Kabar duka datang dari Jawa Barat atas wafatnya ulama asal Indramayu yakni KH Abdul Syakur Yasin atau yang akrab disapa Buya Syakur.
Buya Syakur menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit Mitra Plumbon pada Rabu (17/1) dini hari pukul 1.30 WIB. Kabar tersebut tersebar luas dalam whatsapp grup yang bertuliskan “Innalillahi wainna ilaihri raaji’un. Sampun kapundut dateng kersane Gusti Allah (telah dipanggil ke Rahmatullah) KH. Buya Syakur Yasin Cadangpinggan. Mugi Husnul Khatimah.”
Ulama kharismatik asal Indramayu tersebut wafat dalam usianya ke 75 tahun. Semasa hidup,ia dikenal sebagai sosok alim yang selalu menjadi panutan oleh masyarakat dalam setiap tingkah laku dan akhlaknya.
Kealimannya tak lepas dari perjalanannya dalam menuntut ilmu yang telah ia lalui baik di dalam ataupun di luar negeri. selama belasan tahun, Buya Syakur telah mengarungi kehidupan untuk belajar di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat. Lalu kemudian dilanjutkan ke luar negeri diantaranya Inggris dan berbagai negara di wilayah Timur Tengah seperti Irak, Suriah, Libya, Tunisia, dan Mesir.
Pengasuh Pondok Pesantren Cadangpinggan, Kertasemaya, Indramayu ini juga kerap mengadakan pengajian yang bisa diikuti oleh masyarakat secara online melalui kanal youtube.
Buya Syakur menjadi salah satu tokoh yang seringkali menyerukan keadilan dan toleransi. Menurutnya, menghormati manusia sebagai manusia adalah salah satu hal yang penting untuk diterapkan oleh setiap orang tanpa memandang agama atau apapun. Baginya, penghormatan manusia menjadi lebih sempit apabila penghormatan tersebut ditujukan pada objek tertentu yang dimiliki manusia seperti agama, ras dan lain-lain.
Ia juga merupakan sosok yang sangat rendah hati dan ramah. Nasehatnya terkait kehidupan di dunia ataupun kematian banyak dijumpai di media sosial. Salah satu nasehatnya terkait kematian adalah ia mengatakan bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti dan tak perlu ditakuti karena hal yang penting dalam sebuah kematian adalah mempersiapkan diri.
Saat tutup usia, Buya Syakur hampir mendekati pada bulan kelahirannya tepatnya pada tanggal 2 Februari. Kepergiannya menjadi kabar duka mendalam bagi segenap murid, pecinta dan masyarakat yang kerap mengikuti pengajiannya baik secara offline ataupun online.
Baca juga:Sudah 14 Tahun Gus Dur Berpulang