Di Era modern seperi saat ini, peningkatan kualitas diri atau self branding penting untuk diperhatikan. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh KH Said Aqil Siroj dalam acara malam puncak haul KH Bisri Syansuri ke-46 yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar, Selasa (31/12/24).
“jangan sampai menormalisasi “pakai nama bapak” dan mengagung-agungkan nasab yang dimilikinya, tanpa ada kualitas yang sepadan dengan nama besar yang diagungkan,” Ungkapnya.
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menjelaskan bahwa sudah seharusnya untuk meneladani para ulama terdahulu salah satunya seperti Imam Syafi’I dalam ketekunannya dalam belajar dan beribadah guna meningkatkan kualitas diri.
“kriteria orang-orang paling buruk adalah mereka yang hanya mampu mengaku-ngaku berasal dari darah seorang tokoh berpengaruh, tokoh terpandang yang dirinya tidak memiliki kualitas yang sama. Sejelek-jelek manusia, adalah orang yang hanya mengandalkan kakek dan buyutnya, lalu sebaik-baik orang yang mempunyai kebesaran luhurnya, ialah dia sendiri yang membangkitkan kebesaran itu,” tegasnya
Ia menekankan arti penting bermutu atas usaha sendiri tanpa bergantung pada nama orang lain sebagaimana para ulama terdahulu yang terhormat karena kualitas ilmunya, keikhlasan hatinya, dan kejernihan akal pikirannya.
Salah satu ulama yang bisa diteladani adalah KH Bisri Syansuri (Mbah Bisri) sebagai ulama yang tumbuh sebagai seseorang yang sangat berpengaruh bagi seluruh umat Islam atas kegigihan dan totalitasnya bersusah payah dalam ilmu.
Kiai Aqil menceritakan bagaimana masa kecil Mbah Bisri dihabiskan dengan menuntut ilmu di pesantren, masa remajanya digunakan untuk merantau ke Makkah dengan tujuan menuntut ilmu, hingga akhir hayatnya Kiai Bisri tak henti mendedikasikan seluruh hidup, jiwa dan raganya untuk kepentingan umat dan mengokohkan agama islam rahmatan lil alamin dimanapun beliau berpijak. Dan inilah yang harus dicontoh.
“Maka dari itu, kita harus tetap berprinsip mencintai para ulama kita sebab ulama lah yang dipercaya mampu merawat umat dan pewaris rosul. Menjadi teladan terbaik untuk kita utamanya sebagai motivasi untuk terus meningkatkan kualitas diri,” pungkasnya.
Penulis: Naffisa Izzah
Editor: Thowiroh
Baca juga: KH Said Aqil Siroj Jelaskan Tiga Warisan Emas Pesantren