tebuireng.co – Khutbah tema cinta lingkungan
Dari meja redaksi Lirboyo.net kali ini menerbitkan naskah khutbah dengan tema cinta lingkungan sebagian dari iman, sebagai bentuk dukungan terhadap pemerintah yang tengah memberikan porsi perhatian lebih akan kepedulian terhadap lingkungan dan upaya menyentuh kesadaran masyarakat bahwa agama juga sangat mempedulikan akan terwujudnya alam yang seimbang demi keberlangsungan hidup. Semoga bisa membawa manfaat. Amin.
Khutbah 1
اَلْحَمْدُ للهِ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِك. سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِك. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَه. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيرْاً وَنَذِيْراً. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَابْتَغِ فِيْمَآ آتَاكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
Ma’asyiral Muslimin…
Pada kesempatan yang mulia di siang hari ini, khatib berpesan khususnya kepada diri khatib sendiri dan kepada hadirin sidang jumat pada umumnya, untuk senantiasa bertakwa kepada Allah SWT.
Takwa dalam arti menjauhi segala hal yang dilarang syariat dan menunaikan apa-apa yang diperintahkan. Karena dengan begitu kita telah berusaha menjadi hamba yang benar-benar menghamba.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…
Khutbah dengan tema cinta lingkungan melihat hari-hari ke depan curah hujan akan semakin lebat, kita lihat di banyak tayangan televisi, kondisi di berbagai daerah terlanda banjir.
Bahkan sebagian daerah telah menjadi langganan air menggenang. Ironisnya, di bulan-bulan yang lalu, realita sebaliknya akrab di pelupuk mata kita, yakni fenomena kebakaran hutan.
[Tweet “Khutbah: Mencintai Lingkungan”]
Ratusan ribu hektar hutan terbakar dalam waktu yang relatif singkat dan berdekatan, bisa kita bayangkan berapa kerugian materi yang ditimbulkan, berapa jenis flora dan fauna yang menerima dampak buruknya, bahkan bukan tidak mungkin sebagian darinya terputus dari rantai kehidupan.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…
Semua yang terjadi sekarang ini, musibah banjir, kebakaran, kekeringan, kelaparan bahkan virus Covid-19 yang belum sepenuhnya reda hingga sekarang tak lain adalah akibat dari ulah tangan manusia itu sendiri.
Manusia yang ditugaskan sebagai khalifah di muka bumi dengan menjaga kestabilan dan kondusifitas di atasnya justru menjadi monster yang menyeramkan bagi alam.
Perusakan lingkungan terjadi di mana-mana. Eksploitasi alam digencarkan tanpa diimbangi dengan pembaharuan sumber dayanya. Penebangan hutan, penambangan, hingga hal terkecil yang jelas sehari-hari kita lakukan baik disadari maupun tidak, yakni membuang sampah sembarangan.
Di sunga-sungai dan selokan, yang nantinya ketika hujan turun deras, sampah itu akan menjadi penyumbat aliran air, sehingga banjirlah yang terjadi.
Mari bersama kita sadari bahwa semua itu bukan perilaku Islami. Agama kita tidak diam soal lingkungan. Kelestariannya menjadi perhatian serius. Dalam Al-Quran Surat Ar-Rum ayat 41 Allah SWT. tegas memperingatkan manusia akan dampak buruk yang luar biasa dari ulahnya:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
Artinya : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Jika sudah timbul musibah dan bencana, baru kemudian mereka tersadar, itupun mungkin tidak sepenuhnya.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…
Alam yang menjadi rumah kita di dunia ini tengah menderita sakit teramat kritis, kondisi iklim telah berubah. Suhu panas di bumi meningkat setiap tahunnya. Debit air laut semakin pasang akibat mencairnya gunung es di kutub.
Banyak flora dan fauna yang sejatinya menjadi penyeimbang alam punah akibat penebangan liar tanpa dibarengi reboisasi.
Di lain sisi, data dari sejumlah teori terkait lingkungan mengatakan, beberapa dekade yang akan datang populasi manusia di planet ini akan meningkat tiga kali lipat dari jumlah yang ada sekarang.
Jika demikian, bumi harus mampu memenuhi kebutuhan mereka untuk terus mempertahankan ekosistemnya, mulai dari makanan, minuman, kebutuhan gas dan sebagainya.
Sedang kondisi alam tengah kritis. Sumber dayanya dikuras habis-habisan. Maka bukan tidak mungkin kehidupan di masa mendatang akan terjadi krisis yang mengerikan.
Dengan semakin sedikitnya sumber alam yang dihasilkan bumi, manusia akan semakin egois. Negara yang memiliki sumberdaya melimpah pada akhirnya akan mementingkan keperluan penduduknya sendiri dengan menghentikan ekspor dan sebagainya.
Hadirin rahimakumullah…
Semua itu bukan untuk menakut-nakuti, namun rasanya kenyataan-kenyataan yang sekarang sudah kita rasakan menjadi semacam peneguh akan kebenaran prediksi tersebut. Lalu sekarang apa yang harus kita lakukan?
Kita ubah pola kehidupan kita, dimulai dari individu masing-masing dan berlanjut pada wilayah yang lebih luas. Sebenarnya jika kita runtut akar masalahnya, fenomena ini tidak lain karena kemerosota moral yang ada pada diri manusia. Kiranya benar apa yang disampaikan Abul Aliyah, seorang ulama kenamaan ;
مَنْ عَصَى اللَّهَ فِى الْأَرْضِ فَقَدْ أَفْسَدَ فِى الْأَرْضِ لِأَنَّ صَلَاحَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاءِ بِالطَّاعَةِ
“Siapa yang berbuat durhaka kepada Allah di bumi, maka ia telah berbuat kerusakan di bumi. Karena keterpeliharaan dan kelestarian langit dan bumi bisa dicapai dengan ketaatan.”
Keberlangsungan hidup manusia dan alam ini begitu sangat diperhatikan oleh agama. Keduanya berkaitan erat, karena manusia membutuhkan alam untuk melanjutkan eksistensinya, alam pun membutuhkan manusia sebagai penjaga dan perawatnya.
Maka mencintai lingkungan termasuk sebagian dari iman. Iman tidak terbatas pada ruang lingkup teologi secara praktis berupa iman kepada Allah, malaikat para rasul dan seterusnya,
اَلْإِيْمَانُ بٍضْعٌ وَسَبْعُوْنَ شُعْبَةً
Artinya : “Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih.”
Begitu bunyi hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, lebih lanjut sabda nabi ;
اَلطَّهُوْرُ شَطْرُ الْإِيْمَانِ
Artinya :”Kebersihan adalah sebagian dari iman.”
Perilaku bersih tidak sesempit membersihkan tubuh dan area sekitar saja, namun menjadi instrumen lebih luas dari tidak berpikiran merusak alam dan lingkungan, sekaligus tidak membiarkannya rusak. Maka bersyukurlah, pemerintah menggaungkan lagi pentingnya perhatian terhadap alam dan lingkungan hidup.
Mari kita dukung upaya tersebut. Sebab tanpa dukungan dan kesadaran dari elemen masyarakat terkecil, semangat tersebut tidak akan berarti apa-apa. Semoga kita diberi jalan dan keteguhan dalam menghamba kepada Sang Kuasa dengan turut ikut serta menjaga amanah-Nya. Amin.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II dengan Tema Cinta Lingkungan
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا الَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَممَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ أَمَّا بَععْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَززِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ