tebuireng.co – Jendral TNI Andika Perkasa mengaku sangat mengagumi sosok Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Hal ini diketahui saat Andika ziarah ke makam Gus Dur pada Rabu,19 September 2018.
Ketika itu, Andika datang mendampingi Panglima TNI Hadi Tjahjanto menziarahi makam Masyayikh Tebuireng. Sejak era Jenderal Besar TNI Raden Soedirman hingga saat ini, pimpinan TNI selalu menyempatkan diri datang ke Pesantren Tebuireng.
Bahkan setelah menjabat Panglima TNI, para jendral tersebut masih datang ke Tebuireng untuk berdiskusi atau sekedar ziarah ke makam KH Hasyim Asy’ari dan Gus Dur. Dimungkinkan juga Andika Perkasa akan kembali berkunjung ke Pesantren Tebuireng setelah menjadi Panglima TNI menggantikana Panglima Hadi Tjahjanto.
“Kita benar-benar mengagumi, menghormati almarhum Gus Dur, kunjungan ziarah bapak panglima TNI beserta rombongan ini, termasuk kami, dalam rangka mengirim doa dan mohon restu karena TNI akan ulang tahun yang ke-73 pada 05 Oktober mendatang,” jelasnya.
Menurut Andika, sosok Gus Dur adalah negarawan yang memiliki kepribadian apa adanya. Namun, yang paling terkenang bagi Andika, sosok Gus Dur tidak meninggalkan ciri santrinya.
“Sebagai mantan presiden, Gus Dur bagi saya pribadi apa adanya, ketika jadi presiden juga kelihatan masih menunjukkan ciri khas seorang santri. Menurut saya itu menggambarkan kepribadian orang Indonesia yang apa adanya. Itulah keunikan Gus Dur,” imbuh Andika.
[Tweet “Andika Perkasa Kagumi Gus Dur”]
Lulusan terbaik Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) Susreg XXXVII 1999/2000 ini menambahkan jika ia sangat menyukai kepribadian santri yang begitu mencintai Indonesia.
Selain itu, menurut Andika santri Pesantren Tebuireng memiliki keistimewaan tersendiri karena bisa belajar dari keluarga besar Pesantren Tebuireng yang memang mempunyai jasa, pengetahuan dan juga kepemimpinan yang hebat.
“Jadi, saya yakin para santri, selama mereka selalu berpikir terbuka seperti halnya almarhum Gus Dur, semuanya pasti akan mengikuti jejak beliau, bahkan mungkin lebih bagus,” tandas Jendral TNI Andika Perkasa.
Andika mengawali kariernya sebagai perwira pertama infanteri di jajaran korps baret merah (Kopassus) Grup 2 /Para Komando dan Satuan-81 /Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus selama 12 tahun.
Setelah itu penugasan di Departemen Pertahanan dan Keamanan (Dephankam) dan Mabes TNI-AD kembali bertugas di Kopassus sebagai Komandan Batalyon 32/Apta Sandhi Prayuda Utama, Grup 3/Sandhi Yudha.
Jenderal TNI Andika Perkasa mengenyam pendidikan tinggi Strata-1 (Sarjana Ekonomi) di dalam negeri dan meraih 3 gelar akademik Strata-2 (M.A., M.Sc., M.Phil) serta 1 gelar akademik Strata-3 (Ph.D) dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di Amerika Serikat.
Jabatan sebelumnya sebagai perwira menengah (pamen) pada kepangkatan Kolonel (Inf.) adalah Sespri Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Komandan Resimen Induk (Danrindam) Kodam Jaya/Jayakarta di Jakarta, Komandan Resor Militer (Danrem) 023/Kawal Samudera Kodam I/Bukit Barisan berkedudukan di Kota Sibolga, Provinsi Sumatra Utara.
Kemudian di promosi ke jabatan perwira tinggi (pati) dengan pangkat Brigadir Jenderal TNI sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI-AD, Jakarta pada tanggal 25 November 2013 berdasarkan Keputusan Panglima TNI No. Kep/871/XI/2013 tanggal 8 November 2013.
Pada November 2021, ia dicalonkan oleh Presiden Joko Widodo untuk memegang jabatan Panglima Tentara Nasional Indonesia menggantikan Marsekal TNI Dr. Hadi Tjahjanto yang akan memasuki masa purna tugas.