tebuireng.co – Kiai Said Aqil Siradj menjadi salah satu calon terkuat memimpin Nahdlatul Ulama (NU). Jelang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU), Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai Said sowan ke Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Kamis (7/10/2021).
Kedatangan Kiai Said dan rombongan untuk melakukan ziarah ke makam pendiri NU KH M Hasyim Asy’ari dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Kiai Said datang ke Tebuireng dengan didampingi oleh sekretaris jenderal PBNU Helmi Faisal Zaini. Rombongan Kiai Said disambut oleh Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz.
“Tadi saat diskusi bersama Kiai Abdul Hakim Mahfudz, saya ditanya duluan, apakah ingin maju lagi? Kalau mau maju silahkan,” jelasnya.
Kiai Said kemudian menjawab diplomatis bahwa kemungkinan ia akan maju untuk periode ketiga. Kiai Said sendiri sudah memimpin NU sejak periode pertama 2010-2015 saat muktamar NU di Makassar.
Kemudian, saat muktamar NU di Jombang KH Said Aqil kembali terpilih. “Jika diminta maka saya akan maju lagi (muktamar NU),” ujarnya.

Selain ke Pesantren Tebuireng, Kiai Said Aqil dan rombongan direncanakan akan mengunjungi Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar dan ziarah ke makam KH Bisri Syansuri.
Agenda Kiai Said selanjutnya yaitu melakukan ziarah ke makam KH Abdul Wahab Hasbullah di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
Dua tokoh tersebut merupakan tokoh besar NU dan santri kesayangan KH Muhammad Hasyim Asy’ari. Keduanya pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Tebuireng
“Hari ini saya ziarah kubur ke Kiai Hasyim, Kiai Wahid, Gus Dur. Ini tradisi saya. Mudah-mudahan muktamar NU nanti lancar, sukses dan keren,” katanya
Kiai Said menambah, panitia pelaksana Muktamar ke-34 NU terus mempersiapkan forum tertinggi di NU tersebut. Berbagai pihak yang bertanggung jawab terus berbenah.
Menurutnya, muktamar jadi sorotan orang banyak karena secara anggota tidak kurang dari 102 juta anggota terdaftar. Namun, yang mengamalkan tradisi seperti NU hampir 90 persen umat Islam di Indonesia.
“Persiapan muktamar NU persiapannya sudah sekitar 80 persen,” imbuh Kiai Said.
Sesuai ziarah ke makam Kiai Hasyim Asy’ari, Kiai Said melakukan diskusi mendalam bersama KH Abdul Hakim Mahfudz dan Nyai Lily Wahid bin KH Wahid Hasyim.
Nyai Lily Chodidjah Wahid memaparkan berbagai isu dibahas dalam pertemuan tersebut. Nyai Wahid bercerita bahwa dirinya dikirimi berita dari berbagai media tentang konflik kepentingan kubu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) jelang muktamar NU.
Baginya, isu tersebut bukan subtansi yang perlu dibahas lebih lanjut. Banyak hal lain yang lebih baik dibahas. Apalagi NU lebih besar dari hanya menyoroti dua isu tersebut.
“Kita ber-NU mendarah daging. Tidak membahas hal begituan. Kita dalam mengawal NU melihat jauh ke depan. Berpikir panjang. Bukan hanya hari ini,” tutupnya.
Kiai Said selanjutnya akan ketemu beberapa tokoh pesantren di Jawa Timur.