tebuireng.co – Habib Ali Al Habsyi, seorang ulama besar, Shohibul Maulid Simtudduror yang terkenal. Kitab ini berisi tentang kisah kelahiran ‘manusia utama’, yakni Nabi Muhammad saw., beserta akhlak, sifat, dan riwayat hidupnya. Namun, bagaimana kunci sukses dari seorang Habib Ali Al Habsyi?
Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi adalah seorang ulama besar asal Hadramaut, Yaman. Ia merupakan putra dari Al Arif Billah Muhammad bin Husain bin Abdullah al-Habsyi dan Habibah Alawiyyah. Ayahnya seorang pendakwah yang tekun menyiarkan risalah agama hingga ke pelosok Hadramaut demi meneruskan perjuangan datuknya yakni Rasulullah saw.
Nama Habib Ali Al Habsyi sudah tidak asing lagi di dengar karena kemasyhurannya dalam hal keilmuan. Terutama salah satu kitab karyanya yaitu kitab Maulid Simtudduror yang tersebar dan dibaca hingga ke seluruh penjuru dunia. Kesuksesannya dalam belajar, berdakwah, mengarang kitab, dan lain-lain tidak lepas dari didikan dan baktinya kepada orang tua.
Habib Ali Al Habsyi lahir di Qasam, Hadramaut, Yaman pada 24 Syawal 1259 H. Sejak kecil, ia di didik langsung oleh kedua orang tuanya. Ketika usianya mencapai 11 tahun, Ia berhasil menghafalkan Al-Qur’an dan beberapa kitab lainnya seperti kitab Al-Irsyad dan kitab Alfiyah Ibnu Malik.
Pada tahun 1270 H, ayahnya diperintah oleh gurunya Habib Abdullah bin Husain bin Thahir untuk hijrah ke Mekkah untuk menjadi seorang mufti as-Syafi’iiyah Haramain dan menetap disana. Sejak saat itu Habib Ali diasuh oleh ibunya, Habibah Alawiyyah.
Shohibul Maulid Simtudduror ini dikenal sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, terutama kepada ibunya, karena setelah ayahnya menjadi mufti Haramain, ia hanya tinggal bersama ibunya. Ia sangat berbakti dan menghormati ibunya. Ia menganggap bahwa segala harta adalah milik ibunya, sedang dirinya tidak memiliki apa-apa meski sebenarnya ia mempunyai harta. Hal tersebut ia lakukan karena sifat tawadhu’ dan bakti seorang anak kepada orang tua. Menurutnya, tidak ada amalan yang manfaatnya paling besar di dunia ini selain berbakti kepada kedua orang tua.
Baca Juga: Perempuan adalah Kunci, Nasihat dari Nabi Muhammad
Selain berbakti kepada orang tua, salah satu kunci kesuksesan Habib Ali Al Habsyi adalah keseriusannya dalam menjaga adab kepada guru ketika berada dalam majelis.
Al Habib Abdurahman Al Attas menjelaskan bahwa ketika Habib Ali Al Habsyi masuk pada suatu majelis maka ia sekaan akan tidak melihat siapapun selain gurunya, hal tersebut karena untuk mengagungkan dan menjaga adab kepada sang guru.
Menurutnya setiap hal memiliki hak. Rumah memiliki hak, pemilik rumah memiliki hak, teman duduk memiliki hak, dan hak itu menjadi semakin besar sewaktu duduk di hadapan orang yang berilmu.
Ia juga tidak senang dengan banyaknya gerakan yang membuat suatu majelis menjadi terganggu. Baginya gerakan-gerakan dan kegaduhan yang ditimbulkan bisa menghapus keberkahan majelis. Keberkahan majelis bisa di dapat jika setiap orang hadir dengan adab. Sedang adab dan pengagungan letaknya di hati.
Wallahua’lam bisshowab.
Oleh: Thowiroh