tebuireng.co- Prof. Imam Suprayogo, mantan Rektor Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang sekaligus ketua yayasan Universitas Hasyim Asyari (UNHASY) mengatakan bahwa salah satu kunci kesuksesan adalah komunikasi. Komunikasi sendiri terbagi menjadi tiga yaitu komunikasi dengan Allah, komunikasi dengan Rasulullah dan komunikasi dengan manusia.
Pertama komunikasi dengan Allah direalisasikan dengan shalat yang khusu’. Sholat yang khusu’ adalah shalat yang bertemu dengan Allah sebagai mana yang dijelaskan dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 45-46
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ * الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.( Qs Al Baqarah :45-46)
Menurut Prof. Imam, dalam mencapai kekhusu’an tersebut setiap melaksanakan shalat semua raga, hati dan pikiran harus menyatu dan merasa sedang berada di tempat yang mulia yaitu Baitullah (ka’bah) karena Ka’bah merupakan rumah ruhani yang menjadi tempat pulang bagi setiap hamba untuk bertemu dengan Allah.
Sehingga setiap hamba yang shalat dalam keadaan khusu’ akan memperoleh ketenangan batin dan buah dari kekhusu’an adalah mampu menjadikan hamba terhindar dari kemunkaran dan kejelekan.
Kedua, Prof. Imam juga menerangkan untuk mencapai komunikasi yang baik dengan Allah perlu adanya komunikasi dengan Rasulullah karena menurutnya untuk mengenali Allah carilah orang yang dekat dengan Allah yaitu Rasulullah.
Komunikasi dengan Rasulullah sangat penting karena Rasulullah adalah utusan Allah yang membawa agama-Nya sebagai petunjuk bagi seluruh manusia dan sebagai pemimpin untuk menuju jalan yang diridhai Allah sehingga komunikasi dengan Rasulullah sangat dibutuhkan karena tidak dikatakan beriman kepada Allah jika tidak beriman kepada Rasulullah. Dan Rasulullah adalah wasilah bagi setiap hamba untuk bertemu dengan Allah.
Dalam surah an-Nur ayat 62 dijelaskan:
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَإِذَا كَانُوا۟ مَعَهُۥ عَلَىٰٓ أَمْرٍ جَامِعٍ لَّمْ يَذْهَبُوا۟ حَتَّىٰ يَسْتَـْٔذِنُوهُ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَـْٔذِنُونَكَ أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ فَإِذَا ٱسْتَـْٔذَنُوكَ لِبَعْضِ شَأْنِهِمْ فَأْذَن لِّمَن شِئْتَ مِنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمُ ٱللَّهَ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan ( Rasulullah ) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
“Salah kaprah orang yang ingin bertemu Allah namun tidak melalui perantara Rasulullah karena dalam memberi petunjuk kepada manusia saja, Allah masih melalui perantara Rasulullah” jelasnya.
Terakhir adalah komunikasi dengan manusia dengan cara silaturrahmi. Menurutnya silaturrahmi sangat penting untuk menyatukan keberagaman setiap individu kembali menjadi satu rasa. sebab meskipun berbeda dalam segi ras, pikiran, kultur dan lain sebagainya tetapi ruh setiap manusia itu sama, tidak ada istilah ruh Jawa, ruh Madura, ruh Sumatera, ruh Malaysia dan lain lain. Karena kesamaan ruh itulah perasaannya sama dan salah satu tujuan dari silaturrahmi adalah kembali mempertemukan kesamaan tersebut.
Baca juga: Pengaruh Suara Batin Dalam Berkomunikasi
Baca juga: Berkomunikasi dengan Waliyullah layaknya Menelepon