tebuireng.co – Kunci kesuksesan Gus Sholah atau KH Salahuddin Wahid menurut Irfan Asy’ari Sudirman (Gus Ipang) karena memiliki mimpi besar yang senantiasa menuntut gerak hidupnya.
Hal ini disampaikannya saat peringatan 1000 hari wafatnya KH Salahuddin Wahid di RS KH Hasyim Asy’ari Tebuireng, Sabtu (30/10/2022).
“Mimpi besar itulah yang membawa Gus Sholah hingga titik saat ini. Titik di mana kiprahnya bisa dinikmati banyak orang. Karyanya bisa dicicipi berbagai kalangan. Hingga semua pihak menerima kehadirannya sekaligus mencintainya,” jelasnya.
Gus Ipang menambahkan, kemajuan pesat yang terjadi di Tebuireng pada era kepemimpinan Gus Sholah tidak terlepas dari mimpi besar yang dimilikinya.
“Karena mimpi besar itulah, pada masa tersebut Pesantren Tebuireng bisa mencapai 18 cabang di seluruh Indonesia,” imbuhnya.
Menurut Gus Ipang, KH Shalahuddin Wahid merupakan sosok yang komplit. Gus Sholah adalah sosok 3 in 1 karena ia merupakan ulama, ilmuwan, juga professional. Sifat lain yang menonjol dari Gus Sholah yaitu keikhlasan dan kejujuran.
Selanjutnya, Gus Ipang mengatakan bahwa mimpi besar Gus Sholah terawat dengan dua semangat. Pertama, semangat membangun. Tentang semangat membangun ini, paling mudah bisa dilihat dari lembaga-lembaga yang dimiliki Pesantren Tebuireng.
Mulai dari lembaga yang dikhususkan untuk pengembangan pendidikan, media, hingga ekonomi Pesantren banyak didirikan oleh Gus Sholah selama menjabat sebagai pengasuh Pesantren Tebuireng.
“Kedua adalah semangat kolaborasi. Bisa dilihat dari apa yang ia lakukan, ia bergaul tanpa melihat latar belakang orang yang ada di hadapannya,” ujar putra sulung Gus Sholah ini.
Terkait kolaborasi, cucu KH M Hasyim Asy’ari ini sering melakukan kolaborasi positif dengan berbagai pihak. Seperti pada proses produksi film Jejak Langkah 2 Ulama yang melibatkan Pesantren Tebuireng dengan Muhammadiyah, yang pada waktu itu digagas oleh Gus Sholah dan Haedar Nashir.
Selanjutnya ada pendirian Pesantren Sains sebagai salah satu pengembangan pendidikan Tebuireng, Gus Sholah kolaborasi bersama Agus Purwanto. Salah satu ilmuan yang juga berasal dari Muhammadiyah.
“Kolaborasi yang dilakukan Gus Sholah baik lintas organisasi hingga lintas agama sekalipun. Orientasi dari segala sesuatu yang dilakukan Gus Sholah bermuara pada satu output, yakni kemanfaatan,” tandas Gus Ipang.
Oleh: A Fikri