tebuireng.co – Kasubdit Pendidikan pesantren Kemenag RI, Basnang Said mengatakan mahasantri diminta perkenalkan Indonesia ke dunia dan menambah skillnya agar bisa bersaing di internasional.
“Akan dibuka prodi Hubungan Internasional supaya akan hadir mahasantri Indonesia yang akan mengenalkan negaranya pada dunia Islam. Mereka yang tumbuh dalam sosio-kultur Indonesia,” jelasnya saat di Pesantren Tebuireng, Jum’at (04/03/2022).
Ia mengatakan dalam rangka menguatkan sumber daya manusia santri, Dirjen Pendidikan Islam dan Direktur PD Pontren menimbang perlu adanya penambahan anggaran modal.
Basnang Said menyatakan bahwa kuota penerimaan mahasantri Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) di tahun 2022 ini akan ditambah dan prodi di Ma’had Aly yang dipilih adalah prodi-prodi yang bergengsi.
[bctt tweet=”mahasantri go internasional” username=””]
Ia menambahkan, santri yang akan mengenalkan Islam Nusantara ke dunia Islam di masa depan, setidaknya ada beberapa poin yang perlu diperhatikan.
Pertama, pribumisasi. Beragama Islam tidak perlu ‘kearab-araban’. Sebagai contoh, istilah-istilah yang digunakan tidak perlu mengadopsi bahasa arab, tapi substansinya menunjukkan identitas keislaman.
Kedua, hubungan agama dan negara. Indonesia bukan negara Islam, tapi merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan seluruh kebutuhan umat Islam divasilitasi oleh negara.
“Dengan adanya vasilitas negara ini, maka mahasantri diharapkan bersinergi dengan negara menuju Indonesia emas di tahun 2045,” ujarnya.
Menurutnya, Indonesia sebagai negara Islam terbesar di dunia memiliki potensi menjadi barometer kekuatan Islam.
Baca Juga: Polemik SE Menag Yaqut
Oleh karenanya, mahasantri diminta perkenalkan Indonesia sebuah permintaan yang logis. Apalagi saat ini Indonesia sedang mengalami bonus demografi, maha santri yang memiliki usia produktif sangat banyak.
“Santri diharapkan mampu melakukan hal-hal yang positif untuk bangsa dan negara. Sejarah kemerdekaan Indonesia tidak luput dari kiprah santri,” imbuhnya
Dalam mewujudkan peran santri tersebut, selama di pesantren santri perlu dibekali softskill yang bagus, jujur, mandiri, tidak gampang putus asa, selalu memiliki motivasi dan semangat yang tinggi.
Santri diharapkan mengoptimalkan penguatan akademik, pelatihan kepemimpinan, dan peningkatan penguasaan bahasa asing.
Karena zaman akan terus berputas, generasi akan terus-menerus berjalan. Dalam membangun sebuah bangsa, yang harus menjadi perhatian adalah terjadinya regenerasi. Putus regenerasi, maka putuslah pembangunan bangsa ini.
“Mahasantri jangan merusak masa depan dengan diperbudak oleh media sosial. Mahasantri justru harus menuntun media sosial untuk hal-hal yang positif.
Penulis: Himmayatul Husna