tebuireng.co – Ketua Dema Amali atau Dewan Mahasantri Asosiasi Ma’had Aly se-Indonesia Denta Fatwa Fatahillah, mengatakan kepengurusan di eranya akan banyak fokus di bidang literasi dan akan bersinergi dengan banyak instansi.
Denta Fatwa terpilih sebagai ketua Dema Amali dalam kongres ke-3 tahun 2022 yang dilaksanakan di Ma’had Aly al-Iman Bulus, Purworejo Jawa Tengah, Kamis, (24/02/2022).
Denta Fatwa merupakan mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng angkatan 2019.
“Nanti, melalui program ini kami akan memback up seluruh potensi yang mahasantri miliki, terkhusus di bidang literasi,” jelasnya.
Menurutnya, penguatan literasi menjadi program pertama yang ia promosikan kepada peserta kongres. Baginya, penguatan literasi selain berfungsi untuk mendokumentasikan ide, ilmu dan pengetahuan tentunya juga adalah untuk mengembangkan suatu bidang keilmuan itu sendiri.
“Sehingga, sangat penting direalisasikan sebagai wujud bahwa elemen yang ada di Dema Amali memiliki sumbangsih dalam membangun peradaban,” imbuhnya.
Baca Juga: Literasi dan Gus Sholah
Dalam sambutannya, ia mengatakan bahwa ke depan Dema Amali di bawah kepemimpinannya akan mengupayakan terobosan-terobosan baru dalam pemerataan Sumber Daya Manusia (SDM) antar mahasantri Ma’had Aly se-Indonesia.
“Kami akan melakukan gerakan dengan terobosan-terobosan yang baru dalam upaya pemerataan SDM Ma’had Aly se-Indonesia,” ungkapnya.
Ketua Amali asal Pesantren Tebuireng ini juga akan menguatkan masalah komunikasi yang baik dan gerak yang serentak. Sehingga, integrasi antar pengurus menjadi hal yang urgen untuk dimiliki bersama.
Dalam hal ini, Denta mengingatkan bahwa gerak signifikan dan paling mudah untuk dilakukan ialah memaksimalkan gerak di wilayah masing-masing.
“Kita harus mengintegrasi seluruh pengurus di wilayah untuk dapat menggapai Ma’had Aly se-Indonesia,” tegasnya.
Dikatakan, posisi mahasantri di era saat ini, seperti maqalah dari salah satu tokoh intelektual NahdlatulUlama, yakni Ulil Abshar Abdallahn yang berbunyi ‘Sudah saatnya Ma’had Aly menjadi solusi terhadap problem yang dialami masyarakat.’
“Saya rasa, apabila kita memiliki tujuan yang sama maka harus kita buang jauh-jauh kata paling di antara kita. Utamakan kata saling. Yakni saling mengingatkan, saling bekerja sama dan saling melengkapi,” tandasnya.
Penulis: A Fikri