tebuireng.co – Keutamaan salat utaqa menarik dibahas karena ibadah ini istimewa di bulan syawal. Menjadi salah satu ibadah yang dianjurkan di bulan syawal yaitu salat utaqa (shalat pembebasan).
Keutamaan salat utaqa yaitu Allah SWT akan membebaskan orang yang mengamalkan salat sunah ini dari himpitan utang dan Allah akan memenuhi hajat mereka.
Salat utaqa merupakan ibadah istimewa di bulan syawal selain puasa sunah. Ibadah tersebut dilakukan oleh para ulama terdahulu.
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Al-Ghuniyah li Thalibi Thariqil Haqqi Azza wa Jalla, Beirut terbitan Darul Kutub Al-Ilmiyah, cetakan pertama, 1997 M/1417 H, juz II, halaman 249 menjelaskan keutamaan salat utaqa bagi orang yang menanggung utang, niscaya Allah akan menutup utangnya.
Selain itu, manfaat lain salat utaqa yaitu bagi orang yang melaksanakan salat ini dan masih dalam perjalanan maka dengan kuasa-Nya, Allah akan menyelamatkan seseorang tersebut.
Allah juga akan mengampuni dosa-dosa manusia yang melakukan salat utaqa.
Allah juga akan menggerakkan lisan seseorang yang melaksanakan salat utaqa untuk mengucapkan kalimat-kalimat mengandung hikmah. Fadlilah salat utaqa selanjutnya yaitu disediakan taman di surga.
“Kalaupun seseorang yang melaksanakan salat utawa wafat, maka kematiannya dinilai sebagai syahid yang membawa ampunan Ilahi,” jelasnya seperti dikutip dari NU Online, Ahad (21/4/2024).
Salat utaqa dilakukan dengan 8 rakaat dan setiap 2 rakaat satu kali salam. Setiap rakaat membaca surat Al-Fatihah, setelah itu membaca 15 kali surat Al-Ikhlas.
Seusai salat 8 rakaat dilanjutkan membaca tasbih 70 kali dan shalawat nabi sebanyak 70 kali lalu ditutup dengan doa selesai salat pada lazimnya.
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mencantumkan hadis berikut ini sebagai landasan keutamaan salat utaqa:
قال النبي صلى الله عليه وسلم: والذي بعثني بالحق ما من عبد يصلي هذه الصلاة إلا أنبع الله له ينابيع الحكمة في قلبه وأنطق به لسانه وأراه داء الدنيا ودواءها. والذي بعثني بالحق ما من عبد يصلي هذه الصلاة كما وصفت لا يرفع رأسه من آخر سجدة حتى يغفر الله له وإن مات مات شهيدا مغفورا له. والذي بعثني بالحق ما من عبد يصلي هذه الصلاة في السفر إلا سهل الله عليه السير والذهاب إلى موضع مراده. وإن كان مديونا قضى الله دينه. وإن كان ذا حاجة قضى الله حوائجه. والذي بعثني بالحق ما من عبد يصلي هذه الصلاة إلا أعطاه الله تعالى بكل حرف وبكل آية مخرفة في الجنة، قيل وما مخرفة يا رسول الله؟ قال صلى الله عليه وسلم: بساتين في الجنة يسير الراكب في ظل شجرة من أشجارها مئة سنة ثم لا يقطعها.
Artinya, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Demi Allah, Tuhan yang mengutusku dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan salat ini, melainkan Allah alirkan mata air hikmah di hatinya; Allah gerakkan lisannya untuk mengucapkan kalimat-kalimat mengandung hikmah; dan Allah perlihatkan kepadanya penyakit sekaligus obat dunia. Demi Allah, Tuhan yang mengutusku dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan salat ini sebagaimana aku tunjukkan, melainkan Allah mengampuninya setiap kali ia mengangkat kepalanya dari sujud. Kalaupun ia meninggal, maka kematiannya dinilai sebagai syahid yang membawa ampunan Ilahi. Demi Allah, Tuhan yang mengutusku dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan salat ini di perjalanan, melainkan Allah mudahkan perjalanan berangkat hingga pulang ke tempat yang dituju. Kalaupun ia tengah menanggung utang, niscaya Allah akan menutup utangnya. Kalaupun ia sedang berhajat, niscaya Allah luluskan hajatnya. Demi Allah, Tuhan yang mengutusku dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan salat ini, melainkan Allah berikan kepadanya sebuah makhrafah untuk setiap huruf dan setiap ayat yang dibacanya.’ Sahabat bertanya, ‘Apa itu makhrafah ya Rasul?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Makhrafah adalah sebuah taman di surga dimana seorang berkuda yang berjalan di bawah naungan salah satu pohon di dalamnya selama seratus tahun tidak juga mencapai tepi naungan itu.”
Demikian keutamaan salat utaqa versi Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, semoga bisa memotivasi untuk melakukan ibadah.