Kilatan di Pesantren Tebuireng dijadwalkan akan dimulai pada tanggal 19 Sya’ban 1444 H atau 12 Maret 2023, Pesantren Tebuireng membuka kajian kitab Shohih Muslim untuk santri dan umum.
Menurut pengurus Pondok Pesantren Tebuireng Ustadz Ilham Zidal Haq, tradisi membaca kitab hadis ini sudah ada sejak Pesantren Tebuireng dipimpin KH M Hasyim Asy’ari (Mbah Hasyim).
Pesantren Tebuireng sendiri berdiri pada 1899. Artinya, usia dari tradisi ini sudah lebih dari satu abad lamanya. Semasa KH M Hasyim Asy’ari masih hidup, ulama dari berbagai sudut negeri datang ke Tebuireng mengikuti mengaji bersama Kiai Hasyim.
“Ngaji Shohih Muslim di Pesantren Tebuireng mulai dilaksanakan pada 12 Maret sampai 8 April 2023. Kalender hijriah, 19 Sya’ban sampai 17 Ramadhan 1444 H,” jelasnya, Rabu (8/3/2023).
Ustadz Ilham menjelaskan, kitab Shohih Muslim tersebut akan dibacakan oleh KH Abdul Aziz Sukarto Faqih dari Pasuruan. Secara sanad bersambung hingga KH M Hasyim Asy’ari.
“Lokasi ngajinya di serambi Masjid Pondok Putra Pesantren Tebuireng,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, kajian kitab Shohih Muslim untuk umum tersebut bisa diikuti secara offline dengan datang langsung ke Pesantren Tebuireng. Selain itu, ngaji tersebut juga bisa diikuti lewat akun youtube Tebuireng Live dan Zello Masjid TBI.
Untuk jadwal ngaji Shohih Muslim di bulan Sya’ban 1444 ada tiga:
Pukul 13.30 – 15.00 WIB
Pukul 16.00 – 17.30 WIB
Pukul 20.00 – 21.30 WIB
Khusus bulan Ramadhan 1444 H juga ada tiga waktu:
Pukul 10.00 – 13.00 WIB
Pukul 16.00 – 17.30 WIB
Pukul 18.00 – 19.00 WIB
“Setiap yang ngaji Shohih Muslim hingga khatam nanti bisa meminta lembaran sanad hingga KH Hasyim Asy’ari ke pengurus Pesantren Tebuireng,” kata Ustadz Ilham.
Selain membuka kajian Shohih Muslim, Pesantren Tebuireng juga membuka santri kilatan pondok putra Pesantren Tebuireng. Program tersebut dilaksanakan mulai 1-17 Ramadhan 1444 H
Ketentuan mengikuti program santri kilatan ini yaitu mendaftarkan diri ke pengurus Pondok Putra Pesantren Tebuireng. Mentaati tata tertib dan aturan Pondok Putra Pesantren Tebuireng.
Syarat selanjutnya yaitu peserta pesantren kilat membayar biaya infaq administrasi sebesar Rp. 500.000.
“Kouta santri kilatan terbatas. Jika sudah penuh maka akan ditutup. Karena menyesuaikan tempat dan fasilitas,” tandasnya.