Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya mengatakan bahwa Muslimat memperkuat Indonesia. Hal ini disampaikan dalam acara peringatan Hari Lahir (Harlah) Muslimat NU ke-78 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada Sabtu, (20/01/24).
Gus Yahya melanjutkan bahwa diantara cita-cita Nahdlatul Ulama (NU) adalah membangun peradaban yang mana hal tersebut bisa dimulai dengan menciptakan negara yang kuat. Sementara ibu-ibu (perempuan) merupakan sebuah kunci untuk membangun negara yang kuat. Sebagaimana yang sering dikatakan bahwa perempuan adalah tiang negara.
Ia juga menyampaikan bahwa sudah lama semenjak NU baru berdiri pada tahun 1926, para pengurus NU sudah memberikan ruang dan kesempatan terbuka kepada para perempuan. Dalam hal ini adalah untuk menegaskan bahwa posisi perempuan dan laki-laki adalah setara dalam memperjuangkan bangsa dan negara.
Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Rais Aam PBNU, KH Miftahul Akhyar bahwa perempuan adalah madrasah yang mana dari rahimnya bisa melahirkan pemimpin-pemimpin dunia. Sebagaimana pemimpin paling agung yakni Nabi Muhammad SAW yang lahir dari rahim Sayyidah Aminah. Oleh karena itu, perempuan memiliki peran penting dalam membangun peradaban.
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwa diantara alasan pelaksanaan harlah Muslimat NU di 20 Januari 2024 karena merupakan angka tengah-tengah dari tanggal berdirinya Muslimat pada tahun hijriyah dan masehi.
Pada tahun hijriyah, Muslimat NU lahir pada tanggal 26 Rabiul Akhir sekitar dua bulan yang lalu dan tahun masehi pada tanggal 29 maret sekitar dua bulan mendatang. Selain itu, 20 Januari dipilih karena juga berdekatan dengan tanggal lahirnya NU pada tanggal 31 Januari. Sehingga acara harlah Muslimat NU bisa menjadi acara yang beriringan dengan harlah NU.
Di depan ribuan Muslimat NU yang datang dari berbagai daerah di Indonesia dan berhasil menghijaukan GBK, Khofifah mengajak seluruhnya untuk mengucapkan terima kasih bersama utamanya kepada bapak Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo yang telah hadir untuk ikut serta memeriahkan dan memberi semangat kepada Muslimat NU.
Ia juga menyampaikan bahwa selain meresmikan adanya hari santri, bapak Presiden telah berjasa dalam memberikan dana abadi pesantren di mana hal tersebut sangat membantu dalam memajukan dan menumbuh kembangkan pesantren.
Ketum PP Muslimat NU tersebut sangat bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh tokoh perempuan yang hadir sebagai upaya menguatkan perjuangan Muslimat NU.
Baca juga: Riwayat di Balik Kekhasan Batik Muslimat NU