Ketua Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftahul Akhyar mengingatkan pentingnya meneladani perjuangan para pendiri Nahdlatul Ulama (NU) di masa lalu. Ia mengaitkan pesan tersebut dengan firman Allah dalam Surah Hud ayat 120 yang mengisahkan perjuangan para nabi terdahulu.
وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهٖ فُؤَادَكَ وَجَاۤءَكَ فِيْ هٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَّذِكْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ
Artinya: Semua kisah rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu (Nabi Muhammad), yaitu kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu. Di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat, dan peringatan bagi orang-orang mukmin.(QS Hud;120)
“Kisah para nabi yang diceritakan Allah kepada Nabi Muhammad adalah untuk memantapkan hati Nabi agar tidak goyah dalam menghadapi setiap rintangan dalam perjuangannya berdakwah menyebarkan agama Allah sebagaimana yang juga telah dialami oleh para rasul sebelumnya,” terang KH Miftahul Akhyar dalam acara Resepsi Harlah ke-102 NU yang dilaksanakan di Gudung Istora Senayan, Jakarta, Rabu (05/02/25).
Acara tersebut merupakan malam puncak dari rangkaian acara Harlah ke-102 NU yang dimulai sejak 16 Januari lalu. Ia menambahkan bahwa peringatan Harlah ke-102 NU ini menjadi momentum yang tepat untuk menceritakan kembali perjuangan para muassis (pendiri) NU di masa lalu guna menjadi pacu semangat dalam meneruskan khidmah.
Meski dengan keterbatasan sarana dan prasarana, para muassis (pendiri) NU berhasil melahirkan sebuah organisasi yang kini menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di dunia.
“Di tengah kondisi yang serba minim, para pendiri NU mampu mendirikan jam’iyyah yang kini berperan besar bagi umat, bangsa, dan dunia. Perjuangan mereka adalah teladan bagi kita semua,” ujarnya.
Dengan mengusung tema Bekerja untuk Umat, Demi Indonesia Maslahat KH Miftahul Akhyar menekankan pentingnya meneladani dan meneruskan semangat perjuangan para pendahulu dengan terus berupaya memberikan kontribusi dan manfaat untuk seluruh masyarakat, bangsa dan negara.
“Harapan kita adalah mampu melahirkan generasi terbaik yang mapan, tidak hanya secara ilmu, tetapi juga memiliki jiwa yang kokoh dalam pendirian sehingga mampu meneruskan perjuangan,” pungkasnya.
Baca juga: Ketum PBNU: Perkuat Konsolidasi untuk Indonesia Maslahat