Kisah sebelum Imam Bukhari wafat ini diceritakan oleh Abuya Arrazy Hasyim. Suatu hari, Imam Bukhari diundang oleh seorang raja yang bernama Ahmad agar dia mengajarkan ilmu hadis di rumahnya.
Untuk mempelajari satu hadis, Imam Bukhari harus rela menempuh perjalanan ribuan km, maka khusus untuk mengaji hadis kata Imam Bukhari:
“jika anakmu wahai raja, ingin jadi orang alim. Serahkan dia kesini. Jangan aku ke sana”, ucap Imam Bukhari.
Namun pernyataan Imam Bukhari tersebut disangka menyinggung sang raja, dan akhirnya dia (Imam Bukhari) terpaksa keluar Kota Bukhori. Maka para askar raja pun mengejarnya, dan Imam Bukhari pun melarikan diri hingga dia sampai di kota Samarkan.
Sesampainya di Samarkan, karena kota ini besar maka kesulitan mencari Imam Bukhari, tapi sang imam sudah kelelahan. Akhirnya pada malam hari ia berdoa:
“Ya rabb, jika mati lebih baik bagiku, jemputlah aku malam ini juga. Jika hidup lebih baik bagiku, panjangkan umurku. Namun, ya Allah, aku rindu kepada Rasul, aku rindu kepada Engkau, maka jemputlah aku malam ini juga”.
Akhirnya dia usap matanya, langsung jatuh badannya meninggal setelah salat. Malam itu juga dikuburkan, supaya tidak ketahuan Imam Bukhari melarikan diri dari Bukhoro (Kota Bukhori).
Baca juga: Keutamaan kitab Shahih Bukhari
Seusai Imam Bukhari wafat, lalu apa yang terjadi pada Raja Ahmad bin Kholid? Tidak sampai seminggu, hanya terhitung tiga hari ada surat datang dari Baghdad, dia (Raja) harus menghadap ke Mahkamah. Hakim saat itu langsung raja atau khilafah saat itu.
Ternyata Raja Ahmad terjerat kasus korupsi yang akhirnya dia harus mendekap di sel tahanan. Tak sampai satu bulan, raja pun mati dalam kehinaan di penjara. Akhirnya sang raja pun mati dalam kehinaan.
Inilah akibat daripada seseorang yang berani menyakiti hati seorang ulama, dalam kisah ini adalah Imam Bukhari. Dia akan hidup dalam kesengsaraan, dan mati dalam kehinaan. Di sini yang dimaksud adalah ulama benaran, bukan
Baginya, seorang guru memiliki pangkat wali ‘am di sisi Allah. Ketika seorang berani menggores hati mereka, maka tidak akan ada keberkahan dalam hidup. Bahkan Buya Arrazy Hasyim menjelaskan jika seorang guru atau ulama memiliki pangkat wali khos di sisi Allah, menyakiti hatinya akan kualat seumur hidup.
“Antum hati-hati, guru itu maqomnya wali ‘am. Dia kekasih Allah. Sakiti mereka, tunggu kualat hidup antum seumur hidup,” jelasnya seperti dikutip dari di salah satu video, Ahad (26/12/2021)
Demikian kisah sebelum Imam Bukhari wafat semoga kita bisa mengambil pelajaran.
Matur suwun