tebuireng.co – Begitu banyak amalan-amalan yang dilakukan oleh ulama salafusholih terdahulu, salah satu di antaranya tradisi ulama salaf yang telah lama dilakukan namun terkadang kita tidak menyadarinya ialah amalan mengusap mata dengan jari jempol ketika mendengar azan.
روى الإمام الديلمي في مسند الفردوس” :عندما سمع سيدنا أبو بكر الصديق رضي اﷲ عنه وأرضاه المؤذن يقول اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمدا رسول الله فكرر وراءه ثم قبل السبابة او الإبهام و مسح عينيه ثم قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم من فعل مثل ما فعل صاحبي وجبت له شفاعتي
Diriwatkan oleh Imam Dailami dalam Musnad Firdaus, dikatakan bahwasanya sahabat Abu Bakr r.a. ketika mendengar muazin melafazkan asyhadu ala ilaha ila Allah wa Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah kemudian ia mencium jemari jempol, kemudian ia usapkan ke kedua matanya. Lalu ia berkata, Nabi bersabda, “barang siapa yang mengerjakan apa yang dikerjakan sahabatku, maka berhak baginya syafaatku.”
Sebagaimana yang di lakukan oleh para ulama terdahulu, setelah mengusap mata dengan jempol seraya mengucapkan “MARHABAN BI HABIBI WA QURROTU ‘AINI MUHAMMAD IBNU ABDILLAH” sebagaimana yang di riwayatkan alfaqih Abu Hasan Ali bin Muhammad ia berkata, “barang siapa mendengarkan muazin melafazkan Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah kemudian mengucapkan marhaban bi habibi wa qurrotu ‘aini muhammad ibnu abdillah lalu mencium jempolnya dan mengusapkan di kedua matanya maka ia tidak akan menderita buta selamanya’.’
من قال حين يسمع المؤذن يقول أشهد ان محمدا رسول الله مرحبا بحبيبي وقرة عيني محمد بن عبد الله صلى الله عليه وسلم ويقبل إبهامه ويجعلهما على عينيه لم يعم ولم يرمد
Lantas apa sebab yang mendasari ulama salafusholih mengamalkan hal tersebut?
Diriwayatkan bahwa Nabi Adam a.s. heran ketika ia mengetahui bahwasanya para malaikat selalu mengikutinya dari belakang, lantas Nabi Adam menanyakan hal ini kepada Allah Swt., ‘’ Ya Allah kenapa mereka selalu mengikuti ku dari belakang?’’ Allah menjawab,‘’ Ya Adam, bahwasanya mereka tertarik pada cahaya keturunanmu yang ada pada dirimu.“
Kemudian Nabi Adam meminta Allah agar memindahkan cahaya tersebut ke depan, lalu Allah meletakan cahaya tersebut di antara dua alis Nabi Adam.
Maka dengan segera para malaikat berpindah di depan Nabi Adam seraya memandang wajahnya, membuat Nabi Adam makin heran atas perilaku malaikat ini. Kemudian Nabi Adam meminta kepada Allah untuk diperlihatkan cahaya tersebut.
Lalu Allah memperlihatkan cahaya tersebut di kedua ibu jari Nabi Adam, ketika ia melihat tersebut terkagum seraya bertanya kepada Allah “cahaya siapakah ini ya Allah?” Allah menjawab, “itu adalah nur Muhammad. Wahai Adam, kalau tidak karena nur Muhammad, tidak akan kuciptakan semua ini.’’
Fadhilah amalan mengusap mata ketika mendengar azan
Dalam kitab Sabilul Idzkar wal I’tibar karya Imam Abdullah bin Alawi Al Haddad disebutkan:
(تتمة) يستحب أن يقال عند سماع الأولى من الشهادة صلى الله عليك يا رسول الله و عند الثانية منها قرت بك عيني يارسول الله ثم يقول اللهم متعني بالسمع و البصر بعد وضع ظفر الإبهامين على العينين فإنه عليه السلام يكون قائدا له إلى الجنة كذا في كنز العباد ~إنتهى قهستاني و نحوه في الفتاوي الصوفية وفي كتاب الفروس من قبل ظفر إبهاميه عند سماع أشهد أن محمدا رسول الله في الأذان أنا قائده و مدخله في صفوف الجنة و تمامه في حواشي البحر للرملي عن المقاصد الحسنة للسخاوي و ذكر ذلك الجراحي ثم قال و لم يصح في المرفوع من كل هذا شيئ
Dianjurkan ketika mendengar syahadat azan yang pertama mengucapkan, ”shallallahu alaik ya rasulallah” dan ketika mendengar syahadat azan yang kedua mengucapkan, ”qarrat bika ainii ya rasulallah” kemudian menempelkan kedua jempol pada kedua mata dan mengucap, “allahumma matti’ni bissam’i wal bashar”.
Barang siapa yang melakukan hal tersebut akan di tuntun ke surga oleh Nabi Muhammad saw.
Beberapa ulama berpendapat tentang hadis Abu Bakr r.a. di atas bahwasanya tidak hadis marfu’ yang sohih menjelaskan tentang mengusap mata ketika mendengar azan.
Mengenai hal tersebut beberapa ulama berpendapat bahwa hal itu tidak dilakukan juga tidak dilarang.
و الله اعلم بالصواب
Tholibun Kasul Kalasuba