarah karena menjadi bulan kelahiran Nabi agung Muhammad Saw. Di Indonesia, masyarakat akan bersuka cita menyambut kedatangan bulan mulia tersebut dengan melaksanakan beberapa tradisi maupun perayaan adat yang berbeda di setiap wilayahnya.
Selain itu, mereka juga akan membuat makanan khas di bulan maulid dalam rangka menyambut dan memeriahkan bulan kelahiran Nabi. Seperti masyarakat wilayah Kudus, Jawa Tengah yang biasa membuat Ampyang Maulid sebagai makanan khas yang selalu ada di bulan Maulid. Ampyang Maulid merupakan nasi kepel yang dibungkus diatas tandu menggunakan daun jati yang kemudian dirangkai mirip gunungan dengan tinggi sekitar 1,5 meter.
Di dalamnya berisi nasi, lauk, sayur lengkap dengan kerupuknya. Selain nasi juga terdapat buah yang disusun rapi di atas tandu. Ampyang tersebut kemudian di arak dalam sebuah tradisi kirab lalu didoakan oleh para sesepuh sebelum kemudian dibagikan kepada warga.
Selain itu juga terdapat makanan kuah beulangong yang merupakan makanan khas Aceh di bulan Maulid.
Masyarakat Aceh biasa memasak kuah beulangong dalam beberapa hari besar Islam seperti hari raya idul fitri, hari raya idul adha dan perayaan Maulid Nabi.
Kuah beulangong adalah masakan olahan daging kambing yang dimasakmenggunakan rempah kari yang di dalamnya terdapat campuran nangka muda dan pisang muda. Kuah beulangong berasal dari kata belanga atau kuali besar. Dimana, proses memasak kuah beulangong menggunakan kuali besar.
Dahulu, masyarakat Aceh memasak kuah beulangong di tengah sawah menggunakan periuk tanah dengan daun jerami sebagai bahan bakarnya.Makanan ini ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tahun 2008.
Makanan khas masyarakat Indonesia di bulan Maulid yang lain adalah ketupat sumpil. Makanan ini menjadi ciri khas masyarakat Kaliwungu Kabupaten Kendal Jawa Tengah dalam perayaan maulid Nabi.
Bahan dasar pembuatannya adalah yang dibungkus dengan daun bambu berbentuk limas segi tiga. Makanan ini diolah mirip seperti ketupat lalu disajikan dengan sambal dari parutan kelapa.
Masyarakat Kaliwungu biasa menyajikan ketupat sumpil pada perayaan “Weh-wehan” yang biasanya diselenggarakan pada acara Maulid nabi Muhammad SAW. Ketupat sumpil menjadi makanan khas yang memiliki makna filosofi yang dalam yakni diantaranya adalah Bentuk segitiga dari ketupat sumpil ini melambangkan hubungan antara manusia dan Tuhannya dan hubungan antara manusia dan sesama manusia.
Demikian beberapa makanan khas masyarakat Indonesia pada bulan maulid yang tetap dijaga dan dilestarikan sebagai bagian dari budaya di setiap wilayahnya.
Penulis: Thowiroh
Editor: Zainuddin Sugendal
Baca juga: Berbagai Tradisi Unik di Indonesia Sambut Bulan Maulid