Bandung – Momentum Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober sangat tepat untuk mengungkap dan mengglorifikasi capaian kalangan pesantren. Glorifikasi ini perlu karena santri telah ikut berjuang dalam segala lini terutama dalam mencapai kemerdekaan, namun jarang diketahui oleh publik luas.
Hal itu disampaikan Muhammad Ali Ramdhani selaku Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama, saat membuka acara “Kopdar Pengelola Media Pesantren untuk Penguatan Moderasi Beragama,” di Kota Bandung, Sabtu (16/09/2023) malam.
Menurut Ali Ramdhani, selama ini peristiwa yang terjadi di lingkungan pesantren yang mengganggu citra pesantren, hal itu langsung menjadi bahasan ramai di ruang publik. Maka seharusnya khalayak juga perlu tahu bahwa banyak hal-hal baik yang dilakukan oleh kalangan pesantren.
“Salah satu kebaikan itu adalah program kemandirian pesantren. Bagaimana pesantren mengelola perekonomian yang berdampak luas perlu mendapatkan apresiasi lebih dari masyarakat,” ujarnya di hadapan puluhan pegiat media Islam dan pesantren.
Maka menurut Ali Ramdhani kalangan pesantren perlu meningkatkan publikasi capaian yang lebih masif termasuk pengembangan Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kemenag. Menurutnya, program itu menunjukkan kalau santri tidak hanya belajar ilmu agama saja.
“Kalau selama ini masyarakat menilai santri tidak paham keilmuan umum, itu salah. Sebab ada 1000 lebih lulusan PBSB yang berhasil menjadi dokter,” terangnya.
Pihaknya akan melibatkan madrasah dan perguruan tinggi dalam peringatan hari santri tahun 2023 supaya mendapatkan atensi lebih luas dari masyarakat.
“Getaran Hari Santri 2023 harus lebih besar dirasakan masyarakat luas. Pesantren yang biasanya dapat image buruk harus kita bantah dengan menampilkan prestasi-prestasinya,” tegas Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung itu.
Pada momen yang sama, Plt Direktur Pendidikan Diniyah dan Pontren, Waryono berharap peringatan Hari Santri terus digaungkan supaya mendapatkan penerimaan publik yang luas.
Waryono menyebut, selama ini pesantren telah berjasa merawat keragaman bangsa, khususnya di tahun politik yang rawan perpecahan seperti sekarang ini.
“Bagaimana pesantren membingkai kerukunan bangsa perlu kita tegaskan dalam peringatan Hari Santri tahun ini,” ujar pria yang juga guru besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.
Sementara itu, Mohammad Nuruzzaman, Staf Khusus Menteri Agama, menekankan pentingnya afirmasi kepada santri. Ia menilai, afirmasi dimaksud dapat diberikan dalam bentuk pelatihan digital sebagai respons kaum santri terhadap perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat.
“Kalau ada puluhan atau ratusan santri yang kita beri afirmasi untuk mengikuti pelatihan digital, maka akan lahir talenta-talenta digital dari kalangan santri yang akan berkontribusi bagi Negeri,” harapnya
Baca juga: Naskah Sambutan Hari Santri 2022 oleh Pengasuh Tebuireng