tebuireng.co – Kalimat tauhid La Ilahaillallah menjadi kunci masuk surga. Ulama menjelaskan makna luar biasa dari kalimat ini sesuai dengan hadis Nabi Muhammad yang berbunyi:
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ
”Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud)
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Bahauddin Nursalim menjelaskan bahwa kalimat tauhid La Ilahaillallah sangat spesial. Tokoh agama yang biasa disapa Gus Baha ini meminta orang-orang yang biasa melafalkan kalimat La Ilahaillallah untuk terus melakukannya dan tambah semangat.
Gus Baha beralasan, karena kalimat ini adalah alasan bumi dan langit diciptakan. Dunia diciptakan untuk latihan mengucapkan kalimat La Ilahaillallah. Rasul diutus untuk melatih pengucapan kalimat La Ilahaillallah.
“Tidak mungkin orang Islam yang mengucap kalimat La Ilahaillallah jadi sesat, sedangkan orang kafir yang mengucapkan kalimat yang sama akan dihapus dosanya oleh Allah. Darahnya haram dialirkan. Karena kalimat ini kunci masuk Islam,” jelasnya saat pelantikan PCINU Taiwan.
Untuk memperkuat argumentasinya, Gus Baha menambahkan penjelasan Ibnu Qoyyum terkait fadillah kalimat La Ilahaillallah. Menurut Ibnu Qoyyum, surga dengan super mewah itu dibuat untuk orang yang melafalkan La Ilahaillallah. Sehingga kalimat tauhid ini menjadi kunci surga.
Sedangkan neraka yang luar biasa sadisnya itu diperuntukkan bagi yang menolak kalimat La Ilahaillallah. Semua yang ada di dunia dan akhirat dibuat untuk kalimat tauhid. Ini sungguh luar biasa kalimat La Ilahaillallah.
Dalam sebuah riwayat, kata Gus Baha, kalimat La Ilahaillallah adalah almizan, sebuah ukuran sejauh mana seseorang dianggap sebagai hambanya Allah itu dilihat sekuat apa meyakini, mengakui dan menolak kalimat La Ilahaillallah.
“Kalimat ini bukan kalimat biasa, maka para kiai dan wali songo dulu mencari formula agar kalimat ini familiar maka dilatih secara masif dan berulang kali. Karena pengulangannya butuh momentum maka yang paling pas yaitu saat ada orang mati, istighosah dan habis salat. Ajak wiridan,” tegas Gus Baha.
[Tweet “Ini kehebatan kalimat Tauhid menurut Gus Baha”]
Dalam riwayat Ahmad bin Hambal, tambah Gus Baha, ada seseorang yang ditampilkan di depan umum karena memiliki banyak kesalahan. Ia pun mengakui kesalahannya. Kemudian ia hanya punya satu amal yaitu mengucapkan kalimat tauhid La Ilahaillallah. Namun, karena kalimat itu ia diampuni. Karena kesalahannya tidak bisa mengalahkan nama Allah.
“Orang yang mengucapkan kalimat ini harus yakin bahwa kalimat ini istimewa. Tidak perlu takut dan khawatir dengan apapun. Jadi saya pastikan, kultur-kultur ini harus dibela secara ilmiah dan sosiologis,” pinta alumnus Pesantren Al-Anwar Sarang ini.
Selain itu, Gus Baha juga berpesan kepada para pengamal dan pembaca setia La Ilahaillallah untuk tetap istiqamah dalam membaca kalimat ini. Tidak hanya karena momentum tertentu.
Dalam kacamata tasawuf, kalimat tauhid La Ilahaillallah sangat spesial bagi pengikut tarekat Syadziliyah. Dalam mazhab Abu Hasan Syadzili, kalimat La Ilahaillallah harus diulang-ulang.
Istighfar setelah kalimat tauhid, La Ilahaillallah. Karena ketika orang kafir mengucap kan istighfar sebelum mengucap kalimat La Ilahaillallah maka tidak ada gunanya, kan belum Islam.
“Saya pastikan kesakralan kalimat ini tidak gugur karena tuduhan dari orang yang tidak sepakat. Keistimewaannya tetap abadi. Di acara NU kalimat tauhid La Ilahaillallah biasa diucapkan. Teruskan,” tandasnya.