tebuireng.co – Jalan rumit PKB jelang 2024 semakin sulit setelah melakukan konflik terbuka dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Tsaquf dan Yenny Wahid (putri Gus Dur).
Wajar jika setelah terpilih menjadi Ketua Umum PBNU, Gus Yahya semakin “memusuhi” PKB. Kali ini melalui jalur struktural, lebih efektif dan akurat. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Min) beberapa kali secara terbuka menjelaskan bahwa PKB tetap solid meskipun tidak didukung ketua Nahdlatul Ulama (NU).
Cak Imin juga terpancing kesal, membalas pernyataan Gus Yahya di media. Kata Cak Imin, Gus Yahya itu tidak ada pengaruhnya terhadap suara PKB yang sudah solid di akar rumput.
Cak Imin mungkin alpa terhadap jasa PBNU di dua periode di masa Prof Dr KH Said Aqil Siroj, bahwa peran PBNU melalui Kiai Said sangat membantu suara PKB.
Di banyak kesempatan, Kiai Said terang-terangan mendukung PKB, termasuk bertempur langsung memenangkan KH Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden Jokowi.
Jelas PKB kelimpungan. Hal ini diakui banyak para kiai dan petinggi PKB. Sebagaimana terwakili oleh pernyataan Gus Yusuf di atas.
Bahkan narasi-narasi melawan Gus Yahya pun beberapa bulan digencarkan, tetapi ternyata tidak ampuh. Posisi PBNU lebih kuat ketimbang PKB.
PBNU melalui Gus Yahya malah mengakomodir banyak politisi Nahdliyin di berbagai parpol. Cermatnya lagi, para politisi ulung Nahdliyin ini diberi jabatan yang strategis di PBNU.
Lalu bagaimana strateginya agar PKB tetap bisa–minimal–bertahan untuk 2024?
Pengamat politik Arif Nurul Imam menjelaskan, yang mendapat dampak dari perseteruan antara Cak Imin dengan Mbak Yenny serta Gus Yahya adalah Cak Imin sendiri dan PKB.
Jalan rumit akan menghampiri PKB bila konflik ini terus berlanjut. Ini tentu merugikan Cak Imin dalam mencari teman koalisi jelang 2024.
“Sedikit banyak ada pengaruh (elektabilitas Cak Imin dan PKB). Terutama jamaah NU dan Gusdurian parti akan antipati pada Cak Imin dan PKB. Jika antipati tentu dari potensial mendukung jadi tidak mendukung dalam pilpres,” jelas Arif, saat dihubungi viva.co.id, Rabu (29/7/2022).
Jelang pemilu pada 2024 mendatang, semua partai dan juga bakal capres, berlomba-lomba meningkatkan elektabilitas mereka. Maka jika konflik ini terus dilakukan, juga akan memberi dampak pada turunnya elektabilitas Cak Imin.
Arif yang juga Direktur IndoStrategi Research and Consulting itu, menilai tidak perlu bagi Cak Imin dan atau PKB sekalipun, membangun konflik tersebut.
“Persuasif saja tak usah membangun peta konflik dengan NU termasuk dengan Yenny Wahid dan Gusdurian,” kata Arif.
Sementara itu, Ketua PKB Jawa Tengah KH Yusuf Chudlori menyayangkan banyak pihak yang membenci dan menyerang Cak Imin. Padahal ia adalah kader NU tulen.
Gus Yusuf maupun para kiai (pendukung PKB) yang lain merasa PKB dan Cak Imin selama ini terus diganggu atau direcoki sejak lama oleh para Gusdurian, berikut oleh KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya yang notabene Ketua Umum PBNU.
Sebagaimana kita tahu, Gus Yahya pernah menjadi Jubir Gus Dur saat menjadi Presiden, jauh sebelum itu termasuk salah seorang yang sangat dekat dengan Gus Dur.
“Gus Muhaimin itu kurang apa, itu kakak kita, senior kita, keluarga kita, Gus kita, kelahiran NU, tulang darahnya hijau, semua gak ada yang diragukan. Tapi malah direcokin. Tapi justru ketika ada orang lain masuk, malah dipuja-puja. Sifat seperti ini gak boleh. Gak boleh sifat seperti ini. Apapun yang namanya saudara, apapun yang namanya keluarga, ini harus kita bela semampunya,” tandasnya.
Oleh: Mamang M Haerudin (Aa)