Kisah perjalanan dari Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam mencapai cita-cita sebagai seorang diplomat tergolong sangat menginspirasi.
Kisah tersebut dibagikan oleh Menlu Retno dalam acara Wardah Heart to Heart yang ditayangkan dalam kanal YouTube WardahBeauty.
Sebagai seorang yang sukses menjadi diplomat perempuan, Menlu Retno mengatakan bahwa tantangan yang harus dihadapi tidaklah mudah. Namun, ia menegaskan bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan dasar kebaikan pasti akan diberikan jalan oleh Tuhan.
Ia yang terlahir dari keluarga yang sederhana pada awalnya juga memiliki keraguan untuk mencapai cita-cita. Namun, dengan kedisiplinan dan kerja keras yang gigih, ia meyakini bahwa dirinya akan sampai pada apa yang diinginkan.
Menurutnya, setiap orang memiliki peluang yang sama untuk bisa meraih apa yang dicita-citakan. Usaha, kerja keras, dan doa harus menjadi penguat dalam setiap perjalanan.
Hal menarik selain kedisiplinan dan kerja keras yang dilakukan oleh Menlu Retno sebagai usaha meraih cita-cita adalah puasa. Ia mengaku bahwa dirinya seringkali melaksanakan puasa.
Menurutnya, puasa adalah salah satu kekuatan yang mengokohkan dirinya ketika menghadapi berbagai macam tekanan.
Sejak kuliah, ia rutin melaksanakan puasa sunah setiap Senin dan Kamis. Ajaran berpuasa tersebut ia warisi dari ibunya yang terus dijadikan pegangan hingga saat ini.
Sebagai Menlu RI, Retno Marsudi terus mencoba melaksanakan amanah dengan penuh tanggung jawab. Termasuk menjaga sistem rekrutmen Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI yang terbuka dan transparan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang.
Menurutnya, sistem yang baik tersebut bisa memberikan peluang bagi semua orang dari semua golongan.
Dengan begitu, akan banyak anak bangsa yang bisa mengubah hidupnya dan sangat membantu dijadikan sebagai pemotong rantai kemiskinan.
Dalam tanggung jawabnya sebagai Menlu RI, ia mengaku akan terus menjunjung tinggi nilai kebenaran. Meski tidak dapat dipungkiri bahwa pasti ada tukar menukar karena sebuah kepentingan. Namun, baginya kebenaran tidak bisa dipertukarkan.
Ia menegaskan, bahwa meski perempuan dikenal sebagai sosok yang lemah lembut, tapi kedisiplinan terhadap kebenaran tetap harus ditegakkan.
Baca juga:Kisah Inspiratif Gibran, Pemenang Hafiz Indonesia 2024