Menanggapi beberapa kasus perundungan yang marak terjadi di sejumlah lembaga pendidikan, Ketua LP Ma’arif PBNU Prof Dr Muhammad Ali Ramdhani mengatakan bahwa bullying adalah bentuk penistaan terhadap nilai kemanusiaan.
Hal itu disampaikannya usai pengukuhan Pimpinan Sako Pramuka Ma’arif NU Nasional periode 2023-2028 dan Launching Jambore Internasional Sako Pramuka Ma’arif NU, yang dilangsungkan di Lantai 8 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya No. 164, Jakarta Pusat, pada Senin, 4 Maret 2024.
“Penyebabnya ialah salah satu hubungan yang tidak normal yang dipicu oleh relasi kuasa dari guru ke siswa, maupun dari senior ke junior,” ucap pria lulusan IPB ini.
Ia menegaskan, kasus-kasus yang muncul ke permukaan ini bukan hal yang umum terjadi. “Tetapi kejadian-kejadian ini, bukanlah kejadian umum. Hanya di beberapa wilayah dan lokasi. Sampai hari ini memang kami tidak memperoleh laporan dan catatan di satuan pendidikan ma’arif terjadi kekerasan seksual maupun bullying,” imbuhnya.
Ia juga menjelaskan bahwa makna pendidikan ialah untuk memuliakan manusia. “Pertama, kita menekankan makna pendidikan. Pendidikan itu pada dasarnya adalah memanusiakan manusia, memberdayakan manusia, dan memuliakan manusia. Tidak mungkin proses pemuliaan manusia apabila tidak dilakukan dengan cara-cara memuliakan. Dan bentuk kekerasan seksual, bullying, adalah bentuk penistaan pada nilai kemanusiaan. Jadi, kita menyeragamkan makna penting dari pendidikan yang pada dasarnya adalah memberikan penghormatan terhadap martabat kemanusiaan,” jelas Wakil Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) tahun 1996-2000 ini.
Sedangkan mengenai upaya yang dilakukan LP Ma’arif dalam pengawasan lembaga-lembaga di bawah naungannya ialah dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Ma’arif Bermartabat agar menjaga proses pendidikan selalu berada menempatkan kemartabatan sebagai salah satu puncak nilai-nilai kemanusiaan.
Hal ini sesuai dengan agenda pendidikan revolusi mental yang dijalankan semua lembaga pendidikan. “Kalau kita melihat proses pendidikan, semuanya berada on track. Ketika pendidikan tidak dipahami sekadar transformasi ilmu tetapi juga transformasi nilai. Untuk pendidikan di lembaga maarif, semuanya berjalan dengan baik, secara paralel, pengembangan kecerdasan-kecerdasan intelektual yang dibingkai dengan akhlakul karimah,” pungkasnya.
Penulis: M Sutan Alambudi
Editor: Ikhsan Nur Ramadhan
Baca Juga: Gus Baha dan Perihal Akar Perilaku Kekerasan