tebuireng.co – Kisah istri mantan calon wakil presiden ini dialami oleh Nyai Farida Salahuddin Wahid. Perempuan seribu kekuatan layak diberikan ke Nyai Farida Salahuddin Wahid, istri dari KH Salahudin Wahid atau Gus Sholah.
Ia memiliki kisah heroik sebagai seorang istri. Salah satunya ketika momen pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden pada tahun 2004.
Kisah ini, Nyai Farida ceritakan saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan Seminar Kesehatan yang bertema “Kesehatan Otak Manusia, memajukan Peradaban Bangsa” yang dilaksanakan di Pesantren Tebuireng Jombang, Sabtu, 20 Agustus 2022 dengan narasumber Prof Dr dr Eka Julianta Wahjoepranomo.
Seminar tentang kesehatan ini sebagaimana disampaikan oleh Nyai Farida Salahudin Wahid telah lama digagas olah Gus Sholah bersama Prof Eka, kurang lebih tiga-empat tahun sebelumnya dan baru terlaksana hari ini karena kendala pandemi dan sebagainya.
Nyai Farida sapaan akrabnya menuturkan, saat Gus Sholah diusung sebagai calon wakil presiden untuk menyandingi Jendral Wiranto yang bertarung pada ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2004, ia hanya memiliki waktu yang singkat untuk melaksanakan kampanye di banyak daerah yang ada di Indonesia.
“Hanya ada waktu empat bulan kala itu,” ungkap Nyai Farida yang juga putri dari KH Syaifuddin Zuhri, Menteri Agama Indonesia RI.
Dalam waktu yang sedikit, pasangan Wiranto-Gus Solah harus meraup banyak simpati masyarakat apabila untuk kemenangannya. Sehingga, kesempatan yang ada harus dimanfaatkan semaksimalkan mungkin. Setiap saat, mereka melakukan kunjungan ke banyak daerah.
“Kami memutuskan untuk jalan sendiri-sendiri, supaya tempat-tempat yang ada bisa kita kunjungi semua,” tambahnya.
Sebagai seorang istri, Nyai Farida menceritakan kisah istri mantan calon wakil presiden dengan emosi mendalam. Baginya mendampingi perjalanan suaminya merupakan kewajiban yang harus ditunaikan.
Apalagi, saat itu suaminya sedang berjuang keras dan membawa ide yang besar untuk perubahan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia ke depan.
Dalam posisi itu, Nyai Farida tidak hanya berjuang untuk kemenangan Gus Solah. Ia juga berjuang untuk dirinya sendiri yang pada waktu bersamaan mengidap penyakit serius yang menggerogoti otak.
Ibu dari Irfan Asy’ari Wahid tidak menyebutkan apa jenis penyakitnya di depan hadirin, ia hanya mengatakan kalau wajahnya bisa membengkak dan memerah dalam waktu-waktu tertentu.
Penyakitnya memang tidak main-main, bahkan Prof Eka Julianta yang dikenal sebagai ahli bedah syaraf itu menyarankan agar Nyai Farida segera menjalankan operasi otak supaya mendapatkan kesehatan yang lebih baik.
Namun, Nyai Farida berfikir panjang. Apa bila ia mengikuti saran dokter yang menerima penghargaan Rekor Museum Republik Indonesia (MURI) sebagai satu-satunya orang pertama di Asia Tenggara yang berhasil membedah batang otak ini, maka otomatis ia harus banyak istirahat dan tidak mungkin bisa mendampingi sang suami. Karena pertimbangannya itu, ia memutuskan untuk tidak menjalankan operasi dan lebih memilih mendampingi Gus Solah setiap saat.
Kemudian, Nyai Farida berhasil melewati masa-masa yang sulit dengan ketabahan dan kebesaran jiwanya. Pada tahun 2005, ia baru menjalani operasi otak. Kemudian di tahun 2006, Gus Solah dipanggil untuk pulang ke Tebuireng dan memimpin Pesantren Tebuireng.
“Ini semua rencana Allah Swt, sekarang saatnya kita berjuang di sana,” pungkas Nyai Farida yang mengatakan bahwa itu merupakan pernyataan Gus Solah kepada dirinya saat mau memimpin Pesantren Tebuireng.
Oleh: Fikri