Khutbah jumat tema maulid Nabi Muhammad jadi alternatif bagi khatib yang hendak melakukan syiar dan dakwah.
الحمدُ للهِ الذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ اْلحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ اْلمُشْرِكُوْنَ أَشْهَدُ أنْ لَااِلَهَ إلااللهُ وَحْدَهُ لاشرِيْكَ لَهُ اْلحَقُّ اْلمَلِكُ اْلمُبِينُ وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ رَسُولٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِاْلُمْؤمِنِينَ رَؤُوفٌ بِاْلمُؤمِنِينَ صَلاَةُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَاِبِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إلَى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ
أمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الحَاضِرُونَ إتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إلَّا وَأنتُمْ مُسْلِمُونَ
Hadirin yang dimuliakan Allah
Marilah bersama kita meningkat takwa kepada Allah, dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Hanya dangan takwa dan Iman yang benar dan sahih, kita akan menjadi manusia yang sa’adah fiddaroin (beruntung di dunia dan di akhirat).
Hadirin sidang Jumat yang berbahagia…
Bulan rabiul awal yakni bulan Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Nabi yang mengeluarkan kita dari kemusyrikan, Nabi yang telah memberi pentunjuk terhadap jalan yang benar, prilaku-prilaku yang terpuji, sifat-sifat yang elok dan satu-satunya nabi yang bisa memberi syafaatul udzma kelak di hari kiamat, saat tiada seorangpun yang dapat memberi pertolongan kecuali Allah.
Sebagai umat yang baik, sudah sepatutnya kita introspeksi, apa saja petunjuk-petunjuk Nabi Muhammad yang telah kita lakukan? Apa saja sunah-sunah nabi yang telah kita kerjakan? Perilaku Nabi Muhammad yang mana, yang telah dapat kita tiru, padahal Allah telah berfirman pada surat Al-Hasyr ayat 7 yang berbunyi:
وَمَا أتَاكُمْ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوْا
“Apapun yang datang dari Rosul, ambillah, amalkan, dan apapun yang telah dicegah dan ditinggalkan Rasul, jauhilah”
Ayat ini dengan jelas memberi pengertian kepada kita bahwa apapun yang diajarkan Nabi Muhammad pada kita, apapun yang dilakukan oleh nabi maka sebagai umatnya kita diperintahkan Allah untuk ikut melakukannya, ikut mengamalkannya dan sebaliknya, apapun yang nabi tidak melakukan bahkan nabi melarang melakukannya maka kita diperintahkan Allah agar meninggalkan dan tidak mengerjakannya.
Lantas, apa saja yang dapat kita contoh dari prilaku-prilaku Nabi? Jawabannya banyak sekali. Seluruh kitab-kitab hadis, semuanya memuat perilaku, ucapan dan ketetapan-ketetapan Nabi Muhammad.
Semua perilaku, semua sisi-sisi dalam kehidupan telah dicontohkan oleh nabi, mulai dari hal-hal sepele yang bersifat pribadi dan harian, hingga hal yang besar, menyangkut bangsa dan negara telah dicontohkana oleh Nabi Muhammad.
Salah satu contoh kecil, berkenaan dengan bagaimana tata-cara hidup bermasyarakat, Nabi telah memberi petunjuk dengan mengatakan:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمَ الأخِرَ فَاليُكْرِمْ جَارَهُ
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Qiyamat maka Muliakan Tetangga”
Dawuh Nabi ini dengan jelas memberi pengertian bahwa siapapun yang beriman kepada Allah dan percaya dengan adanya hari qiyamat maka diperintahkan Allah agar memuliakan tetangga. Memuliakan tetangga bukan karena atas nama servis melainkan atas nama perintah Allah.
Hadirin jamaah jumat yang dimuliakan Allah
Perlu diketahui bahwa mengerjakan apa yang telah dikerjakan Nabi Muhammad, melaksanakan apa yang diperintahkan nabi, sebagaimana keterangan di atas, merupakan wujud dari cinta kepada Nabi Muhammad.
Dalam Islam, cinta nabi tidak cukup hanya dengan ucapan lisan saja, tapi cinta nabi adalah dengan cara mengamalkan apa yang diperintahkan dan dikerjakan Nabi. Hal ini didawuhkan langsung oleh Nabi Muhammad sebagaimana berikut (hadis marfu’):
مَنْ أَحْيَا سُنَّتِي فَقَدْ أَحَبَّنِي وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي اْلجَنَّةِ
“Barangsiapa mengerjakan sunah-sunahku maka dia mencintaiku dan barang siapa mencintaiku maka dia bersamaku di surga”.
Jamaah jumat yang berbahagia, cinta nabi, selain dengan cara mengamalkan sunah-sunahnya dan perintah-perintahnya, cinta nabi dapat diekspresikan pula dengan cara banyak membaca salawat pada nabi. Bahkan Nabi Muhammad telah bersabda:
مَنْ كَانَ أَكْثَرُهُمْ عَليَّ صَلَاةً كَانَ أَقْرَبُهُمْ مِنِّي مَنْزِلَةً
“Barangsiapa paling banyak membaca salawatnya kepadaku niscaya dia adalah orang paling dekat dengan aku”
Di dalam hadis lain Nabi Muhammad bersabda:
أَوْلَى النَّاسِ بِيْ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ أكْثَرُهُمْ عَليَّ صَلَاةً
“Manusia yang paling berhak menerima syafaatku di hari kiamat adalah orang yang paling banyak membaca salawatnya padaku”.
Hadirin yang dirahmati Allah…
Sebagai penutup khutbah ini, dan sebagai wujud cinta pada kanjeng nabi, mari, kita melaksanakan dan mengamalkan apa yang telah didawuhkan dan dicontohkan oleh khulafaurrasyidin yakni sahabat Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali dalam hal memuliakan maulid Nabi Muhammad SAW.
Dalam kitabاَلنِّعْمَةُ اْلكُبْرَى عَلَى اْلعَالَمِ yang dikarang oleh ulama terkenal yaitu Imam Ibnu Hajar Al-Haitami, halaman 7-8 disebutkan bahwa:
قال أبو بكر الصديق رضي الله عنه مَنْ أَنْفَقَ دِرْهَمًا عَلَى قِرَاءَةِ مَوْلِدِ النَّبِي صلى الله عليه وسلم كَانَ رَفِيْقِي فِي الجَنَّةِ
Sahabat Abu Bakar berkata: “Barangsiapa berinfaq satu dirham untuk pembacaan Maulid Nabi Muhammad SAW maka dia akan menjadi temanku di surga”.
وقال عمر رضي الله عنه مَنْ عَظَّمَ مَوْلِدِ النبيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَدْ أَحْيَا اْلإِسْلَامَ
Sahabat Umar berkata: “Barangsiapa memuliakan Maulid Nabi Muhammad SAW maka sama halnya dengan telah menghidupkan agama Islam”
وقال عثمان رضي الله عنه مَنْ أَنْفَقَ دِرْهَمًا عَلَى قِرَاءَةِ مَوْلِدِ النبِي صلى الله عليه وسلم فَكأنَّمَا شَهِدَ غَزْوَةِ بَدْرٍ وَحُنَيْنٍ
Sahabat Usman berkata: “Barangsiapa berinfaq satu dirham untuk pembacaan maulid Nabi Muhammad SAW maka seakan-akan dia telah ikut perang Badar dan perang Hunain”.
وقال عليٌّ رضي الله عنه مَنْ عَظّمَ مَوْلِدِ النبِي صلى الله عليه وسلم وَكَانَ سَبَبًا لِقِرَاءَتِهِ لَايَخْرُجُ مِنَ الدُنْيَا إِلّا بِالإِيْمَانِ ويَدْخُلُ اْلجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sayidina Ali berkata: “Barangsiapa memuliakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dan menjadi sebab dibacanya sejarah kelahiran nabi maka dia tidak akan meninggal kecuali dalam kondisi beriman dan masuk surga tanpa hisab”.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ بالقرأنِ العَظِيمِ وَنَفَعنِي وَإِيَاكم بِمَا فيهِ مِنَ الذِكْرِ اْلحَكيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَا ومِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إنّهُ هو السميعُ العليم أعوذ بالله من الشيطان الرجيم قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ ويَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكم واللهُ غفورٌ رحيمُ
Oleh: PCNU Ponorogo