Salah satu permasalahan yang dimiliki anak-anak Indonesia adalah Stunting. Stunting atau kondisi dimana kurangnya memperhatikan gizi anak sehingga berakibat tinggi badan yang rendah menurut usia atau gangguan tumbuh kembang. Hal itu akibat kekurangan gizi sehingga anak menjadi pendek dari pada ukuran tinggi badan yang seharusnya.
Melalui website UNICEF Indonesia dalam survei yang dilakukan oleh kementerian kesehatan pada tahun 2022 terungkap bahwa di Indonesia 1 dari 12 mengalami wasting dan 1 dari 5 anak balita menderita stunting.
Menurut website UNICEF Indonesia, faktor risiko stunting ialah kemiskinan yang berpengaruh terhadap pemberian gizi buruk kepada anak, minimnya pengetahuan yang dimiliki orang tua, pemberian makanan yang tidak memadai, dan praktik pengasuhan anak buruk termasuk pengaruh asap rokok dari anggota keluarga.
Rokok sendiri mengandung berbagai zak kimia berbahaya yang berdampak bagi kesehatan seperti penyakit pernafasan, serangan jantung, penyakit mata dan yang lainnya. Selain itu orang di sekitarnya atau perokok pasif juga mengalami penyakit yang hampir sama yang disebabkan oleh asap rokok.
Ayah yang menjadi perokok aktif cenderung pengeluaran untuk protein, hewani, buah, sayur, beras, dan makanan yang bergizi lebih rendah dibandingkan dengan ayah yang tidak merokok.
Lebih dari itu, melalui hasil penelitian yang dilakukan BPS, Rumah Tangga yang anggotanya perokok aktif lebih memenuhi kebutuhan mengonsumsi rokok dari pada kebutuhan lain dibandingkan rumah tangga yang tidak merokok.
Hal ini menjadi indikasi bahwa rumah tangga miskin di Indonesia cenderung memprioritaskan untuk membeli sebungkus rokok dibandingkan mengonsumsi beras dan makanan lainnya yang jauh lebih bergizi.
Akibat dari rumah tangga miskin yang lebih mengutamakan untuk membeli rokok, anak cenderung mengalami stunting dikarenakan prioritasnya mengonsumsi rokok dibandingkan konsumsi beras dll. Meskipun faktor ini masih lemah, namun dengan ini menjadi pertimbangan dan sudut pandang baru terkait konsumsi rokok.
Akibat dari stunting, berpengaruh terhadap kecerdasan, perkembangan dan pertumbuhan organ tubuh dipengaruhi oleh faktor genetik (keturunan) dan faktor lingkungan seperti gizi dan stimulasi. Pembentukan otak ketika bayi dan sel saraf kurang optimal sehingga dapat menurunkan potensi kecerdasan.
Dengan mempertimbangkan hal yang mengakibatkan stunting perlunya kesadaran orang tua dapat lebih bijaksana dalam mengatur pengeluaran rumah tangga dan perlunya edukasi dampak konsumsi rokok terhadap masyarakat.
Baca Juga: Bank Indonesia Cabut Pecahan Uang Logam Tahun Lama