tebuireng.co – Kisah nabi membela istrinya di hadapan orang lain cukup banyak dimuat dalam hadis-hadis. Namun, bagaimana kalau Nabi Muhammad membela istrinya dari suku Yahudi?
Istri Nabi Muhammad dari suku Yahudi berjumlah dua orang yaitu Shafiyah dan Rayhanah. Shafiyah binti Huyay merupakan perempuan Yahudi dari suku Nadir. Ia mendapat gelar ummul mukminin.
Shafiyah binti Huyay bin Akhtab bin Syu’ah bin Ubaid bin Ka’ab bin al-Khazraj bin Abi Hubaib bin an-Nadhir bin an-Niham bin Tahum dari Bani Israil yang termasuk cucu Nabi Harun bin Imran ‘alaihissalam. Ibunya adalah Barrah binti Samau-al.
Ummul Mukminin Shafiyah lahir tahun 9 sebelum hijrah dan wafat 50 H. Tahun lahir dan wafat itu bertepatan dengan 613 M dan 670 M. Sebelum masuk Islam, Shafiyah pernah menikah dua kali.
Shafiyah dinikahi oleh Rasulullah ketika usianya mendekati 17 tahun atau baru saja 17 tahun. Secara nasab, Shafiyah bersambung hingga Nabi Harun As.
Dikutip dari buku Kelengkapan Tarikh Rasulullah oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Shafiyah binti Huyay adalah seorang budak dari Bani Al-Musthaliq. Ia datang kepada Rasulullah SAW untuk memerdekakannya.
Shafiyah menjadi budak karena dampak peperangan. Menjadi seorang tawanan perang bukanlah hambatan bagi dirinya untuk memiliki pribadi yang salihah. Karena kepribadiannya itu, ia pun masuk Islam.
Shafiyah sering disebut sebagai anak Yahudi. Namun, Nabi Muhammad berusaha untuk membela Shafiyah dan menghiburnya.
Suatu hari ungkapan “Anak Yahudi” terdengar langsung di telinga Shafiyah. Perkataan itu membuatnya tersinggung dan menangis tersedu-sedu kemudian mengadu pada Nabi.
Nabi Muhammad lantas bertanya padanya, “Ada apa Shafiyah? Mengapa kamu sampai menangis tersedu-sedu?”
“Hafsoh berkata bahwa aku adalah anak Yahudi,” jawab Shafiyah sambil terus menangis.
“Memang benar, kamu adalah anak Yahudi. Namun, kamu adalah keturunan Harun, pamanmu adalah Nabi Musa, dan engkau saat ini adalah istri seorang Nabi, maka apa yang membuat mereka merasa bangga dan seolah lebih utama darimu?”
Kemudian nabi menemui Hafsoh dan berkata kepadanya, “Takutlah engkau pada Allah, wahai Hafsoh!”. Sejak saat itu Shafiyah merasa tenang.
Setiap kali mendengar ejekan dari istri-istri nabi, ia menjawab, “Bagaimana mungkin engkau bisa lebih baik dariku, aku adalah keturunan Harun, suamiku adalah Nabi Muhammad, dan pamanku adalah Nabi Musa AS.
Kecantikan Shafiyah tidak diragukan lagi, hal ini membuat para wanita Madinah penasaran, tak terkecuali istri Nabi, yakni Aisyah. Suatu hari Rasulullah memergoki Aisyah yang sedang mengintip Shafiyah, kemudian Nabi menarik bajunya sambil bercanda, “Bagaimana, Aisyah, apakah engkau sudah melihatnya?”
Aisyah menjawab dengan kesal, “Ya, aku melihat anak Yahudi”
Lalu Nabi Muhammad menasihati Aisyah dengan lembut, “Jangan begitu, Shafiyah telah memeluk agama Islam dan menjadi perempuan yang baik.” Lalu Aisyah segera pergi dari tempat itu sambil menunjukkan kecemburuannya pada Nabi Muhammad.
Shafiyah kurang disenangi oleh wanita muslimah dan istrinya nabi, hal ini karena mengingat perbuatan ayah Shafiyah yang sangat jahat dan kejam kepada Nabi. Dahulu, ayah Shafiyah pernah melempar batu pada Nabi Muhammad.
Shafiyah wafat di Madinah dan dimakamkan di pemakaman Baqi. Shafiyah juga meriwayatkan beberapa hadis dari Nabi Muhammad.
Lalu siapa saja nama istri-istri Nabi Muhammad Saw? Berikut nama-namanya:
Kelompok pertama (meninggal sebelum nabi): 1. Khadijah binti Khuwailid, 2. Zaynab binti Khuzaymah, 3. Sana binti Asma, 4. Sharaf binti Khalifah, 5. Khaulah binti Al-Hudhail, 6. Khaulah binti Hakim, 7. Rayhanah binti Zayd.
Catatan: Istri-istri dari nomor 3 sampai 6 dalam kelompok ini meninggal dunia sebelum berhubungan layaknya suami-istri dengan nabi. Itu pula mungkin dalam riwayat lain, istri-istri ini tidak dihitung. Jika tidak dihitung, dalam kelompok pertama ini hanya ada tiga istri. Rayhanah adalah perempuan Yahudi dari Bani Nadir.
Kelompok kedua (istri yang meninggal setelah Nabi meninggal dunia) teridiri dari nama-nama berikut: 1. ‘Aisha binti Abi Bakr, 2. Saudah binti Zum’ah; 3. Ḥafsah binti ‘Umar ibn Al-Khattab, 4. Ummu Salamah binti Abi Umayya, 5. Ummu Ḥabibah Ramlah binti Abi Sufyan, 6. Zaynab binti Jahsh, 7. Maymunah binti Al-Harith, 8. Juwairiyah binti Al-Harith, 9. Ṣofiyah binti Huyyayy ibn Ahthab.
Dari perempuan-perempuan ini, sebagian berasal dari suku Quraish dan suku-suku Arab lain, selain Ṣofiyah yang merupakan perempuan Yahudi dari suku Nadir dan Qarayza. Dengan demikian Nabi Muhammad mempunyai dua istri dari suku Yahudi Madinah (Ṣhafiyah dan Rayhanah).