Keutamaan buah semangka menurut hadis dapat dilihat dari hadis riwayat Tirmidzi. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitabnya yang berjudul Ath-Thibb An-Nabawi menjelaskan, hadis mengenai nabi memakan semangka dan ruthab ini ada beberapa. Namun, yang sahih hanya hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi.
Kecintaan Nabi Muhammad dengan buah semangka ini pernah dijelaskan dalam beberapa hadis. Salah satunya sebagaimana yang dijelaskan oleh sang istri, Aisyah Ra:
“Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw sering makan semangka disertai ruthab (kurma muda),”. (HR At-Tirmidzy Nomor 1843, dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih At-Tirmidzy Nomor 1843).
Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fath Al-Bari mengatakan bahwasanya ia pernah menemukan riwayat hadis yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dalam Al-Ausath, bahwa Rasulullah memakan buah semangka dengan dicampur kurma. Meskipun sanad ini lemah, tapi setidaknya ada riwayat yang menjelaskan tata cara nabi memakan buah semangka.
Dalam At-Tadzkiroh Imam Al-Qurtubi menuliskan lebih rinci tentang keutamaan buah semangka:
قلت : و رأيت بخط الفقيه الإمام المحدث أبي الحسن علي بن خلف الكوفي أبي شيخنا أبي القاسم عبد الله و حدث حديثا عليه سماع جماعة على أبي الفرج محمد بن أبي حاتم محمود بن أبي الحسن القزويني في ربيع الأول سنة ثمان و تسعين و أربعمائة قال : [ حدثنا أبو جعفر محمد بن زيد الجعفري في شوال سنة ثمان و ثلاثين و أربعمائة قال : حدثنا أبي قال : حدثنا يحيى بن الحسين الحسيني قال : حدثنا عقيل بن سمرة حدثنا علي ابن حماد الغازي حدثنا عباس ابن أحمد قال : حدثنا أبو بكر بن عياش عن أبي إسحاق عن عاصم بن ضمرة عن علي رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : يا علي فكهوا بالبطيخ و عظموه فإن ماءه من الجنة و حلاوته من حلاوة الجنة و ما من عبد أكل منها لقمة إلا أدخل الله جوفه سبعين دواء و أخرج منه سبعين داء و كتب الله له بكل لقمة عشر حسنات و محا عنه عشر سيئات و رفع له عشر درجات ثم تلا رسول الله صلى الله عليه و سلم { و أنبتنا عليه شجرة من يقطين } ] قال : الدباء و البطيخ من الجنة
Ulama ahli hadis terkemuka Abul Hasan Ali bin Khalaf Al-Khufi dari Abul Qasim Abdullah, dari Abil Faraj Muhammad bin Abu Hatim Mahmud bin Husain Al-Qazwaini dari Abu Ja’far Muhammad bin Zaid Al-Ja’fari dari ayahnya, dari Yahya bin Husain dari Aqil bin Samurah dari Ali bin Hammad Al-Ghazi dari Abbas bin Ahmad dari Abu Bakar bin Iyasy dari Abu Ishak, dari Ashim bin dhamurah dari Aly RA, bahwa Rasuulullaah shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Yaa Aly, rajinlah memakan buah semangka karena airnya dari surga, dan rasa manisnya adalah rasa manis surga, setiap hamba yang memakan satu suap saja buah ini, Allah memasukkan ke dalam perutnya 70 macam obat dan mengeluarkan dari perutnya 70 macam penyakit, untuk satu suap Allaah mencatat untuknya 10 kebajikan dan menghapus darinya 10 keburukan(kejahatan) dan mengangkat(nya) 10 derajat”.
Kemudian Rasuulullaah shallallaahu ‘alayhi wa sallam membaca firman Allah surat Ash-Shaaffaat ayat 146:
وَاَنۡۢبَتۡنَا عَلَيۡهِ شَجَرَةً مِّنۡ يَّقۡطِيۡنٍۚ
“Dan kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu,” nabi bersabda: labu dan semangka adalah buah dari surga.
Menurut Ibnu Qayyim yang dimaksud semangka dalam hadis tersebut adalah semangka hijau. Semangka hijau lebih cepat dicerna oleh lambung dan lebih cepat bercampur dengan makanan yang ada di dalam perut.
Ibnu Qayyim juga menambahkan bahwa semangka sebaiknya dikonsumsi sebelum makan. Sebagian besar dokter pun menyarankan demikian yakni mengonsumsi semangka sebelum makan dapat mencuci perut dan menghindarkan dari berbagai penyakit.
Pendapat lain di kitab Maqashid Al-Hasanah yang disampaikan oleh salah satu murid Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani yakni Imam Al-Sakhawi menyebutkan hadis tentang semangka adalah palsu. Al-Sakhawi juga menguatkan penilaiannya dengan mengutip penilaian Imam Al-Nawawi yang senada.
Ibnu Al-Jauzi dalam Al-Maudhu’at mengatakan:
“Semua hadis yang berkaitan dengan khasiat semangka semuanya palsu. Kecuali ada satu hadis yang menjelaskan bahwa Rasulullah memakan semangka (ini memang bukan hadis palsu).