tebuireng.co – Kriteria pemimpin masa depan menurut Yenny Wahid disampaikannya saat diskusi Grand Design Politik dan Kepemimpinan Nasional, Prospek Kontribusi Generasi Muda Mewujudkan Indonesia Emas 2045 di Bogor, Selasa (5/7/2022).
Hal ini diungkapkannya di tengah gencar-gencarnya politisi mengenalkan dirinya sebagai calon pemimpin idaman, baik dengan cara terang-terangan maupun dibungkus dengan kegiatan blusukan untuk menarik simpati masyarakat.
Menurut putri Gus Dur ini, ada tiga kriteria pemimpin masa depan yang harus dimiliki. Pertama, teknologi. Ia memandang bahwa Indonesia hingga saat ini masih dalam keadaan tertinggal di bidang pemanfaatan teknologi dan komunikasi yang baik. Pemimpin masa depan harus kuasai teknologi.
Hal ini, menjadi penyebab maraknya kabar hoax yang tersebar dan mudahnya muncul konflik di tengah masyarakat akibat kegiatan teknologi yang tak terukur.
Selain itu, kecanduan gadget di kalangan anak-anak dan pemuda juga tidak sedikit merusak suasana belajar mereka yang notabene masih usia produktif di dunia pendidikan.
“Pemimpin masa depan harus bisa menjawab ketertinggalan dari negara-negara lain dalam hal pemanfaatan teknologi dan kemampuan mengedukasi masyarakat dalam berkomunikasi secara baik di dunia digital,” tulisnya di akun instagram pribadinya.
Kedua, pemimpin masa depan memahami isu lingkungan khususnya tentang permasalahan perubahan iklim internasional, ini penting untuk menjadi fokus perencanaan ke depannya bagi pemimpin masa depan.
Dari sekian banyaknya isu sampah plastik, pemanasan global yang mengakibatkan air laut semakin naik, dan terjaminnya persediaan Sumber Daya Alam (SDA) yang harus segera ditemukan solusinya agar keberlangsungan hidup di bumi tetap terjaga.
Ketiga, pemimpin masa depan harus bisa mengatasi tantangan ideologi. Dengan semakin banyaknya muncul kelompok-kelompok yang mengatasnamakan kelompok agama dengan mengusung ideologi eksklusif, tentunya hal ini menjadi salah satu ancaman bagi keberagaman yang ada di Indonesia.
Kelompok yang pro kekerasan juga tak kalah mengancamnya. Toleransi yang sejak awal dikenalkan oleh para pendahulu bangsa ini bisa terkikis dengan maraknya perseteruan antar kelompok dalam menyebarkan ideologinya masing-masing.
“Ideologi ekslusif dan pro kekerasan yang (red; bisa) mengganggu nilai-nilai toleransi dan keberagaman kita,” lanjut perempuan yang lahir dari pejuang nilai-nilai kemanusiaan ini.
Yenny juga berharap, agar mahasiswa yang merupakan elemen pemuda dan calon pemimpin masa depan juga ikut buka suara dalam menentukan desain kepemimpinan bangsa. Sebab ia percaya bahwa pemuda memiliki peran penting dalam hal itu.
“Saya berharap teman-teman mahasiswa untuk bicara tujuan politik bangsa beyond the figures saat ini,” tandas Yenny Wahid.
Oleh: A Fikri